"Apakah Jungkook lebih mempercayai dirimu atau diriku. Mengingat bagaimana dia tidak menyukaimu, Shin Youra", sarkas Rachel. Youra masih mencoba bersikap tenang menghadapi gadis di hadapannya, tak ingin salah langkah dalam mengambil sikap.
Namun sepertinya Youra salah. Perkataan selanjutnya yang keluar dari mulut Rachel mampu menyulut api dari dalam dirinya sekali lagi, "Kau kira aku tidak mengetahui bila kau pernah ada di masalalu Jungkook ?", gadis bermarga Go itu berucap tenang, "Aku juga tau jika kau menaruh rasa pada kekasihku. Tatapan matamu mengatakan semuanya, Shin Youra. Kau tak lebih seperti jalang diluar sana yang mengharapkan milik orang lain".
Bingung? Tentu saja. Bagaimana gadis ini bisa mengetahui bila Youra ada di masalalu Jungkook? Pertanyaan itu terlintas di kepala Youra. Bukan apa, tapi Youra tak pernah memberi tahu pada siapapun selain sahabatnya, Jung Micha. Tidak mungkin bukan bila Micha yang akan membeberkan masalalunya pada Rachel?, pikirnya. Lagi pula Micha juga terlihat sangat tidak menyukai gadis bermarga Go ini.
Menarik paksa kerah baju gadis di hadapannya ini dan jangan lupakan tatapan nyalang seolah ingin menguliti ia berikan, "Tutup mulutmu!" geramnya.
Rachel yang melihat Youra mulai tersulut emosi lantas melepas paksa tangan Youra dari kerahnya, tersenyum penuh arti lalu Rachel dengan lancang berucap kembali, "Kenapa? Kau tidak terima bila aku memanggilmu jalang? Kalau begitu kau tak perlu ikut campur urusanku keparat!" teriaknya, lalu Rachel mendorong Youra hingga pinggang sebelah kanan gadis itu tak sengaja mengenai ujung meja yang sedikit runcing. Sakit sekali.
Sudah tak tahan lagi dengan ucapan dan sikap perempuan yang menjadi kekasih Jungkook ini, lantas ia mengambil langkah sedikit cepat dan saat sudah berada di hadapan gadis berambut pirang ini, Youra yang tersulut emosi segera mengangkat sebelah tangan kanannya dan mendaratkan dengan kasar tepat di pipi kiri Rachel, hingga membuat sang empu sedikit terhuyung akibat tamparan yang Youra berikan.
"Sekali lagi aku peringatkan. Jika kau tak bisa menjaga bicara dan sikapmu denganku, kau akan merasakan yang lebih dari ini.", Youra berucap pelan dan penuh penekanan di setiap perkataannya. Rachel yang masih merasakan panas pada pipi kirinya hanya diam saat melihat Youra melenggang pergi dari ruangan terkutuk itu, bahkan ia tak ingin membalas ucapan atau perlakuan Youra terhadapannya.
Youra kira semuanya sudah berakhir, tapi nyatanya dia salah.
"Jungkook", gumamnya kecil saat melihat siapa yang berdiri di balik pintu gudang ini dengan tatapan benci dan muak secara bersamaan."Apa yang sudah kau lakukan terhadap Rachel? " , dia membuka suara. Belum sempat Youra menjawab pertanyaan itu dan Jungkook sudah mengambil kesimpulan sendiri, "Aku tidak menyangka bila kau akan melakukan hal menjijikkan seperti ini. Bukan hanya sifatmu yang terlihat dingin, tapi hatimu juga. Aku kecewa denganmu" ucapnya sebelum melewati Youra untuk mencari Rachel yang berdiri tak jauh di belakang Youra.
Mendengar penuturan Jungkook membuat Youra stagnant di tempat. Mengepalkan kedua tangan saat melihat Jungkook yang sudah kembali berdiri di hadapannya dengan Rachel yang berada di samping laki-laki itu membuat Youra tak bisa berkata apa-apa selain menatap Rachel yang tengah tersenyum tipis dengan tatapan meremehkan dan seolah memberi jawaban atas perdebatan mereka sebelumnya soal 'Siapa yang akan di percaya oleh Jungkook'.
"Kau tenang saja, Rachel tak perlu menjaga sikap dan perkataannya padamu. Karena aku akan pastikan bila dia tak akan bertemu denganmu sendirian. Aku harap kau berhenti untuk mengganggu kekasihku.", jangan tanya bagaimana perasaan Youra setelah mendengar Jungkook berkata demikian sebelum pria itu melenggang pergi.
Hingga cairan bening mengalir membasahi kedua pipi tanpa Youra hendaki, seberapa jauh Jungkook mendengar percakapan mereka? Tapi Youra yakin bila Jungkook mendengar semuanya, pria itu tak akan membela kekasihnya yang terlampu keterlaluan hingga membuat areum babak belur.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBRANCE
Fanfiction[ON GOING] "update seminggu sekali" Melupakan seseorang yang dulunya pernah menjanjikan kebahagiaan di masalalu memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Kebahagiaan selalu datang silih berganti setiap harinya, kepercayaan akan selalu di berik...