06.| siapa sebenarnya

285 41 14
                                    

bismillah, semoga enggak mengecewakan ya. maaf sudah membuat kalian menunggu lama😭🙏 huhu aku kangen baget nulis setelah sekian lamaaaaaa~ kangen dapat notif dari kalian huhu,, pokoknya aku mau berterima kasih banyak untuk kalian yang masih menunggu cerita ini.

kaget gak? enggak kayaknya mah.










































































































"doyoung mau susul nara ma."

"yang bener aja kamu doyoung?!"

"kapan doyoung bohong sih ma? lagian mama sendiri yang bilang, doyoung harus berjuang lagi kan?"

"ya tapikan nak, maksud mamaㅡ"

"doyoung udah ambil cuti seminggu, lusa doyoung terbang ke korea."

mamanya doyoung terkejut, rasanya campur aduk mendengar anaknya yang akan berjuang untuk memperbaiki kisah lamanya itu. ada rasa senang juga khawatir yang di rasakannya.

"jaehyun bilang nara sekarang kerja di KBRI di korea, jadi doyoung harus cepat memperbaiki semuanya kan?"

mama mengangguk pelan dengan senyum tipis di wajahnya, "mama doakan yang terbaik untuk kamu. semoga kamu mengambil keputusan yang tepat. apa yang akan terjadi nanti, itu udah jalannya. kamu gak boleh larut dalam penyesalan. mama yakin kok, nara pun pasti masih punya perasaan yang sama untuk kamu."

doyoung mengangguk lalu pamit ke kamarnya, setelah makan malam tadi doyoung mengajak mamanya duduk bersantai di ruang tv karena sudah lama sekali doyoung tidak melakukam kegiatan rutinnya itu karena sibuk dengam pekerjaannya dan menata hatinya yang hancur karena ulahnya sendiri.

selama di kamar doyoung hanya sibuk melamun di meja kerjanya, kepalanya sibuk memutar memori lama. penyesalan dan perasaan bersalah kian menjadi-jadi, tapi ada satu nama yang tiba-tiba terlintas.

sejeong, pacarnya.

kepala doyoung terasa begitu pening, apa yang harus ia lakukan sekarang. memutus hububgan secara sepihak? seperti yang ia lakukan dulu pada nara?

ooh, doyoung terlihat begitu brengsek sekarang.

doyoung menghela napasnya kuat, lalu mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang.

**

"nara udah malam lho, kamu gamau pulang?"

"nanti woo, saya suka stress kalo di apartemen. kalo kamu mau pulang, pulamg aja gapapa saya bisa balik sendiri kok."

"mana tega saya ninggalin kamu sendirian malam-malam begini, ini udah sepi ya nara emangnya kamu gak takut apa?"

nara mengernyit bingung. "takut apa?"

"ya apa gitu, ini dunia luar. banyak orang jahat."

nara terkekeh pelan. "dunia luar gimana maksud kamu? kan ada kamu woo yang jagain saya? jadi saya gak perlu khawatir."

jungwoo menoleh ke sampingnya, menghindari kontak mata dengan nara. ini nara kalo malam emang suka gak jelas ya? jungwoo jadi salting sendiri.

"gausah salting gitu dong woo, saya cuma bercanda."

ini nara kenapa jadi kurang ajar sih?

"terserah nar, saya tetep mau berjuang."

nara menatap jungwoo enggak percaya. "jungwoo, saya enggak sabaik itu sampe harus di perjuangin. masih ada cewek lain yang jauh lebih dari saya, lagi pula.." nara memberhentikan ucapannya setelah sadar apa yang seharusnya enggak ia katakan pada orang asing yang tidak tau apa-apa tentang dirinya.

Waktu | Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang