*****
Setelah obrolan singkat usai sarapan tadi, Ayah dan Bang Lucas langsung berangkat berasama ke kantor, sedangkan aku membantu Bunda untuk membereskan dapur terlebih dahulu.
"Bunda, Lody nanti jam sepuluh mau ketemua Arida di kafe barunya Xiaodi ya" Ijinku pada bunda sambari meniriskan gelas dan piring di rak dekat wastafel dapur.
"Lho Xiaodi buka kafe akhirnya?" Jawab Bunda yang malah menanyakan Xiaodi,
"Iya bun, Katanya sih dia bosen kerja jadi barista di tempat orang, jadi ya pas dia kerja di kafe dulu sekalian pengamatan gitu bun bilangnya." Terangku ke Bunda
"Yaudah, Bunda titip salam buat Arida sama Xiaodi ya, bilangin kapan ke rumah lagi Bunda udah kangen"
"Oke siap Bunda" jawabku sambil memberikan wink kepada bunda.
" Yaudah Bun, Lody mau ke atas, siap-siap dulu ganti baju, habis itu berangkat ya"
"Kok tumben siap-siapnya awal biasanya nunggu satu jam sebelumnya dulu baru siap-siap?" Tanya Bunda agak bingung
"Lody, mau ketemu sama Xiaodi dulu Bun, lama ngga ketemuan soalnya sibuk ngurus pembukaan kafe, biasa hehehe" Jawabku saat akan menaiki anak tangga ke tiga.
"ohh.. ya sudah cepet gih siap-siap"
"Ayay kapten" Jawabku langsung menuju kamarku di lantai satu.
***
Setelah menemukan kafe baru milik Xiaodi, aku memarkirkan mobilku dan sepertinya aku melihat ada mobil milik si empunya kafe. Rutinitas sebelum keluar dari mobil memastikan apakah jilbabku sudah rapi, dan barang-barang kecil lainnya sudah masuk kedalam sling bag.
Benar saja, si empunya kafe sudah ada di dalam sedang mengecek stok kopi dan bahan baku lainnya yang ada di meja depan.
"Permisi mbak, saya pesan satu milkshake chocolatenya satu, gulanya dikit aja, esnya dibanyakin, oiya buat es krimnya kalo bisa pake yang coklat ya mbak. Makasiih mbak" Niat jahilku muncul ketika melihat Xiaodi begitu serius menatap setoples biji kopi di tangannya.
"oh... maaf mba kita belum bu..ka.. eh Lody! gue kira pelanggan lain, pantesan kayak familiar sama pesenannya gitu, ternyata bener elo." jawab Xiaodi dengan ekspresi terkejutnya
"habisnya Lo serius banget sih natap biji kopi pilihan di toples yang mereka rawat seperti anak sendiri ahahaha" jawabku
"Lo kira malika biji kedelai? Eh bukannya janjian sama Arida jam sepuluh ya? kok lo dah sampe sini aja, biasanya juga lo berangkat rada mepet gitu kan?" Tanya Xiaodi kepadaku
"Ya gue mau ketemu lo dulu, kangen tau ih lama ngga ketemu, semedi di mana si diajakin ketemu susah amat? oiya dapet salam dari Bunda, kangen katanya kapan main?"
"Wah salam balik buat Bunda, iya nih aku juga kangen sama Bunda lama banget ngga ketemu sibuk ngurus ni kafe soalnya hehe, secepatnya deh gue main ke rumah" Balas Xiaodi sembari merapikan toples biji kopi di depannya.
"okedeh siap nanti aku sampein ke Bunda."
Selama aku menunggu kedatangan Arida aku membantu Xiaodi membereskan kafe setidaknya aku bisa membantunya untuk menyapu, mengelap meja, kursi dan merapikannya. Sedangkan Xiaodi, setelah selesai mengecek stok di depan Xiaodi lanjut mengecek stok bahan baku yang ada di dapur bersama salah satu karyawannya dan memastikan semua beres.
Setelah semua beres aku menceritakan kepada Xiaodi jika aku dan Arida ditugaskan untuk mengurus cabang yang ada di Korea, ekspresinya bercampur senang dan sedih begitu tahu aku dan Arida akan ke Korea yang mungkin akan tinggal lumayan lama di sana.
"Yhaa... baru juga ketemu sekarang udah mau dipisahin lagi sedih tau ih. Kapan kalian berangkat?" Tanya Xiaodi dengan rasa sedikit sedih
"Nah itu dia, Arida belum ngasih tau gue kapan berangkatnya, semoga aja ngga dadakan lusa berangkat. Kayaknya Arida mau kasih tau hari ini." Jawabku yang juga masih penasaran kapan aku akan ditugaskan ke sana.
Selang beberapa menit kemudian Arida datang, lalu menyusul ke tempat dimana aku dan Xiaodi duduk.
"Haiii....Odii...Habis ngumpet dari goa mane lu? diajakin ngumpul susahnya minta ampun." Sapa Arida kepada Xiaodi yang dibalas Xiaodi dengan cengirannya.
Arida tidak heran kenapa aku sudah sampai di kafe lebih dulu, karena sebelum berangkat tadi aku sudah mengirim pesan kalau aku akan berangkat awal ke kafe.
"Da... lu masih utang penjelasan sama gue. Buruan sini jelasin ih. Kepo maximal nih gue." Tagihku pada Arida, sekaligus menjadi topik pembuka obrolan hari itu.
"Jadi, Gini..."
"Et bentar..bentar, bentaaar aja. Ratiih, tolong buatin minuman sama makanan yang ada di note di meja kasir ya." Sela Xiaodi saat Arida akan memulai bercerita dilanjut dengan teriakan Xiaodi kepada salah satu karyawannya.
"Etdah buset Arida mau mendongeng malah dipotong ih Odi mah." Rengekku
"Ehehe sorry, Lanjutkeun"
"Jadi, Gini.. sebenernya tadi malem itu setelah meeting sama Jeje direktur kita tercintah, Jeje ngasih tau gue dan minta tolong disampein ke lu juga, cuman karna udah malem gue ngga mau bikin lu heboh sendirian malem-malem. Yaudah deh gue kasih tau paginya aja, terus kita berangkat seminggu lagi kok tenang aja. gituu" Papar Arida dengan singkat, padat dan jelas.
"Oiya satu lagi..." Tambah Arida yang membuat aku dan Xiaodi penasaran.
"Perusahaan juga udah nyiapin tempat tinggal ya.. kalo di sini bilangnya kayak apartemen gitu, Lu sendiri gue juga sendiri." Lanjut Arida.
"Wah.... Daebak" Ucapku berbarenagan dengan Xiaodi.
"Sumpah Jeje baik bener dah, gila sih. Pantesan duit Jeje kagak abis, baik bener orangnya sumpah. Pantesan dibalikinnya berkali-kali lipat sama Tuhan." Ucap Xiaodi takjub. Xiaodi tidak tahu saja jika kerjaanku dengan Arida sebagai Public Relations cukup melelahkan. Tapi, sejauh ini aku masih enjoy saja melakukannya.
Setelah Xiaodi selesai dengan ketakjubanya, beberapa detik kemudian pesanan minuman dan camilan kita bertiga datang aku Milkshake cokelat, Arida Milkshake Strawberry, dan Xiaodi Ice Mint Tea.
"Ngga tau emang sukanya gitu si Jeje mah kalo ada yang dipindah tugasin ngurus cabang udah jadi tradisi kayaknya, sekalian apartement gitu kantor yang urus. Tapi ya alhamdulillah sih hehehe" Jawabku sambil menyeruput milkshake cokelatku.
Oiya Jaehyun atau biasa kita bertiga panggil Jeje adalah sahabat satu grub saat di SMA dan kuliah dulu, pada awalnya aku dan Arida dimintai tolong oleh Jeje untuk membantu merintis perusahaan milik Jeje, lama-kelamaan Jeje mempercayakan cabang perusahaannya kepada kami berdua. Kok namanya korea banget gitu sih? Iya Jeje memang memiliki turunan darah Korea dari ayahnya, orangnya terkenal dengan parasnya yang tampan, tegas, dan juga royalnya bukan main jika menyangkut kesejahteraan sahabat dan karyawannya.
______________________________________
Anyyeong Chingu...
Ingat... Semua yang ada di cerita hanya fiktif yaaa 😂😂
Harap maklum kalau ada typo, salah penulisan yaa....
Aku harap kalian semua suka yaa 😍😍Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, like dan comment biar author semangat nuangin idenya 😂
Enjoy the story, mari halu bersama
Salam,
Tudyybear
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity
FanfictionAku hanya menjalani hari-hariku tanpa rencana, menjalaninya begitu saja dan tidak pernah membayangkan jika aku akan menemukan suatu hal yang merubah kehidupanku saat itu juga. Aku Claudya Nathania, Kamu dapat memanggilku Lody, Perempuan 22 tahun, te...