Hening meresapi hanya hembusan angin yang menerpa, merangsek melalui jendela yang sedikit terbuka, menerbangkan horden yang menggantung terjuntai.
Sepasang netra kelabu menatap nanar sosok yang terbaring di ranjang pesakitan. Sebelah tangannya menggenggam erat jemari milik si pasien.
Meski aura luar yang tenang cenderung mendominasi namun tak bisa ia sangkal juga bahwasanya hatinya begitu khawatir.
"Ucchh.."
Jeongyeon segera mengurai jemari tangan nayeon yang ia genggam sesaat ia menyadari wanita itu mulai siuman.
"Tsk.."Pelupuk sayu mengerjap perlahan sebelum akhirnya terbuka penuh.
Sebuah kamar petak bercat putih. Tanpa bertanya nayeon sudah tahu jika ia berada dirumah sakit. Terlebih aroma obat yang semakin menusuk menggelitiki rongga hidungnya.
Ah sialan..
Namun, satu hal yang membuatnya sukses menahan napas, yakni kala ia menemukan figur berwajah es yang kini memandanginya sendu.
"Jeong____"paraunya.
"Kau hamil.."
"APA?"
Jeongyeon langsung mengabarkan apa yang sedari tadi bercokol dikepalanya.
Pria ini memang kelewat to the point. Ia tak suka bertele-tele.
Tapi seenggaknya sebelum mengatakan hal yang bisa membuat nayeon sesat nafas ataupun jantungan. Paling tidak ia menanyakan dulu keadaan wanita tersebut.
"Y-yang benar saja.."
Nayeon membeliak matanya. Jantungnya bertalu-talu. Mendadak ingatan tentang insiden yang terjadi di mansion keluarga Son menari di kepalanya.
No...
Reflek nayeon menyentuh perut bagian bawahnya.
Mengerti kegelisahan yang saat ini nayeon rasakan, jeongyeon pun angkat suara.
"Dia baik-baik saja..."ungkapnya. Meski tadi terjadi pendarahan. Tapi untungnya janinnya masih dapat diselamatkan.
"Syukurlah..."cicit nayeon.
Dalam samar ia tersenyum kecil. Batinnya serasa menghangat, hatinya begitu sumringah.
Nayeon tak dapat menjabarkan betapa bahagianya ia. Sebentar lagi wanita yang membenci memiliki suami ini akan menjadi seorang ibu.
Wanita itu membelai lembut perutnya.
Di sana, didalam rahimnya telah tertanam seonggok daging yang akan tumbuh menjadi tubuh manusia. Calon buah hatinya, keturunan yang ia anggap mustahil.
Sungguh tak dapat dipercaya.
Kelopaknya berkaca-kaca. Ia terharu.
"Bagaimana bisa kau tidak sadar jika kau sedang berbadan dua." sengit jeongyeon. Ia begitu gemas dengan keteledoran nayeon.
Wanita ini bodoh atau apa...sedikitpun ia tidak tahu jika sedang mengandung.
Jeongyeon menebak pasti wanita model nayeon ini tak pernah peduli dengan siklus datang bulannya.
Kini, Lelaki itu cuma bisa berharap selama beberapa bulan ini nayeon tak mengkonsumsi minuman beralkohol.
Dan syukurnya, nayeon tidak melakukan itu.
"Mana aku tahu..aku sama sekali belum pernah mengalaminya..lagi pula kita hanya melakukannya satu hari"desis nayeon. Rasa senangnya berganti rasa kesal bukan main. Namun secara tak disengaja ia mengungkapkan jika jabang bayi yang dikandungnya adalah hasil persilangan antara sperma jeongyeon dan sel telurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy, Free, and Single
FanfictionBagi seorang Im nayeon Menikah adalah sebuah kata yang harus ia singkirkan dalam kamus kehidupannya. Tapi apa jadinya jika ia mendadak menginginkan seorang bayi, apa yang akan ia lakukan..nantikanlah.. 2yeon version.