Chapter 7

876 44 12
                                    

[Picture is not belong to me. Its credit to the owner.]

Sorry for the typo 😉🙏

Acara yang di anjurkan berjalan dengan lancar. Saint meminta izin pada bu Mina untuk pulang duluan kerna dia harus menjemput Pin dari taska. Selain itu dia juga ingin menghindari Perth. Dia tidak ingin bertembung dengan Perth. Sudah cukup apa yang Perth lakukan padanya malam tadi.

"Apa kamu sudah ingin pergi?" langkah Saint terhenti ketika mendengar suara tegas tadi. Dia sangat mengenali suara itu.

"Iya tuan Perth. Saya harus menjemput Pin dari sekolah. Saya permisi tuan Perth." kata Saint ketika dia berdepan dengan Perth dan dengan senyuman yang selalu dia perlihatkan.

"Bukannya kamu ingin menghindari ku?" kata Perth dengan suaranya yang datar.

"Tidak ada sebab saya ingin menghindar dari tuan Perth. Sesungguhnya saya memang ingin menjemput Pin. Lagi pula saya tidak ingin dia menunggu lama." kata Saint tetap dengan expresi yang sama.

"Kalau sudah tidak ada apa-apa, saya permisi dulu tuan Perth." Saint yang baru ingin melangkah, terhenti setelah mendengar kalimat dari Perth.

"Saint aku tahu itu kamu. Kamu boleh membohongi orang lain tapi tidak dengan ku. Aku ingin kamu ingat ini Saint. Aku tidak akan pernah melepaskan mu lagi Saint." kata Perth dengan tegas. Dia sudah bernekad tidak akan melepaskan Saint lagi. Dia akan memastikan Saint menjadi miliknya semula. Apa pun akan dia lakukan untuk mendapatkan hati Saint semula. Saint memutarkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Perth.

"Saint pasti merasa bahagia jika mendengar ucapan ini tuan Perth. Saya ingin menegaskan sekali lagi tuan Perth. Saya ini bukan Saint tetapi saya adalah Pete. Pete Pechaya. Harap tuan mengingat nama saya dengan baik. Saya permisi." Saint beranjak dari hadapan Perth dan menujuh ke taska untuk menjemput Pin. Perth melihat kepergian Saint dengan linangan air mata yang dia tahan.

"Aku tahu itu kamu Saint."

"Perth..." Perth menghapuskan air matanya lalu menoleh ke arah suara tersebut, lalu tersenyum.

"Mae..." Kata Perth sambil tersenyum. Senyum yang dia paksa. Kerna dia tidak ingin maenya kuatir.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Ny. Rin sebenarnya sempat mendengar perbicaraan di antara Perth dan Saint tadi. Dia tidak menyangkah Perth akan mengatakan itu. Dia juga merasakan Pete adalah Saint. Tapi jika itu memang Saint kenapa dia harus mengakuh dirinya adalah Pete dan Bu Mina juga memanggilnya dengan nama Pete dan bukannya Saint.

"Perth tidak apa-apa mae. Apa acaranya sudah selesai?" dia tetap tersenyum walau sebenarnya hatinya terasa sakit.

"Iya udah. Ini mae mau bilang Ian sudah menunggu kita." kata Ny. Rin. Dia tau anaknya ini lagi tidak baik-baik.

"Okay mae. Ayo." kata Perth dan mereka pun beranjak ke tempat Ian yang sedang menunggu kedatangan mereka.

.

.

.

.

Sesampai di rumah setelah menjemput Pin, Saint sengaja menyibukkan diri dengan merawat bunga-bunga di taman dan menanam bunga. Dia ingin mengalihkan perhatiannya dari terus mengingati kata-kata Perth tadi. Dia merasa jahat kerna membuat orang yang dia cintai itu merasakan sakit sekali lagi. Tetapi ini lah jalan yang dia pilih. Dia harus melupakan Perth. Lagi pula Perth sudah memiliki kekasih. Tidak mungkin dia akan merosakkan kebahagiaan orang lain.

"Papa..." Pin memanggil papanya yang sedang sibuk menanam bunga.

"Iya sayang ada apa.?" kata Saint melihat Pin.

LOVE (PERTHSAINT FF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang