Sang surya kini nampak bangga mengabarkan eksistensinya. Sinar kemilaunya secara teratur menusuk kelopak yang saat ini masih tergulung dalam singasana ranjangnya.
"Tsk.. Kepalaku.. "
Sengatan di organ kepalanya itu menyentak tidur panjang nayeon.
Secara bertahap ia membuka manik kelamnya. Mengerjapnya cepat sebelum melebarkannya singkat.
Nayeon terduduk lesu. Kepalanya masih menunduk lemas.
Menyibak selimut yang menenggelamkan tubuhnya sepanjang malam, nayeon bangun dan melangkah tertatih menuju dapur guna meraih segelas air mineral.
Tenggorokannya sudah mengering dan gersang.
Ia butuh cairan untuk memgatasinya.
"Eh.. "
Wanita itu berjengit setelah mendapati figur pria yang menurut pandangan matanya begitu tampan, tengah menggunakan celemek dan memegang spatula. T-shirt ketat tanpa lengan menonjolkan bahu lebar lumayan membuat nayeon bergetar.
Ingin sekali memeluknya dari belakang.
Wow...
"Kau sudah bangun? "tanya yang bersangkutan setelah ia menyadari kehadiran nayeon disana.
Eh...
Jeongyeon menatapnya tajam sampai-sampai nayeon dibuat kikuk olehnya.
"Mengapa kau disini? "
Nayeon pikir setelah jeongyeon mengantarkannya pulang, pria itu akan langsung pergi. Dia sama sekali tak berharap jeongyeon menginap meski keberadaan pria itu juga ia inginkan.
Dan syukuri.
"Hn.. Menjaga wanita gila yang selalu menjerit ingin membuat bayi.. "nadanya cukup monoton.
Nayeon menakup wajahnya malu.
Mabuk memang selalu membuatnya hilang kendali.
"Minum ini.. "
Jeongyeon menyodorkannya segelas teh camomile serta sepiring panekuk dengan saus madu.
"Empp.. "
"Karena kau sudah bangun.. Sebaiknya aku pergi.. "
Jeongyeon melepaskan celemek sebelum meraih jaket jumpernya.
"Bi-sakah kau temani aku seharian ini.. Banyak yang ingin aku tanyakan"mohon nayeon. Mimiknya ia buat semelas mungkin.
"Sibuk.. "balasnya singkat. Acuh tak acuh.
"Tsk.. Kau kejam.. "nayeon memanyunkan bibirnya.
"Temui aku nanti di rumah sakit.."ucap jeongyeon setelah itu ia pergi meninggalkan nayeon dan apartementnya.
Nayeon tersenyum senang kemudian melanjutkan sarapan spesial yang dibuatkan oleh sosok special.
.
.
.
Seorang wanita terenyuh mendengarkan detak jantung janinnya untuk yang pertama kali. Sang suami, Hatinya pun juga turut menghenyak haru, menyaksikan resolusi gambar calon bayi mereka.
"Usianya 9 minggu.. "
Jeongyeon begitu fokus mengamati layar monitor di depannya.
"Diameter kantung janinnya normal.."
Suami istri itu merasa bahagia.
Jeongyeon selesai melakukan pemeriksaan pada si ibu muda. Ia segera mengeprint hasil Usg pasiennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy, Free, and Single
FanfictionBagi seorang Im nayeon Menikah adalah sebuah kata yang harus ia singkirkan dalam kamus kehidupannya. Tapi apa jadinya jika ia mendadak menginginkan seorang bayi, apa yang akan ia lakukan..nantikanlah.. 2yeon version.