A Meeting For Youtubers

170 17 2
                                    


4 Brothers akhirnya sampai di kampus Roman.Kampus itu sangat luas dan besar.Terdapat berbagai jenis piala dan piagam yang tersimpan di lemari kaca.

"Kumpulnya di mana?"Tanya Zenmatho.

"Tau, Roman kasih kabar nggak jelas cuy".Erpan merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya.

"Coba kamu chat Roman dulu Pan". Suruh Nelson

"Iya iya! ini baru aku mau chat".kata Erpan lantang.

"Katanya di lantai 4, ruangan no

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
"Katanya di lantai 4, ruangan no.7".

Adhit menatap sekitar dan tiba-tiba menepuk pundak Erpan sambil menunjuk sebuah lift.

"Keren..kerreeen.Parah!"Seru Erpan.

"Gila ni kampus.Mau di jadi-in Mall apa?" Lanjut Nelson.

Mereka memasuki lift dan menjelajahi lorong di lantai 4.Dan...akhirnya ketemu juga tu ruangan meeting.

Mereka memasuki ruangan itu yang ternyata cukup ramai.Sebuah robot berbentuk seperti pesawat kertas menghampiri mereka.

"Halo, selamat datang".Sambut robot itu.

"Wah, ada mbah google"

Seru Erpan membuat Zenmatho harus menyenggol lengan Erpan agar tidak melakukan hal aneh.

Robot itu berfungsi untuk mendata orang-orang yang datang.

Mereka duduk di kursi masing-masing yang telah disiapkan.Zenmatho menatap robot pesawat kertas itu yang terus menyambut orang yang datang.

"Jaman sekarang, barusan aku liat alat secanggih itu di Indonesia".Ucap Eben
yang tiba-tiba datang di dekat mereka.

"Wah Eben!Romannya mana?"

Pertanyaan Adhit hanya di balas dengan Eben yang menaikkan pundaknya.

Obrolan mereka terus berlanjut seperti yang lainnya.Suara keributan di ruang meeting hampir terdengar diruangan yang tepat bersambung dengan ruangan profesor.

Roman berjalan bulak-balik sambil menatap semua teman-temannya yang begitu senang dengan obrolan mereka dari papan tulis tembus pandang.Ia bahkan dapat mendengar ributnya ruangan meeting dari tempat ia berdiri.

Profesor tiba-tiba menepuk pundak Roman.Membuat keponakannya terhenti
dari kegiatannya.Roman membuang nafas panjang.

"Ada apa Roman?"Tanya Profesor yang tepat berdiri di sampingnya.

"Entahlah paman, apakah aku harus memberi tahu berita buruk ini?"

Profesor menunduk.Ia merasa bahwa ia tidak ingin merusak kesenangan para remaja itu dengan berita buruk ini, tapi di sisi lain mereka harus melakukan sesuatu sebelum makhluk dari dunia game itu melakukan hal-hal yang dapat membahayakan orang banyak.

"Paman juga berpikir seperti yang kau pikirkan".Kata-kata itu membuat Roman perlahan menatap pamannya."Tapi ini juga demi masa depan dunia ini".

Akhir ucapan pria tua itu bersamaan dengan menaikkan dagunya agar dapat menatap wajah ponakannya yang sedang mempertimbangkan hal-hal yang ada di pikirannya.

Kakinya dengan segera melangkah melewati pintu yang terhubung dengan ruang meeting, memanggil robot seperti pesawat kertas itu dengan sebutan "Alpha 01".

Robot itu mendekati ponakan majikannya dan memperlihatkan data yang telah datang dengan layar hologram.

"Hmm..semuanya sudah lengkap. Baiklah kita akan memulainya paman".

"Bagaimana jika paman yang angkat bicara terlebih dahulu?"ujar Profesor mengajukan diri.

"Itu terserah paman saja"

"Baiklah, paman akan memulainya"

Profesor berjalan ke bagian depan ruangan meeting di ikuti Roman dan Alpha 01.

Profesor pun mulai mengangkat suara membuat semua orang di ruangan itu langsung terhenti dari kegiatan obolanya

"Permisi, maaf mengganggu waktu kalian untuk mengobrol tapi... ada suatu berita yang sangat perlu di sampaikan pada kalian semua".

Semua tatapan tertuju pada pria tua berjas putih yang mulai beruban.

Profesor menekan sebuah tombol pada remote yang ia genggam yang entah saat kapan ia membawanya.

Alpha 01 langsung membuat sebuah hologram besar yang hampir memenuhi sebagian ruangan.Hologram itu memperlihatkan kejadian semalam saat tragedi terjadi.

Sebagian orang menganggap bahwa itu adalah hiburan semata, ada yang berpikir bahwa apakah ini benar-benar terjadi, dan ada juga yang terkagum-kagum melihat alat canggih itu.

Hologram itu hanya memperlihatkan kejadian hingga sebuah gelombang cahaya keluar dari portal.Semua orang yang ada di ruangan itu benar-benar memperhatikan hologram yang di tampilkan.

Sebelum Profesor melanjutkan perkataannya, Roman langsung memberi penjelasan kecil.

"Eh, teman-teman.Perkenalkan dia pamanku.Dia seorang Profesor pembuat alat luar biasa seperti Alpha 01 daaan... ada yang harus di bicarakan soal alat baru yang ia buat.Hal itu berkaitan dengan kita semua".

================================

Maaf jika author kurang jelas nulisnya dan bertele-tele karena authornya bingung mau nulis kayak gimana.

Sekali lagi author minta maaf ya
Silahkan kalian beri VOTE jika suka dengan cerita ini , agar authornya bisa makin semangat nulisnya.

Aqilah 3066              Sabtu, 11 April 2020

Minecraft In The Real WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang