chapter 2

2.5K 250 9
                                    

Satu gelas bertangkai yang berisi cairan merah pekat terjulur ke arahnya, nayeon dengan senang hati meminumnya hingga tandas.

"Kau berisik sekali.. "cibirnya pada sosok yang setia berada disampingnya saat ini.

Hingar bingar suara musik bergenre pop and funk yang sanggup memekakkan telinga serta kilasan cahaya berwarna warni dimana mampu membuat pening kepala, belum lagi banyaknya manusia nista yang menari hingga lupa diri menjadi pemandangan miris yang ditangkap kedua indera penglihatannya.

Jeongyeon termangu di tempatnya.

Yoo jeongyeon, pria rupawan yang memiliki tubuh tinggi nan ideal. Hidungnya mancung bak prosotan anak TK, bola matanya begitu indah tersimpan dibalik kelopak yang berdiri sejajar. Garis rahangnya tegas, pipinya tirus. Lengannya berotot, dadanya bidang. Enam pack roti sobek terselip dibalik kemejanya. Penampilannya hedonis dan perlente. Gaya rambutnya tertata rapi dan kekinian. Wajahnya bersih dan mulus.

Sangat tampan.

Namun sayang.....

"Apa kau bahagia disentuh oleh banyak pria.. "sindirnya, nadanya memang tenang seakan tak ada ekspresinya sama sekali, tapi pancaran matanya itu, kian menunjukkan aura dingin yang mematikan.

Beruntung nayeon tak menyadari hal tersebut, bisa jadi ia akan mati membeku.

"Tsk.. "

"Kau berdecih? "sungut jeongyeon seraya menoleh, dan pastinya melotot sangar.

"Ya.. "

Pria itu tak membalas, namun nayeon tau jika sorot kelabu itu masih senantiasa menodongnya.

"Aku jenuh.. "Jeongyeon mengacu pada prilaku nayeon, tapi sayang, si wanita kurang peka.

"Carilah pria yang bisa menghiburmu atau memuaskanmu.. Kau pasti tak akan jenuh lagi"saran nayeon.

Jeongyeon mengangah seketika. Tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, untungnya pria itu pintar dalam memainkan emosi. Walau kesal, ia masih dapat menunjukkan rautnya yang datar.

"Tapi sebelum itu aku ingin bertanya apa nikmatnya ketika lubangmu dihujam penis.. "tanya nayeon lugu.

Iyuuhh, dia tak bisa membayangkan jeongyeon bercinta dengan sesama pria.

Sayup-sayup jeongyeon menggeratkan giginya, di dalam sana, jelas ia lumayan emosi.

"Kau tidak akan bisa membayangkannya.. "balasnya sinis dengan tone yang sengit.

"Apakah milik teman kencanmu besar, bisakah aku mencobanya.. "kekeh nayeon di akhir kalimat.

Pria tampan itu dapat merasakan hawa mabuk yang kini menyerang nayeon.

"Omonganmu sudah ngelantur."desisnya kesal.

"Yass.. Aku masih memiliki nafsu.. "

"Kau terlalu banyak bicara omong kosong.. "hardik jeongyeon.

Jeongyeon bangkit sembari menarik lengan nayeon.

"Ayo pulang.. "

"Pulanglah duluan.. "tolaknya dengan lambaian tangan.

Tanpa menjawab satu kata pun jeongyeon melengos begitu saja.

Nayeon mengabaikannya, minuman keras itu lebih menarik perhatiannya dari pada jeongyeon.

"Dasar wanita aneh.. "decak jeongyeon yang saat ini lebih memilih memandangi nayeon dari jauh, secara sembunyi-sembunyi.

Hampir satu jam pria itu harus menahan gejolak amarah ketika banyak wanita berpakaian minim yang tak punya sopan santun berusaha menarik perhatiannya mati-matian. Wanita-wanita jalang itu tanpa malu dan kenal lelah merayunya bahkan ada yang menawarkan harga banting.

Sexy, Free, and SingleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang