Kini aku benar-benar lelah. Entah harus dengan apa lagi, entah harus bagaimana lagi aku tak mengerti akan semua ini. Napas ku terasa berat bila memikirkan hal seperti ini. Selalu mencari bahan pembicaraan, lagi dan lagi.
Sungguh pada tiap-tiap penghujung sore beban yang selama ini masih sering mengintaiku, mengusik ketenangan hatiku. Tidak membiarkan sedikitpun hati ini untuk berdiam. Kian bergulirnya waktu menarik paksaku dalam lamunan bak lembah yang teramat gelap.
Cukupkan semua ini pada satu jalan. Patahkan semua persimpangan sehingga tujuan utamanya berada tepat diujung paling depan. Aku tak mengapa untuk menjajah setiap rintangan, melewati berbagai halangan, menghapus segala permasalahan.
Bisakah semua pikiran itu hilang sekejap mata, walau tak ada niatku untuk memikirkan, aku hanya takut akan bayangan. Bayangan yang biasa beberapa manusia alami, bayangan yang biasa mereka nikmati. Aku tak mau itu terjadi.
Cukup pada kali ini, cukup pada insan ini aku mencinta. Aku tak mau lagi mengarungi hati selain dirinya yang saat ini tengah mencintaiku. Aku ingin berhenti mencintai orang lain selain dia yang kini mencintaiku dengan sangat.
Kuat kan cintanya agar aku selalu yakin padanya. Aku yang tengah berjuang mempersiapkan segalanya.
Cukupkan cintaku hanya pada wanita yang saat ini mencintaiku.
Iya kamu, yang setiap waktu selalu memberi semangat pada apapun yang aku usahakan. Meski ku tau kamu tidak sepenuhnya yakin akan keberhasilan. Tapi kamu selalu dengan sabar menepis semuanya dan berpikir positif.
Aku mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Asmara
PoetryPertemuan aksara yang memicu kenangan. Memikat hubungan walau sebatas angan. Aku menyatakan iya pada puing-puing yang kau buat luka. Iya... Aku cinta luka yang kau ukir laksana permainan logika. Temui aku pada tempat biasa. Tempat dimana kamu terbia...
