❄5

13.6K 1.5K 274
                                    

Lisa menarik napas lelah. Ia tersenyum tipis pada Taehyung, mengusap lembut pipi pemuda itu seraya berucap, "Baiklah, aku akan menenangkan dan mengobati Jungkook lebih dulu. Baru setelah itu giliran dirimu."

Taehyung mengangguk pelan dan membalas senyuman itu, membiarkan punggung Lisa menghilang dibalik pintu kamar serta menyisakan sedikit rasa sesak didadanya.

Pada kenyataannya, Taehyung memang sudah memendam rasa yang teramat dalam untuk Lisa, bahkan sebelum gadis itu berkencan dengan Park Jimin. Tapi sayangnya Taehyung terlalu pengecut. Ia tidak memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada Lisa.

Taehyung berpikir kalau akan lebih baik jika ia melihat Lisa bersanding dengan orang lain dari pada harus menghancurkan tali persahabatan mereka dan membuat gadis itu pergi meninggalkannya. Seperti saat bagaimana Lisa dan Jimin yang saling menghindar serta kehilangan satu sama lain setelah hubungan mereka berakhir. Jadi Taehyung hanya ingin menjaga Lisa dengan caranya sendiri.

Disisi lain, Lisa memasuki ruang kamarnya dengan langkah perlahan. Ada sebuah punggung tegap berbalut kaus putih diatas ranjang yang membelakanginya. Namun alih-alih langsung menghampiri, Lisa justru bergerak untuk mengambil kotak P3K terlebih dahulu sebelum akhirnya mendaratkan bokong disisi Jungkook.

"Taehyung hanya bercanda. Dia tidak benar-benar akan melamarku, Jung.." kata Lisa. Ia membawa wajah Jungkook untuk menghadap padanya dan meneliti luka-luka yang terpampang disana.

Jungkook hanya bungkam. Ia tidak terlalu peduli akan luka memar pada tulang pipi kanan dan sudut bibirnya itu kendati akan segera melakukan comeback dengan album terbaru di awal bulan depan. Tadi emosinya sungguh meluap-luap. Ia tidak bisa berpikir jernih saat bergantian menghantamkan tinju ke wajah Taehyung.

"Kami hanya akan membicarakan soal pekerjaan." kini Lisa menetesi alkohol ke atas kapas, dan mulai mengobati luka Jungkook. "Aku sengaja mengundangnya kemari karena memang sudah lama tidak berbincang bersama-sama."

Perpaduan antara alkohol dan luka memarnya sungguh menyengat dan terasa perih. Jungkook menahan ringisannya, hanya terus menatap Lisa dan masih tetap mengunci katup bibirnya rapat-rapat.

"Lagipula, kau tahu kalau kami sudah berteman sejak lama. Aku dan Taehyung bahkan lebih terlihat seperti saudara daripada sepasang teman. Apalagi--"

"Tapi kenapa?" potong Jungkook saat Lisa tengah membalut lukanya dengan salep. "Kenapa kau menjelaskannya padaku? Kenapa kau tidak membiarkan aku terjebak dalam salah paham agar aku benar-benar menyerah untuk mendapatkanmu?"

Lisa tertegun. Pergerakannya berhenti tepat saat Jungkook menyelesaikan kalimatnya. Kali ini bibirnya yang mendadak bungkam. Dan, benar. Kenapa ia melakukan itu? Taehyung memang menyuruhnya untuk memberitahu Jungkook tentang rencana pertemuan mereka yang sesungguhnya. Tapi Lisa rasa bukan itu faktor utamanya sebab sebelum itu, ia memang sudah berniat untuk menjelaskannya pada Jungkook tepat ketika pemuda itu mulai melangkahkan kaki menuju ruang kamar.

"Lalu, kenapa kau mengobatiku lebih dulu? Tae-Hyung memiliki luka yang lebih parah dariku. Kenapa kau tidak menanganinya lebih dulu?" tanya Jungkook.

Lisa semakin membeku dan kehilangan kalimat. Ia hanya bisa menatap netra sehitam jelaga milik Jungkook tanpa bisa berucap apa-apa. Ini benar-benar diluar dugaan, karena Lisa adalah tipe gadis yang cerdas dan intelektual. Ia selalu memiliki cara dan pemikiran yang luas terhadap persoalan apapun. Tapi sekarang?

Jungkook tersenyum tipis. "Maaf kalau pertanyaanku berlebihan dan membuatmu bingung. Tapi aku berjanji takkan melakukannya lagi. Aku takkan membuat keributan semacam itu lagi hanya karena cemburu atau sejenisnya. Aku akan selalu ingat kalau kita sudah tidak memiliki hubungan dan aku tak lebih dari seorang teman atau adik untukmu."

tell me you love me | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang