Bau obat menyeruak indra penciuman hoseok,
Banyak orang berlalu lalang,beberapa kali bahunya tersenggol,
Banyak perawat yang berlarian kala hoseok melewati ruang IGD,sepertinya baru saja terjadi kecelakaan,beberapa brangkar didorong menuju ambulans yang terpakir didepan depan IGD.
Hoseok segera melangkahkan kakinya melewati kerumunan,badannya bergidik ngeri jika harus melihat banyak darah.Ia segera melangkahkan kakinya menuju ruangan seokjin yang berada tak jauh dari ruang IGD,
Ruangannya nampak sepi,ia segera bertanya pada suster yang terlihat melewatinya"Permisi,apakah dokter seokjin sedang keluar?"
Perawat itu berhenti lalu memandang hoseok,awalnya ia hanya diam,mungkin ia masih terpaku pada laki laki tampan yang berdiri didepannya,
"Permisi"
Sekali lagi hoseok memanggilnya,akhirnya dia tersadar dari lamunannya,lalu bergerak gugup didepan hoseok.
"Mmm dokter seokjin sedang berada di IGD,jika sudah punya janji kau bisa menunggu diruangannya"
Perawat itu segera pergi setelah menjawab hoseok,
Akhirnya hoseokpun masuk kedalam ruangan seokjin,sebenarnya ia malas jika harus menunggunya didalam,tapi dadanya tak tau kenapa terasa sedikit nyeri,ia akan berbaring sebentar di atas brangkar sambil menunggu seokjin.Tak lama pintu kaca ruangan seokjin terbuka,
Seokjin berjalan masuk sambil melepas jas putihnya,ia baru menyadari hoseok sudah berada diruangannya saat ia ingin menggantung jasnya,Saat kakinya ingin bergerak mendekati hoseok,tiba tiba hoseok mengerang memegangi dadanya,
Seokjin reflek langsung mendekatinya,"Sudah kubilang kita harus cepat melakukannya,atau susuatu yang fatal bisa saja terjadi"
Tangannya bergerak menangani hoseok,ia menyuntiknya dengan beberapa obat,
Karna keadaan hoseok yang tidak memungkinkan akhirnya ia harus dirawat dulu dirumah sakit.Awalnya hoseok menolak,dan mengatakan ia biasa merasakan sakit itu,dengan minum obat rasa sakitnya akan hilang,
Tapi kali ini seokjin tidak mengijinkannya pulang,
Tubuhnya terlihat sangat lemah,"Kau harus melakukannya hoseok,besok aku akan berkonsultasi dengan dokter Jang"
"Apa setelah itu aku akan sembuh?"
Seokjin hanya diam,ia tau itu pasti berhasil,tapi pastinya walaupun semua sudah sesuai prosedur akan tetap ada efek sampingnya,seperti penolakan dari tubuhnya misal,
Tapi itu adalah jalan satu satunya jika hoseok ingin sembuh."Kau pasti sembuh,percaya padaku"
Nafas hoseok nampak berat,bola matanya berputar jengah,
Ia sebenarnya juga sudah memikirkannya,mau tidak mau suatu saat dia juga harus tetap melakukannya,tapi fikirannya masih berputar pada kemungkinan kemungkinan lain,
Ia hanya takut usahanya akan sia sia."Baiklah tapi selama kau mencari pendonor itu dan aku dirawat disini,kumohon jangan sampai ada yang tau soal ini kecuali orang tuaku,jangan sampai yuri tau"
Sedangkan yang diminta masih menimang nimang,tapi akhirnya ia mengangguk,apa sulinya menyembunyikan semuanya dari yuri,lagian mereka tak pernah bertemu,yang penting hoseok bersedia melakukan pencangkokan itu,ia harus segera menemukan pendonor yang tepat.
"Aku tau bukan hal yang mudah mencari pendonor jantung yang tepat,jika kau tidak menemukannya,menyerahlah saja"
Kali ini hoseok berbicara dengan nada yang melemah,ia sudah cukup menderita dengan semua ini,rasa sakit yang setiap saat bisa kambuh,
Bahkan jika ia sedang berada disamping yuri dan sakitnya mulai kambuh ia akan berjuang mati matian menahannya,atau jika sakitnya begitu parah ia akan pergi menjauhi yuri dengan berbagai alasan.Sudah hampir satu tahun ia menderita,ia tak pernah mengatakan pada yuri tentang sakitnya,banyak alasan yang membuatnya tetap bungkam.
Sakitnya juga jadi salah satu alasan kenapa ia tak mengikuti kompetisi tari lagi,tapi ingin memberi orang lain kesempatan selalu menjadi alasannya ketika yuri bertanya.
-
-
Sudah dua hari semenjak terakhir yuri bertemu hoseok,tak tau kemana perginya,sudah dua hari ia tak masuk sekolah,saat yuri bertanya pada teman sekelasnya pun mereka bilang tidak tau,
Bahkan ponselnya pun tak bisa dihubungi
Kemarin sebenarnya ia sudah kerumah hoseok untuk mencarinya,tapi rumahnya tampak kosong,saat ia bertanya pada maid rumah hoseok mereka seperti terkesan menutupi sesuatu,Yuri tak tau apa yang terjadi,sebelumnya hubungan mereka baik baik saja,lalu kenapa tiba tiba hoseok menghilang,
Tangannya terus bergerak memencet digit nomor hoseok sedari tadi,tapi tetap tidak aja jawaban,
Ia sudah mulai frustasi,
Ia mendudukan dirinya di taman belakang sekolah,menatap nanar kearah bunga bunga yang mulai bermekaran,
Ia kembali mengangkat ponselnya,itu percobaan terakhir jika masih tetap tidak diangkat ia akan mencobanya lagi besok,
Tapi saat tangannya ingin bergerak turun,panggilannya diangkat,
Terdengar suara wanita di seberang sana,awalnya yuri hanya diam,sampai akhirnya wanita itu mulai bicara."Hallo nak yuri,aku ibu hoseok,maaf kau pasti khawatir pada hoseok ya,tenang saja kami sedang berada di gwangju,aku mengajaknya menjenguk neneknya"
Ada sedikit perasaan lega di hati yuri,ia menghela nafas lega,
Setidaknya hoseok baik baik saja,tapi kenapa ia tak bilang kalau akan pergi mengunjungi neneknya di gwangju,tak biasanya ia seperti ini,tapi yuri mengabaikan fikiran buruknya,setidaknya hoseok tidak apa apa,dia juga tidak bisa egois jika hoseok ingin berkumpul dengan keluarganya."Aah nee eommonim,tidak papa sampaikan salamku pada nenek"
Sedangkan diseberang telfon,hoseok sedang menatap ibunya yang berdiri di depanya mengangkat telfon dari yuri,
Sudah dua hari ia mengabaikannya,karna sedari tadi yuri terus menelfonnya dan ia tak akan berhenti sebelum hoseok mengangkatnya,akhirnya ia menyuruh ibunya yang kebetulan berada disana untuk mengangkatnya dan mengatakan jika hoseok sedang berada di gwangju.
Sebenarnya ia merasa bersalah jika harus membohongi yuri,tapi ia tak ingi yuri khawatir akan keadaannya,
Sebenarnya listy sudah tau,tapi hoseok memintanya untuk tetap diam..
Akhirnya setelah mengetahui jika hoseok sedang bersama keluarganya yuri bisa bernafas lega,
Tak lama ada seseorang menepuk pundaknya,ia reflek menoleh,
Listy sudah berdiri sambil menyengir dibelakangnya,lalu ia segera duduk disamping yuri."Kenapa kau disini,aku mencarimu kemana mana"
Yuri kembali menghela nafasnya kasar,ia menyandarkan punggunya kesandaran kursi yang ia duduki,menatap lurus kearah bunga bunga didepannya,
"Aku hanya khawatir pada hoseok.."
"...tapi aku sudah lega,ternyata ia sedang berada di gwangju untuk menjenguk neneknya"
Listy hanya diam,menatap nanar wajah yuri dari samping,
Ia sebenarnya tidak tega melihat yuri,tapi ia juga tidak mungkin mengingkari janjinya dan membuat yuri khawatir jika mengetahui keadaan hoseok yang sebenarnya.
Lalu tangannya bergerak mengelus puncak kepala yuri."Makanya jangan berfikiran buruk dulu,dia tidak mungkin meninggalkanmu"
Birai yuri tersenyum tipis menanggapi candaan listy,ia tidak berfikiran buruk,ia hanya khawatir akan keadaan hoseok.
~tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae✔[JHS,PJM]
FanfictionCOMPLETE aku mencintaimu,jangan lakukan ini padaku~JHS maafkan aku,aku bingung~LY maafkan aku hyung tapi aku juga mancintainya~PJM