*****
Keadaan bandara malam ini cukup ramai, tidak seperti biasanya apa karena besok weekend atau entalah biarkan saja, yang terpenting sekarang apakah barang-barangku sudah masuk semua ke dalam koper atau belum, aku di temani Ayah, Bunda, Bang Lucas, Jaehyun, dan Xiaodi tinggal Arida yang belum datang.
"Mikirin apa kamu dek?" Tanya Bunda padaku,
"Ini bun, Lody takut ada yang ketinggalan barangnya hehe." Jawabku,
"Packing udah dari semalem juga, ntar kalo ada yang ketinggalan kan tinggal beli, punya duit kan? nah pake tu duitnya jangan di anggurin ntar berjamur dianggurin mulu" Celetuk abangku dan diiyakan oleh Jaehyun
"Iya lho, Dy. Kayaknya Gue kasih gaji banyak tiap bulan haha." Timpal Jaehyun,
"Sial, ini ngapa jadi sekongkol gini lu Je sama Lukes?" Tanya ku cukup gemas karna dipojokkan yang dibalas hanya dengan tawa renyah dari Jaehyun dan Bang Lucas,
"Btw, Si Boncel sama Arida lo gaji berapa dah? boleh lah kasi bocoran biar bisa malakin." Tanya Bang Lucas mulai kepo,
"Ada lah pokoknya segitu, ye ngga Dy?"
"Yoi Je" Tak lama setelah obrolan tadi Arida yang diantar Ayah, Ibu, Kakak, dan adiknya datang.
"Bundaaaaaaa...." Teriak Arida begitu melihat langsung berlari dan memeluk bundaku,
"Ya Allah Nak, lama ngga ketemu lho, lama ngga main kerumah juga." Balas bundaku sembari memeluk Arida,
"Nah ini sekarang gua bingung sebenernya ini anaknya Bunda cabang mana nih? banyak amat dah, Bun" Celetuk Bang Lucas
"Suka-suka Bunda dong semuanya anak Bunda di sini." Jawab Bunda sambil menunjuk satu-satu.
"Assalamu'alaikum Jeng Rin, Apa kabar?" Sapa Ibu Arida Bundaku,
"Wa'alaikumussalam Jeng, Baik Alhamdulillah, ini juga, ngga ibu ngga anak sama aja, jarang ketemu" Balas Bunda,
"Aduh maaf ya Jeng Rin, Kemarin belum sempet mampir, nemenin suami biasalah" Jawab Ibu Arida, setelah itu berlanjutlah obrolan antar ibu-ibu yang lama nggak ketemu.
Cukup lama aku dan Arida berpamitan kepada semua yang mengatar, sudah saatnya aku dan Arida masuk ke ruang boarding di terminal 3 khusus penerbangan internasional. Saat menuju ke boarding room aku melihat sekilas Bunda dan Ibu Arida menangis melepas kami, Ayah, Ayah Arida, Bang Lucas, Jaehyun, Xiaodi, dan si kecil Reno adik Arida melambaikan tangan kepada kami.
***
Pengumuman sudah bekumandang, yang memberitahukan bahwa kami harus segera menuju pesawat, aku dan Arida bergegas menuju ke sana.
"Excuse me, is it yours?" Suara berat seseorang di belakangku menghentikan langkahku sejenak dan berbalik kea rah sumber suara,
"oh.. ya, that's mine" Jawabku saat melihat tas berwarna putih di tangannya, lalu laki-laki itu memberikan tas itu kepadaku,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity
FanfictionAku hanya menjalani hari-hariku tanpa rencana, menjalaninya begitu saja dan tidak pernah membayangkan jika aku akan menemukan suatu hal yang merubah kehidupanku saat itu juga. Aku Claudya Nathania, Kamu dapat memanggilku Lody, Perempuan 22 tahun, te...