❄8

12.2K 1.7K 415
                                    

Iya, Jungkook paham sekali kalau mungkin saat ini Noona sayang-nya itu sedang gelisah, sedang banyak pikiran, sedang kacau sampai terkadang membuat pergerakan gusar seperti sekarang ini. Tapi, oh, ayolah! Bagaimana bisa gadis itu benar-benar tidak menyadari kalau sedari tadi paha dan lututnya menggesek inti tubuh Jungkook?

Lihat apa akibatnya? Celana Jungkook jadi mengembung dan terasa sesak karena Lisa telah berhasil membangkitkan sesuatu yang seharusnya tertidur.

Jungkook tahu betul kalau mereka berdua sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Tapi bagaimana bisa ia melanjutkan hari dalam keadaan tersiksa seperti ini?

Duh.

Namun karena Jungkook adalah anak yang baik, pemuda itu lantas hendak meminta izin dan persetujuan dari Lisa. Ia ingin memberitahukan gadis itu bahwa adik-nya sudah mendesak ingin menyapa dengan hangat.

Maka Jungkook melunakkan pandangannya. Ia memandang Lisa dengan tatapan memohon plus alis yang melengkung ke bawah, persis seperti seekor anak anjing yang lucu. "Noona.. Kookoo bangun.." nada bicaranya terdengar imut dan manis.

Lisa menelan saliva dengan kasar lagi dan lagi. Tentunya ia tahu kalau rajukan menggemaskan Jungkook ini akan lenyap ketika ia membuka pakaian dan melebarkan kedua paha dihadapan pemuda itu. Jungkook akan berubah menjadi beringas dan--UGH! Hanya dengan mengingatnya saja, rasanya darah Lisa sudah mulai berdesir hebat.

Lisa menggigit bibir bawahnya. Ia balas menatap Jungkook dengan pandangan menyesal. "T-tapi.. aku baru saja mendapatkan tamu bulananku. Tadi pagi."

Ah, Kookoo yang malang.

Jungkook menghembuskan napas lemas kendati bagian bawahnya sudah berdiri tegak dan bersemangat. Ia mengangguk pelan, berusaha mengerti dan tak mungkin memaksa Lisa dalam keadaan seperti itu. Pemuda tersebut lalu bangkit dari tempat tidur dan meluncur masuk ke dalam toilet untuk menyelesaikan urusannya sendirian.

Mendadak, Jungkook jadi teringat sesuatu. Saat itu Yoongi pernah mendapatinya yang baru saja selesai melakukan solois didalam toilet studio. Kemudian Yoongi berkata, 'Sayang sekali, ya, kau buang-buang begitu. Padahal bisa jadi salah satu spermamu itu nantinya akan berkembang dan tumbuh menjadi orang yang sukses. Seperti seorang pengusaha? Oh, atau mungkin seorang presiden.'

Uh.. Benar juga, ya.

Jadi setelah selesai melakukannya, Jungkook segera memasang raut wajah penuh penyesalan, kemudian melambaikan tangan pada kloset dan mengucapkan salam perpisahan. "Selamat tinggal. Maafkan Papa, nak."








°°








Satu minggu, dua minggu..

Satu bulan, dua bulan..

Lisa telah menjalani hari-hari itu dengan status hubungannya yang telah berakhir dengan Jungkook. Lisa juga telah berhasil melewati perihnya hari ketika harus dihadapkan dengan sosok Jimin bersama Roseanne yang terpampang absolut dihadapannya. Lisa benar-benar melewati itu semua seorang diri, menikmati setiap goresan luka dan rasa sakit atas penderitaannya sendiri.

Sedari awal Lisa memang telah paham mengenai apa saja risiko yang harus diterimanya ketika ia menetapkan sebuah pilihan. Seperti kesepian yang mencekik setelah perpisahannya dengan Jungkook, atau rasa sakit yang cukup menyesakkan karena ia telah menyetujui proposal kerja sama dengan perusahaan milik Jimin yang berarti ia memiliki lebih banyak waktu untuk bertemu dengan pemuda bersurai silver itu.

Memang, terkadang Jungkook masih menyempatkan diri untuk berkunjung ke apartemennya. Namun tetap saja ada sesuatu yang berbeda. Seperti, mereka berada dalam jarak yang dekat, tapi tetap memiliki sekat yang membatasi.

tell me you love me | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang