17 : Belajar Mencintai

1.4K 242 32
                                    


Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?

Enjoy~

Enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Dokyeom

"Ma, apa kita gak mau coba cara lain? Dokyeom bisa kok kerja untuk bayar semuanya. Gak peduli kalau seumur hidup Dokyeom harus dihabisin buat bayar mereka."

Mama langsung menatap gue sendu. Dia mengelus rambut gue penuh kasih. "Dokyeom... Kita kan udah bicara masalah ini, sayang.."

"Ma, tapi-"

"Mama tau kamu kecewa, mama tau kamu enggan, dan kamu juga marah sama keadaan karena ujungnya gak sesuai yang kamu mau. Tapi mama lebih seneng menyelesaikan semuanya di dunia daripada harus bayar di akhirat, nak.. Tolong mama, ya?" tatapannya yang memohon berhasil meredam amarah gue.

Entah kenapa, walaupun Si Brengsek itu memperlakukan gue gak baik dan bikin gue berkali-kali mau kabur dari rumah, mama tetap menjadi alasan gue untuk pulang dan tinggal. Karena kalau gue marah karena merasa ini gak adil untuk gue, sejujurnya ini juga gak adil sama sekali untuk mama.

"Besok dia minta fitting baju sama Dokyeom."

"Secepet ini?"

"Iya. Dan Dokyeom harus terus ngikutin kan, ma? Dokyeom mulai sekarang cuma bisa jadi pengecut dan penurut bagi dia. Dokyeom gak bisa menjalani hidup Dokyeom sesuai keinginan sendiri." mama meneteskan air mata dan memeluk gue. Badannya bergetar karena tangisnya yang sesegukan. Gue mengelus punggungnya berusaha mengatakan kebohongan kalau gue gapapa padahal aslinya hancur.

Keesokan harinya, gue izin gak masuk hari ini dan meminta tambahan shift di lain hari. Sesuai yang gue bilang, gue akan fitting baju hari ini. Gue meminta dia untuk duluan karena gue malas menjemput dia. Saat gue memasuki butik yang dia pilih, gue sudah menemukan dia yang terbalut gaun putih yang menjuntai ke bawah.

"Udah dateng, Kyeom?" gue hanya mengangguk dan duduk di sofa yang disediakan. "Kamu gak milih baju?"

"Kamu duluan aja." ucap gue karena jujur, kalau gue apapun cocok karena gue ganteng.

"Aku bagus gak pakai ini? Kelihatan gendut gak?" gue langsung mengscan penampilannya dari atas sampai bawah dan merasa gak menemukan celah sama sekali. "Enggak."

"Yaudah, mbak.. Saya ambil ini aja deh. Tapi nanti saya minta tolong sedikit dipotong bagian sini, ya.." dia lalu meminta untuk menambah dan mengurangi gaun tersebut pada pemilik butik. Gue yang gak mengerti apapun memilih berdiri dan melihat-lihat setelan tuxedo berwarna putih yang beragam macam.

ME FIRST || Lee Dokyeom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang