Happy Reading❤
Budayakan vote sebelum membaca
Hari ini adalah hari paling sibuk sepanjang hidup Fara karena ia harus bangun lebih awal jika biasa nya bangun jam setengah enam kini terpaksa harus bangun jam empat subuh. Membantu Arita membuat kue dalam jumlah yang lumayan banyak untuk acara arisan dengan teman - teman mama nya. Fara benar-benar lelah masih pagi bahkan matahari saja belum nongol tapi dirinya sudah sangat berkeringat. Berhubung Fara anak baik dan tidak suka berdebat maka dari itu ia lebih memilih untuk membantu Arita mama nya.
"Fara angkat kue nya dari oven jangan sampai gosong" ujar Arita setengah berteriak dan Fara langsung beranjak dari tempatnya dan berjalan ke dapur.
Fara mengeluarkan kue tersebut dari oven dengan hati-hati tentu saja karena panas lalu ia letakkan di atas meja makan. Enak sih kue nya Arita memang pandai dalam membuat kue dan Fara yang sudah terbiasa membantu membuat kue jadi ia sedikit bisa dan hafal bahan-bahan dan takarannya.
"Udah selesai kan ma Fara mau mandi nih" ujar Fara.
"Ya udah sana mandi" ujar Arita ia senang karena memiliki anak yang penurut dan tidak pernah menuntut. Yap Fara terlahir dari keluarga yang berada papa nya seorang ceo yang memiliki perusahaan di beberapa daerah bahkan luar negeri. Dan Arita mama nya memiliki butik yang cukup sukses dan berkembang.
Fara berjalan ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagi nya dan bersiap ke sekolah. Setelah selesai mandi ia bersiap dengan seragam putih abu-abu nya ciri khas anak SMA dengan dasi yang terpasang rapi. Fara tidak pernah dandan berlebihan cukup dengan foundation bedak dan lip tin sudah cukup bagi Fara. Rambutnya yang selalu tergerai membuat ia selalu tampil elegan.
Jam menunjukkan pukul 06.00 itu artinya Fara harus segera berangkat agar ia bisa bersantai ria sejenak sebelum memulai pelajaran. Arita sudah menyiapkan sarapan untuk putri satu-satu nya ini ya Fara anak tunggal.
Fara mulai melahap nasi goreng sosis kesukaannya. Arita menatap putrinya tersenyum kini Fara sudah besar dan dewasa bahkan sebentar lagi Fara akan melepas masa sekolahnya.
"Mama kenapa liat fara kek gitu" tanya Fara sambil melahap sarapannya yang hampir habis.
"Nggak mama cuma seneng aja putri kecil mama sekarang udah besar" ujar Arita tertawa pelan.
"Ihh...mama masa Fara kecil mulu" sewot Fara.
"Sebesar dan sedewasa kamu tetap jadi putri kecil mama" ujar Arita tersenyum tangannya membelai lembut rambut putrinya.
"Hmm...fara jadi baper" ujar Fara tertawa dan mengecup pipi Arita.
"Fara berangkat ya ma" pamit Fara mencium tangan Arita.
"Hati - hati nak" ujar Arita.
Fara berjalan menuju halte di ujung komplek rumahnya jalanan sudah lumayan padat karena hari sudah semakin siang. Fara duduk di bangku panjang halte tempat ia biasa menunggu angkutan umum atau taksi Fara hanya celingukan karena tidak ada satu pun angkutan atau taksi yang lewat. Namun pandangannya jatuh pada seseorang yang berada di seberang jalan yang sedang membeli sesuatu di salah satu toko.
"Kok kaya Gevan ya" gumam Fara sambil menatap cowok itu.
Belum sempat ia melihat dengan jelas taksi yang ia tunggu pun datang maka ia urungkan niatnya dan langsung bergegas masuk ke dalam taksi.
Fara sudah berada di kelasnya pikirannya masih tertuju pada cowok itu. Tapi ia segera menepis bayangannya itu jika memang benar Gevan sudah pulang pasti cowok itu akan menemui nya.
"Lo nape ra bengong mulu" tanya Nella heran.
"Gue tadi kaya liat Gevan tapi gue gak tau dia atau bukan" ujar Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLVIDAR
Ficção AdolescenteAgatha Faranisa Jovanka gadis cantik yang harus berjuang sendirian hanya untuk mengembalikan ingatan kekasihnya. Tentu banyak hal yang harus ia hadapi selama perjuangannya nyata. "Rindu menebarkan rasa sepasang ingatan yang tak ingin hilang menjelma...