Hari hari yuri berlalu seperti biasa,ia masih sibuk berkutat dibalik meja membolak balik bukunya dengan tatapan jengah,jika biasanya ia tak pernah mengeluh jika gurunya memberinya banyak tugas atau menjelaskan materi berjam jam,kali ini ia benar benar tidak sanggup mendengarnya,
Sejak pagi moodnya benar benar naik turun,ia terus terusan marah tanpa sebab,seperti tadi pagi saat hoseok menjemputnya seperti biasa,tiba tiba saja ia marah marah tanpa sebab karna hoseok mengenakan parfum,
Ia ingat setiap hari dia memakai parfum yang sama lalu kenapa dia marah marah.Lalu saat sampai dikelas ia marah marah pada teman sekelasnya hanya karna dia membaca dengan jarak buku dan mata yang terlalu dekat.
Listy dan jiminpun tak luput dari omelannya,dia marah hanya karna mereka berdua terus saja bicara,tanpa memperdulikannya,
Padahal biasanya juga seperti itu,dan yuri tidak pernah marah.Bahkan guru yang hanya melakukan kewajibannya untuk mengajarpun masih salah dimatanya,
Dia masih membolak balikkan bukunya,ia terus saja mengomel sambil memegangi perutnya yang sedari pagi sakit,karna tamu bulanannya."Bisakah kau datang tanpa memberiku rasa sakit"
Ia masih mengomel tak jelas,sesekali merengek memegang perutnya,saat perutnya mulai bereaksi lagi.
Listy hanya memandang sahabatnya jengah,ia sudah menyuruhnya untuk pergi keruang kesehatan saja,tapi ia malah mengomel tak jelas.Bibir yuri sampai terlihat pucat,ia sudah tidak mengomel lagi karna badannya terlalu lemas dan sakit perutnya tak kunjung reda,
Melihat keadaan yuri yang tak terlihat baik,listy segera bangkit dari duduknya,mengangkat tangannya keatas lalu ijin pada gurunya untuk mengantarkan yuri ke ruang kesehatan.
Kali ini yuri tak menolak karna ia sudah benar benar lemas,sampai listy harus menopang tubuhnya agar tidak jatuh.
Mereka berjalan pelan kearah ruang kesehatan,saat sudah hampir sampai ruang kesehatan,mereka berpapasan dengan hoseok yang nampak keluar dari ruang guru,
Lalu ia mendekat kearah yuri dan listy."Kau kenapa yuri?"
Yuri tidak punya tenaga untuk menjawab,ia masih memegangi perutnya yang sakit,akhirnya listylah yang angkat bicara.
"Tamu bulanannya datang,dan perutnya sakit,aku akan membawanya keruang kesehatan"
Hoseok segera meraih tangan yuri mengambil alih dari listy,tangan satunya ia gunakan untuk menggenggam tangan yuri yang berada di pundaknya,sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk merangkul pinggang yuri.
"Kau kembalilah aku akan mengantarnya"
Saat listy ingin protes dengan segera hoseok memotong pembicaraannya.
"Kelasku kosong,guru yang mengajarku sedang sakit,jadi kau kembalilah,atau aku akan bilang pada ibumu jika kau sering bolos jam pelajaran"
Listy hanya mendengus kesal,sepupunya ini selalu saja membuatnya kesal,
Ia langsung berbalik sambil terus menggerutu pelan tapi hoseok masih bisa mendengarnya,"Cih,katakan saja kau fikir mereka akan peduli padaku"
Hoseok tak memperdulikannya,ia berjalan membawa yuri kearah ruang kesehatan,
Sesampainya didepan pintu tangannya yang satu ia gunakan untuk memutar knop pintu,
Petugas kesehatan yang sedari tadi duduk memainkan ponsel langsung menoleh kearah pintu,lalu ia berdiri dan membantu hoseok membawa yuri kearah brangkar lalu membaringkannya."Kenapa dia?"
"Katanya perutnya sakit karna datang bulan"
Hoseok menjawab petugas tadi polos,sedangkan yuri masih merutuki kepolosan hoseok dalam hati,
Lalu petugas tadi berjalan kearah lemari kaca yang berisi obat obatan,
Lalu memberi yuri obat pereda nyeri,dan menempelkan menstruheat (koyo pereda nyeri haid) di perutnya."Sakitnya akan segera hilang,baiklah aku harus pergi sebentar"
Hoseok hanya mengangguk,lalu pertugas kesehatan itu pergi meninggalkan hoseok dan yuri,
Melihat yuri yang meringis kesakitan sambil memegangi perutnya membuat hoseok merasa kasihan,
Lalu ia mendekat kearah yuri,tangannya bergerak mengelus perut rata yuri,sesekali memijat bagian belakang yuri,
Membuat yuri sedikit nyaman,"Apa sangat sakit?"
Yuri hanya mengangguk tak menjawab,hoseok terus mengelus perutnya,membuat yuri nyaman dan merasa kantuk mulai menyerangnya,
Perlahan kelopak matanya menutup,ia sudah berkelana di alam mimpi,
Sedangkan tangan hoseok masih bergerak mengelus perut yuri,sambil maniknya terus mentap yuri penuh afeksi,
Tak lama petugas kesehatan tadi kembali,lalu berjalan kearah mereka berdua,"Apa obatnya sudah bereaksi?"
"Sepertinya sudah,ia sudah tertidur"
Petugas kesehatan itu tersenyum kearah hoseok sambil menepuk pundaknya,lalu berjalan kearah mejanya meninggalkan hoseok yang masih setia mengelus perut yuri.
Saat tangannya masih bergerak mengelus perut yuri,ponselnya bergetar,
Lalu ia merogohnya disaku celana,
Di layar telepon pintarnya terpampang nama seokjin,ia baru ingat hari ini adalah jadawalnya kontrol,
Ia menarik tombol berwarna hijau lalu mendekatkannya kearah telinga."Iya aku ingat,setelah pulang nanti aku kesana"
Lalu ia memutus sambungannya sepihak,membuat orang yang menelfonnya tadi mengumpatinya,
Lalu ia memasukkan lagi ponselnya kedalam saku,lalu matanya kembali menatap paras teduh yuri ketika tidur,
Timbul rasa khawatir,ia tak begitu yakin bisa berada di samping yuri sampai nanti,
Mengingat apa yang ia alami,dan kemungkinan besar yang bisa saja terjadi,
Tak terasa tangannya menggenggam tangan yuri lumayan kencang,membuat yuri sedikit menggeliat dalam tidurnya,
Menyadari genggamannya mengganggu yuri,ia langsung melepasnya,dan kini bergerak mengusap dahi yuri yang mengeluarkan keringat,mungkin karna ia sedang menahan sakit.~tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae✔[JHS,PJM]
FanfictionCOMPLETE aku mencintaimu,jangan lakukan ini padaku~JHS maafkan aku,aku bingung~LY maafkan aku hyung tapi aku juga mancintainya~PJM