Cuaca hari ini bisa di katakan cukup bersahabat, bagaimana tidak lihatlah bahkan kemarin malam hujan turun sangat deras di barengi dengan petir dan kilatan seolah mengerti dengan suasana hati Youra yang tampak tidak baik sama sekali jadi mau tidak mau para siswa & siswi disana harus menunda acara diluar penginapan, tapi tidak dengan hari ini terik matahari bahkan mampu setidaknya menghangatkan badan di tengah musim dingin dengan segerombolan murid yang tengah menikmati bebas acara siang ini.
Sama halnya yang di lakukan oleh empat orang dengan berbeda jenis kelamin itu, tengah duduk manis di sebuah bale bengong di depan penginapan, hanya bercanda gurau menikmati susana saling meledek satu sama lain bahkan mereka tidak berminat untuk menyusuri daerah tempat penginapan mereka seperti murid yang lain lakukan "aku sudah bilang aku sudah muak dengannya, jadi jangan sebut namanya. Sungguh" cebik Micha yang terlihat tengah merajuk pada Eunwoo yang tengah menjahilinya dengan selalu berkata kalau Jimin ada di belakangnya.
Selalu berkata aku tidak perduli tapi sungguh omongan dengan tindakannya tidak singkron sama sekali bahkan sesekali Micha mencoba melirik ke belakangnya dengan alasan ingin menggeser posisi duduknya.
Merasa kesal lantaran selalu di jahili Micha juga tidak mau kalah "masih untung aku walaupun selalu bertengkar dengan jimin tapi aku bisa merasakan perasaanku yang terbalaskan" sahut Micha pongah sambil melipat tangan di depan dada dengan dagu sedikit terangkat "ketimbang kau Woo, sudah berapa kali di tolak oleh Yerim huh?" Sambung Micha lagi.
Tanpa Micha sadari Park Jimin lelaki yang sedari tadi selalu di sebut-sebut namanya ternyata tengah berdiri tepat di belakangnya dengan satu tangan kanannya hinggap pada kantong saku celananya, sedangkan tangan kirinya mendaratkan jari telunjuknya tepat pada pertengahan bibirnya seolah memberi tanda jangan bilang aku disini, pura-pura saja tidak lihat.
"Sudahlah chaa, kasihan jimin jika kau terus-terusan merajuk seperti ini" kini Youra ikut menimpali, mencoba agar sahabatnya itu mau menghilangkan sedikit egonya.
"aku tidak merajuk, aku hanya sedikit kesal dengannya" sarkas Micha kemudian mengalihkan pandangannya dari Youra. Sedangkan Youra masih diam menatap lekat Micha seolah menunggu Micha melanjutkan ucapannya.
"Baiklah baiklah.. Aku kesal dengannya" ucapnya sebelum melanjutkan perkataannya lagi "Aku sempat melihat Nam Seo Hye, anak tingkat dua B itu datang ke rumah Jimin"
Jimin yang masih betah berdiri di belakang Micha sedikit mengerutkan kening, mencoba mengingat apa yang di ucapkan Micha.
"Kapan kau melihatnya?", Tanya Youra kembali "Kau yakin tidak salah lihat?".
"Ya! Shin Youra, aku tidak mungkin salah lihat, Kau ingat tidak saat aku mengatakan sehari setelah aku pergi kencan dengannya itu, aku sempat berkata akan mengunjungi rumahnya untuk mengembalikan mantelnya yang tertinggal saat dia mengantarku pulang... "
"Ah, yang itu" Potong jimin
Sontak saja perkataan jimin membuat Micha diam tak berkutik. "Ada park jimin?" tanyanya mencoba berbicara tanpa mengeluarkan suara pada Youra. Sedangkan Youra hanya mengedikan bahu dan berbicara kelewat tenang, "Iya, itu Park Jimin di belakangmu" kekehnya
Tawa jimin pecah saat itu juga melihat tingkah Micha, sungguh menggemaskan.
"Chaa, kau salah paham" ucap jimin kemudian menarik pelan pergelangan tangan Micha. "Seo Hye datang kerumahku karena dia menjadi tutor untuk adikku Park Jiya. Jika kau tidak percaya, kau bisa datang ke rumahku dan bertanya langsung pada Seo Hye" masih mencoba meyakinkan Micha.
"Sudahlah Cha, aku yakin Jimin itu berkata jujur" ucap Youra sambil tersenyum tulus ke arah Micha.
"Apa yang di katakan jimin itu benar, Seo Hye membutuhkan uang lebih untuk membantu biaya sekolah adiknya", kini Moon Bin yang sedari tadi diam mengamati mulai ikut turut andil dalam pembicaraan ini, "Kau juga tau bukan berita soal kalau Seo Hye baru saja kehilangan ayahnya karena terlibat kecelakaan" sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBRANCE
Fanfiction[ON GOING] "update seminggu sekali" Melupakan seseorang yang dulunya pernah menjanjikan kebahagiaan di masalalu memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Kebahagiaan selalu datang silih berganti setiap harinya, kepercayaan akan selalu di berik...