Chapter 1

1.6K 62 5
                                    

[Picture is not belong to me. Its credit to the owner.]

Sorry for the typo 😉🙏

Cahaya pagi yang menyinar di sebalik gorden jendela tidak menganggu tidur seorang pria manis yang bisa di bilang manisnya mengalahkan manis seorang gadis atau wanita. Tetapi tiada siapa yang tahu di setiap tidurnya ada yang selalu menemani. Iaitu lelaki tampan yang berkulit tan dengan wajahnya sangat tampan dan jangan lupa tatapan matanya yang tajam tetapi memukau setiap wanita atau uke. Pria manis itu terlihat bahagia di setiap tidurnya. Tetapi tiada siapa pun tahu bahawa kenyataannya dia tidak sebahagia itu. Dia selalu bisa menyembunyikan perasaannya itu dengan tersenyum. Senyuman yang di paksa agar tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam hatinya. 

Tok..

Tok..

Tok..

"Papa bangun. Ini sdah siang loh."

Hening...

Pintu di ketuk sekali lagi tetapi penghuni bilik tersebut masih bergelut dalam selimut kerna semalam dia tidak dapat dengan tenang.

Tok..

Tok..

Tok..

"Pa bangun. Ini sdah siang pa."

Keningnya berkerut kerna papanya tidak pernah bangun lewat seperti ini. Apa lagi kalau hari libur. Papanya sentiasa bangun awal untuk menyediahkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Kerna tidak ada respon dari papanya. Balita berumur 5 tahun itu memutar kenop pintu bilik tersebut.

Ceklek...

Setelah masuk dia terus berlari ke arah ranjang papanya lalu dengan sedikit kepayahan dia naik ke ranjang untuk membangunkan pria yang masih tido dengan manisnya. Kemudian dia tersemyum melihat papanya yang masih tido dengan lelap sekali. Tanpa membuang masa dia terus naik ke tubuh papanya lalu..

Chup..

Chup..

Chup..

"Pa bangun. Pin lapar pa. Ayo bangun."

Masih tidak ada respon dari pemuda tersebut.

"Hiks..Hikss..Pa bangun."

Air mata mula keluar dari mata cantik balita tersebut. Mendengar tanggisan putranya membuat pria tersebut terus bangun kerna sdah membuat jagoannya menangis. Sejujurnya dia sudah bangun dari tadi waktu jagoannya memberi kucupan di bibir. Dia tidak menyangkah dari ulahnya itu membuat putranya menangis.

"Pin kenapa menangis?"

Kelihatan raut kuatir di wajahnya.

"Hiks.. Hiks.. Pin.. Ta.. Takut." kedengaran suara bergetar dari putra yang masih mengeluarkan air mata.

"Pin takut apa sayang?" sambil mengusap surai rambut anak kesayangannya. Pin kelihatan tegas di luar tetapi lembut di dalam. Wajahnya selalu membuat pria manis itu merindukan sosok lelaki yang dia cintai sampai bila-bila. Wajah mereka sangat mirip walau dia itu bukan dari darah daging lelaki tersebut. Pin bukan anak kandungnya. Dia mengadopsi Pin dari panti asuhan tempat dia mengajar yang merupakan pekerjaannya sekarang. Pertama kali melihat Pin, dia terus jatuh sayang pada anak itu. Lalu mengambil keputusan untuk mengadopsinya.

"Pin.. Pin.. Hiks.. Takut papa.. Hiks.. Pergi tinggalkan Pin.. Hiks.." katanya masih lagi menangis. Kerna tidak tega melihat putranya terus menangis dia memeluk putranya dengan lembut untuk menenangkannya.

"Pin jangan nangis lagi ya. Papa tidak akan meninggalkan Pin. Papa sayang sama Pin. Udah ya jangan nangis lagi." katanya dengan lembut. Lalu mengucup kening putranya dengan lembut. Pin ada la segala-segalanya selepas orang yang dia cintai itu.

LOVE (PERTHSAINT FF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang