4′

285 11 0
                                    

Sevara natap wajah yang sedang tidur di sampingnya.

Wajah Mark yang lagi tidur keliatan tenang dan polos kayak bayi, berbanding terbalik kalo bangun. Sifatnya yang suka manja dan minta di peluk terus olehnya. Jangan lupakan, otak mesumnya.

Jujur, Mark keliatan ganteng banget sekarang di matanya Sevara. Ya memang setiap hari ganteng, cuman Sevara gamau ngaku. Ntar dia di ledekin Mark.

Dia ngelus pipi Mark lembut yang ngebuat Mark makin rapatin badannya ke Sevara. Dan tangan Mark yang ada di pinggangnya makin mempererat pelukannya.

Padahal tadi malam Sevara naroh batas make guling biar Mark ga meluk-meluk dia kalo tidur, Sevara suka engap sih kalo di peluk Mark, apalagi Mark suka ga nyante meluknya. Tapi bukan Mark namanya kalo udah ketemu Sevara dia ga meluk gadis itu.

Pas mau tidur emang ada pembatas dan Sevara ngelarang Mark mindahin guling itu, tapi pas Sevara udah tidur nyenyak Mark malah mindahin gulingnya itu ke sisi lain dan meluk Sevara sampe pagi.

"Hey, baby boy. Wake up." dia nepuk-nepuk pipi Mark pelan.

"Hngg.." Mark hanya melenguh sebagai respon.

"Ck, bangun Mark!" ucap Sevara sambil menyibakkan selimut dan langsung duduk dari tidurnya tapi tetap aja tangan Mark masih di pinggangnya.

"Ih sakit yang!" Sevara nyubit tangan Mark yang masih meluk pinggangnya.

"Yang yang badan lo kuyang. Bangun! Jadi jalan-jalan ngga?!"

"Masih pagi juga ah." gerutu Mark.

"Pagi, pagi mata lo lima. ini udah jam 9!"

"Masih pagi itu babe... udah sini tidur lagi." kata Mark dengan suara serak khas orang baru bangun tidur sambil narik Sevara biar tidur lagi.

"Bangun atau aku pulang sekarang?" ancam Sevara.

"Ish iya iya." Mark bangun dan duduk. Tapi bukannya duduk ngumpulin kesadaran, dia malah meluk Sevara. Dua kakinya Mark ada di pinggang nya Sevara, terus tangannya ada di atas dada dan kepalanya Mark nyender di bahunya madep ke leher.

"Astaga Mark Lee!" Sevara goyang-goyangin badannya supaya bisa lepas dari kuncian Mark, tapi nihil. Mark malah makin erat meluknya.

"Bobo lagi babe." sambil ngecup leher jenjang Sevara.

"Geli ih. Gausah cium-cium!" Sevara kegelian, dia paling gabisa lehernya di pegang apalagi ini di cium-cium. Langsung merinding dia.

"Tadi malem yang diem kek patung pasrah di cium siapa?" bisik Mark dengan suara seraknya.

Asli, Sevara tambah merinding.

"Itu kaget namanya, makanya ga gerak-gerak."

"Kok tau?"

"Ya kamu nyium aku tadi malem!" Sevara langsung melotot pas dia sadar apa yang barusan dia bilang.

Mark pun cekikikan,"Tapi suka kan?"

"Engga tuh." ucapnya bohong.

Dia suka. Di cium. Sama Mark.

"Dont lie to me, baby. I've told you, i know you so well." ucap Mark yang berbisik di telingannya. Mark meluk Sevara gini bikin dia pengen nyium lehernya Sevara lagi.

Dukk!

"Aah!" Mark ngelepasin pelukannya dan megang kepalanya. iya, tadi Sevara sengaja ngebenturin kepalanya sama kepala Mark. Biar pelukannya lepas. Sesek soalnya. Mana Mark gatau diem nyium-nyium lehernya. Kan geli.

"Rasain huh." Sevara langsung bangkit dari kasur dan pergi kamar mandi.

Sementara itu Mark masih ngusep-ngusep kepalanya yang nyut-nyutan gara-gara kepala Sevara yang sengaja di adu dengan kepalanya. "Bar-bar bener, untung sayang." gumam Mark.

insecure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang