[ 01 ]

9.5K 545 75
                                    


-,’ Kim Sunwoo ‘‚-

— 시작 —

"Proposal gue tunggu besok. Jangan ada kesalahan lagi."

Aku menarik napas perlahan, lalu menghembuskan nya secara diam diam. Memberikan senyum yang amat sangat terpaksa pada laki-laki yang sedang duduk manis di bangku kebesarannya di ruang ini.

Ia yang awalnya menatap lembaran proposal kegiatan buatanku yang ada di meja kini mendongak, melirik kecil ke arahku dengan wajah menyebalkan nya itu.

"Oke, kak. Hari ini bakal ku perbaiki." jawabku menahan diri untuk tidak menunjukkan raut kesal padanya.

Dia mengangguk kemudian mendorong tubuhnya kebelakang, dan menyandarkan tubuhnya menjadi lebih rileks ke punggung kursi.

"Permisi, kak," kataku berpamitan dan berbalik.

Dengan muka masam aku berjalan keluar meninggalkan ruangan osis.

Bel berbunyi bertepatan dengan aku yang duduk di bangku ku. Saat aku sedang menyiapkan buku untuk pelajaran jam ini, tiba-tiba saja dari arah belakang seseorang menepuk pundakku.

Aku menengok dan mendapati wajah penasaran dari Eric, teman sekelas ku yang juga termasuk teman sesama osis.

"Gimana? Disetujui nggak?" tanyanya.

Aku menggeleng pelan sambil menghela napas. Eric pun ikut mengehela napasnya, ia pasti juga merasa kesal sepertiku. Karena, bagaimana pun kami berdua sama sama merasakan bagaimana sikap tidak menyenangkan dari ketua osis kami.

"Ini udah ketiga kalinya, gue ngajuin rancangan proposal buat kemah. Tapi ini juga jadi yang ketiga kalinya, proposal gue ditolak karena nggak sesuai keinginannya." kataku bercerita.

"Sabar aja, deh. Sunwoo gitu karena proposal nya nanti bakal diajuin sama kepsek. Pastinya dia pengen proposalnya bisa sebaik mungkin." hibur Eric.

Aku mengangguk, mencoba untuk menghilangkan rasa kesal yang ada. Lalu kembali menghadap depan ketika guru sudah masuk ke kelas.

• • •

"Kenapa ngegembel disini?"

Aku yang tengah berjongkok sambil melamun di pinggir jalan mendongak. Menatap sesosok laki-laki yang baru saja mematikan mesin motor yang ditumpangi nya.

Aku mendengus dalam hati. Kenapa harus dia yang muncul ketika aku sedang tertimpa masalah?

Iya, masalah karena sampai jam setengah tujuh malam aku belum pulang.

Aku baru keluar dari sekolah sejak satu jam yang lalu, menunggu angkutan umum yang harusnya berlalu-lalang sejak tadi.

Namun karena hari semakin petang, dan udara menjadi lebih dingin membuatku lelah untuk terus-menerus berdiri. Sehingga aku pun berjongkok dari sepuluh menit yang lalu, tanpa menyadari jika laki-laki ini berhenti di depan ku.

"Lo mau pulang?"

Pertanyaan yang sangat tidak bermutu. Karena seharusnya ia sudah tau tanpa perlu diberitahu.

"Iya kak," Walaupun begitu, bibirku tetap bergerak untuk menjawabnya.

"Ayo gue anter." ajaknya yang membuatku terdiam.

Imagine'zTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang