Tidak terkontrol

117 11 0
                                    

Erpan yang hampir berada di ujung lorong itu baru saja tersadar bahwa ia berada di tempat itu.
"Aduh, terlalu banyak mikir sih gw.Jadinya salah jalan kan".

Ia mengeluh kepada dirinya sendiri lalu membalikkan badannya untuk kembali.Namun, saat akan keluar dari lorong sunyi itu, 2 orang yang tidak asing datang menghalangi perjalanan Erpan.

3 Orang lainnya datang menghalangi jalan di belakang Erpan.Kali ini dia benar-benar terkunci.

"Ternyata kalian.Apa kalian tidak puas melakukan kegaduhan di kampus? hingga akan melakukannya di tempat umum?"

"Tenang saja, ini bukan tempat umum.Sehingga kami bisa puas membalaskan perbuatan temanmu itu!". Daniel menatap sinis korbannya itu.Ia perlahan membuka jaket hitamnya dan memperlihatkan luka bakar di lengannya.

"Lihat akibat perbuatan teman payahmu  itu! Dia benar-benar berani sekali melakukannya"
Daniel memperlihatkan dengan wajah yang sangat geram dan penuh amarah.

Anak buah Daniel juga memperlihatkan luka-luka yang mereka dapatkan, meskipun luka itu tidak cukup parah.

Erpan masih terus waspada jika saja orang di sekitarnya tiba-tiba menyerang.
Sekarang keadaan cukup menyulitkan baginya.

"Hari ini benar-benar sial!"Gumam Erpan sambil mengepalkan tangannya.

                               ******

"Ternyata kamu datang juga Dhit".Nelson menepuk pundak Adhit yang kelelahan setelah berlari tadi.

"Erpan nggak ikut?"Tanya Zen sambil menaikkan satu alisnya.

"Nggak".jawab Adhit singkat.
Ia masih fokus mengambil nafas untuk energinya yang ia pakai untuk lari.

Untungnya Adhit bertemu dengan mereka saat sudah berada di depan rumah.

Mereka kali ini pergi ke ruangan profesor.Terlihat tidak ada seorang pun di tempat itu.

Setelah peristiwa yang membuat sebagian ruangan itu hancur, sepertinya profesor mengambil langkah cepat untuk memperbaikinya.

"Di mana yang lain?"Tanya Adhit.

Zenmatho mengalihkan pandangannya ke sekeliling ruangan.Terlihat ada sebuah pintu di ujung ruangan.

"Mungkin lewat sana".Seru Zenmatho menunjuk pintu kaca.

Mereka mengikuti ajakan Zen.Pintu itu terbuka otomatis, lalu meluncur ke bawah tanah.

Mereka tidak percaya dengan semua hal yang ada di hadapan mereka.Mungkin tempat itu hampir mirip dengan markas di film Avengers.Beberapa buah robot bulak-balik melakukan tugasnya.

Salah satunya Alpha 01 yang terbang menyambut mereka.

"Hai!"

"Halo mbah google!"

"Ssttt! Jangan jadi Erpan kamu Nel".
Tegur Adhit.

"Hehehe.."Nelson tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mari aku antarkan kalian menuju tempat profesor"

Sesampainya di tempat tujuan, profesor terlihat berbincang dengan semua member Anicraft.

"Permisi".Ucap Zenmatho

"Wah, kalian datang juga".Seru Roman

"Tentu saja".Kata Nelson sambil melipat tangannya di depan dada.

"Erpan nggak datang nih?"Tanya Blane

"Nggak, dia bilang males datang.Yah, mungkin dia mau datang kalau kekuatannya udah muncul".Jelas Adhit.

Minecraft In The Real WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang