chapter 8

5.3K 261 26
                                    

Pakaian yang membalut kini ditanggalkan secara suka rela.

Mendesah di atas ranjang dengan tubuh bertelanjang tanpa busana.

Menindih dalam posisi sang lelaki berada di atas, memeluk dengan tungkai kaki si wanita terjepit diantara milik si pria.

Manik tegas bertatapan dengan netra berkabut sayu, tatapan lekat yang mencoba menyelami sorot mendalam yang penuh makna.

"Jeong..ahhh...a-ak___"

"Hn.."

Nayeon menggigil, sentuhan memabukkan sanggup menjadikannya sosok yang tak berkutik. Siap dijamah, siap untuk dinikmati.

"Enggg...."erang nayeon.

Dia tak mampu lagi membedakan mana kanan ataupun kiri, atas dan bawah, maupun nyata serta khayalan.

Bagi nayeon, sekelebat birahi yang meraung-raung itu harus segera di selesaikan.

Tuntas diimbangi dengan rasa nikmat menjalar.

"Emmp.."

Bibir plum berona pink.

Jeongyeon asyik mengecup manisnya benda lembut nan kenyal beraroma cherry itu. Menghisapnya dalam ritme pelan namun begitu mampu membuat nayeon terbuai, mendorongnya untuk segera membalas ciuman intim yang tak hanya berisi dentuman nafsu semata.

Saliva saling terbagi, kedua bibir basah oleh liur sang partner sejati.

"Owh.."

Nayeon menggelinjang, mulut kian terbuka lebar kala halusnya tangan jeongyeon membelai punggung bebasnya, terus hingga tiba di perut, merangkak naik dengan perlahan-lahan dan berhenti di satu titik sensitif seorang wanita. Puting dengan aerola pink, kini terlena oleh gerakan jemari yang berputar.

Lidah ikut bergerak aktif selaras dengan kerja tangan yang semakin agresif memeras payudara yang tak terlalu besar tapi pas di dalam genggaman. Squishy..

Dalam samar jeongyeon tersenyum disaat nayeon dengan senang hati turut memainkan lidahnya.

Jeongyeon ikut menegang, penis yang terlanjur menegak keras digoda oleh paha nayeon yang tak bisa diam, terus bergerak gesit, sinkron dengan sang empunya yang kian meremang.

Ciuman yang semakin menuntut menjalar ke leher, menjilati hingga sesekali menghisapnya kuat. Menciptakan sebuah lingkaran kemerahan. Cupang yang terbentuk di sepanjang leher sampai punuk.

"Aahhh...jeo-nggie..."

Nayeon kian kelimpungan, tangan nakal yang tadinya sibuk meremas buah dadanya kini telah sampai di kelaminnya. Membelai labia mayora yang tak berbulu, bersih dan menarik, terlihat nayeon sangat baik merawatnya.

Rabaan gemulai nan lentur merangsang sekitar bibir vagina dan perlahan menyentuh vulva.

"Eh...owhhh.."

Wanita itu berjengit, kelopaknya membola diikuti pangkal paha yang kian terbuka lebar ketika jemari jeongyeon mengorek klitoris, mengusapnya lumayan kasar sampai benda sensitif wanita itu benar-benar membengkak tegang.

"Aaahhh...say-ang...ter-uuss.."

Nayeon memekik. Jilatan di telinga ditambah pula sentuhan di klitoris dan pembukaan vaginanya makin membuat ia belingsatan.

Semakin basah dengan cairan vaginalnya.

Bibir plum jeongyeon mulai turun menghampiri pucuk payudara nayeon yang sedari tadi menganggur. Tanpa di perintah ia segera memasukkan puting memanjang itu kedalam mulutnya, menjilat, menggigit serta menghisap.

Sexy, Free, and SingleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang