8. Rasa Tersembunyi

167 13 16
                                    

"Ngapain sih In? Senyum terus dari tadi?" Indah berjalan bersama Daniel menuju parkiran motor. Daniel heran sampai geleng-geleng kepala. Indah tersenyum dari tadi dan terlihat sangat senang

"Aku seneng aja! Liat kamu latihan lagi. Kamu semangat kaya dulu lagi" Indah menjawab, masih dengan senyum sumringah menghiasi wajahnya. Daniel lalu ikut tersenyum

"Hmm.. makasih ya In, kamu selalu support aku. Selalu ada bersama ku. Padahal kamu bisa tinggalin aku, saat keadaan sedang sulit"

"Heeeh!" Indah nyaris berteriak

"Mana bisa aku lakuin itu? Apa kamu lupa perbuatan mu sebelum pergi?" Indah menerawang ke langit

"You've did it to me. So, i can't let you go! Never!"

"Just because of it?" Daniel menoleh ke Indah.

"No! Because I love you also" Indah juga menoleh ke Daniel

"I love you too~~"

Daniel membalas dengan nada yang dibuat-buat sampai Indah tertawa

"Aku sebenernya ga pernah menyangka bakal punya pacar secepat ini. Dulu aku punya tekad, mau pacaran jika sudah berkuliah. Aku nolak banyak Cowok ketika di Bone. Tapi pas pindah kesini, Tiba-tiba ada cowok berandalan yang menembakku. Aku harus bagaimana dong?"  Indah manyun. Dia sadar sudah melanggar tekatnya sendiri. Tidak akan pacaran sebelum waktunya

"Kenapa ga di tolak aja cowok berandal nya kalo gitu? Hmmm?" Daniel menanggapi Indah

"Aku nya sayang, terus gimana dong? Lagian cowoknya kelihatan berharap banget. Jadi akunya juga ga tega" Indah sebenarnya setengah mati menahan diri untuk tidak tertawa

"Hahaha!" Justru Daniel yang tertawa

"Kenapa ga tega? Padahal cowoknya ikhlas loh kalo kamu tolak" Perdebatan ini masih berlanjut hingga sampai di parkiran. Di samping motor Daniel

"Ga tega! Ga mau lihat dia sedih! Karena, aku ga tahan kalo lihat dia sedih atau terluka. Aku sayang dia. Apapun yang sudah dia lakukan"

Daniel tersenyum mendengar Indah banyak bicara dari tadi. Dia lalu menyentuh kepala Indah pelan

"Thank you Indah. You are the best thing that I have. After my parents"

"You also BF!"

Sementara itu Bobby mengantar Yuri sampai ke rumahnya. Sebenernya rumah Yuri berlawanan arah dengan rumah Bobby. Tapi Bobby tetap mengantar juniornya itu pulang ke rumah dengan selamat

"Terimakasih banyak kakak senior. Maaf sudah merepotkan mu" Yuri menundukkan kepala dan berterimakasih. Saat ini dia sudah turun dari motor Bobby dan berdiri di depan pagar rumahnya

"Santai aja Yuri! Gue bisa sekalian motoran sore-sore begini" Bobby menjawab santai seperti biasa

"Ini rumah Lo?" Bobby lalu melihat ke rumah minimalis modern dengan cat dinding warna putih gading.

"Hmmm... Iya. Aku tinggal disini kak" jawab Yuri

"Sepi yaa...." Bobby nampak heran. Suasana rumah Yuri sepi walaupun hari sudah sore

"Hmmm... Appa masih bekerja. Eomma ku juga bekerja" Yuri sedikit merasa sedih. Kedua orang tuanya memang sering sibuk sendiri sehingga dia selalu kesepian. Terlebih setelah Hana memiliki pacar

"Hmmm... Itu tandanya Lo butuh refreshing. Jalan-jalan Yuri. Di rumah sepi begini. Kalo gue udah mati kebosanan dah!" Bobby nerocos. Tipe ember seperti dirinya ini memang paling alergi dengan suasana sepi

FRIENDSHI(T)P || 2ND ROUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang