9′

182 7 0
                                    

Tes tes tes tes byurr

"Lah hujan. Bawa mobil apa motor kak?" tanya Sevara dengan tatapan khawatir.

"Mobil kok."

"Oh yaudah bagus. Entaran aja pulangnya kak" dia bernapas lega. Dan melihat ke arah luar.

Sepertinya hujannya bakal lama.

"Emang kenapa?" tanya Doyoung.

"Ya itu, kan lagi hujan. emang ka Doy mau pulang sekarang?"

Dia mengambil boba yang di belikan tadi dan meminumnya.

"Engga, gue kirain tadi lo mau gue lama-lama disini, lagian kalo bisa sih hujannya sampe besok." -Doy

"Lah terus ka Doy gamau pulang?" tanyanya sambil menyipitkan matanya.

"Maunya bawa lo pulang juga." kata Doyoung sambil menopang dagu.

"Yee ka Doy mah ngawur." setelahnya Sevara terkekeh pelan.

"Jangan gitu, gue kayak kuyang jadinya."

Dia hampir tersedak boba mendengar ucapan Doyoung.

"Ha? maksud nya? Gitu gimana?" tanya Sevara sambil menatap ngeri ke arah Doyoung dan bergeser sedikit menjauhi lelaki yang duduk berada di sebelahnya ini.

Ini juga sudah hampir jam 10 malam, diluar juga hujan.

Dia tiba-tiba was-was jika benar di sampingnya adalah doppelganger ka Doy.

"Bukan. Jantung gue mau melayang rasanya."

Sedangkan orang yang berada di depan pagar Sevara terus memandang ke arah ruang tamu dengan ekspresi yang sulit di jelaskan dengan badan yang sudah basah kuyup.

···

Dia sekarang lagi jalan-jalan di sekolah, soalnya Sevara kebanyakan diem di kelas atau ga ke kantin doang. Jadi dia pengen lebih tau tentang seluk beluk sekolahnya. Soalnya biar dia ga nanya-nanya uks dimana, toilet yang terdekat dimana.

"Heh gendut!" teriak seseorang.

Deg.

Jantungnya langsung tiba-tiba berdetak sangat kencang.

Apa aku? Batinnya.

"Iya! Lo yang lagi diem disitu! Sini lo!"

Sevara noleh takut-takut dan melangkahkan kakinya ragu ke arah orang yang memanggilnya tadi dengan keringat dingin dan jantung yang berdetak kencang.

Tapi seseorang segera berlari dan menabraknya hingga terjatuh.

"M-maaf! Gue buru-buru!"

Saat Sevara melihat orang yang menabraknya, dia terheran sejenak. Orang yang menabraknya barusan menghampiri gadis yang memanggilnya tadi.

"I-iya kenapa?" tanya anak itu gugup.

"Pake nanya! Sekarang giliran lo buat pergi beliin gue makanan." anak itu kemudian mengangguk.

"U-uangnya mana?" tanyanya dengan takut.

"Make duit lo lah!" bentak gadis itu.

"T-tapi gue lagi ga duit jin.." cicitnya.

"Ya bodo amat, gamau tau gue pokoknya gue kasi waktu 10 menit buat lo beliin gue makanan di kantin dan jangan lupa minuman. Gue tunggu lo di kelas, awas lo kalo lama." anak yang di perintah ngangguk dan sedikit berlari pergi ke arah kantin.

Dadanya sesak. Dia harus pergi ke kelas.

Sial. Traumanya datang lagi.

Sevara berdiri menunduk dan melangkah gontai sambil memegang dinding dan sebelah tangannya lagi menahan rasa sesak di dadanya. Dia harus segera sampai ke kelas.

insecure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang