03. | keadaan

275 52 4
                                    

panjang, maap kalo bosan.



























































































































































































































































"nara? kamu mau pulang sekarang?"

"iya, saya mau pulang sekarang. ini lagi nunggu taxi tapi dari tadi enggak lewat-lewat."

"kamu ngode ceritanya?"

"hah? ngode apa? sayaㅡ" nara memukul pelan  lengan jungwoo sambil mendengus yang hanya dibalas kekehan manis dari laki-laki itu.

"ayo bareng saya aja. saya sekalian mau mampir ke apart temen. dia tetangga kamu."

nara menggelengkan kepalanya. "terimakasih.  saya nunggu taxi aja. lagian gak enak kalo di liat sama yang lain."

jungwoo mengernyit bingung. "enggak enak di liat? maksud kamu? sayakan hanya mengantar kamu pulang bukan mau ada apa-apa."

nara menghembuskan napas pelan. sedikit merasa malu sama apa yang dibilang jungwoo barusan.

"enggak deh makasih. kamu bisa duluan aja woo." sebenarnya nara enggak enak hati buat nolak kebaikan jungwoo. tapi, nara tau ada salah satu rekan kerjanya yang menyukai jungwoo takut-takut nara akan dilabrak kalo dia ketahuan pulang bareng. ya walaupun emang hanya sekedar pulang dan enggak ada hubungan apa-apa. masalahnya yang suka sama jungwoo mukanya judes. nara enggak mau nambah masalah lagi, masalah yang lalu aja belum ada titik terang lah ini mau ditambah masalah baru. enggak deh makasih.

jungwoo hanya tersenyum sambil mengangguk walau dalam hatinya ada sedikit perasaan kecewa.

"yaudah, kalo begitu saya pulang duluan ya. kamu hati-hati, kalo semisal taxi belum ada lewat juga, kamu bisa telpon saya nanti saya jemput." ucap jungwoo sambil mengusak rambut nara dan jangan lupakan senyum manisnya lalu meninggalkan nara di lobi kantor.

nara menatap punggung jungwoo yang kian menjauh, sebenarnya tidak mau kepedean dulu, tapi bisa nara liat dimata jungwoo kalo sebenarnya laki-laki lembut itu menyukai dirinya. nara menghembuskan napasnya pelan, sambil menggeleng pelan.

akhir-akhir ini ia selalu ditempatkan pada posisi yang serba salah, dan bingung harus bertindak seperti apa.

dari pada pusing dengan pikirannya nara memilih lanjut untuk menunggu taxi, berusaha melupakan sejenak dengan permasalahan hati dan pikirannya.

**

doyoung tengah sibuk dengan berkas-berkas yang membuat kepalanya pusing, sudah satu minggu full ia lembur mengurus berkas yang harus segera ia tanda tangani. benar-benar enggak mudah, ia harus membacanya satu persatu dan memikirkan berbagai pertimbangan hanya untuk membubuhkan tandatangannya pada satu berkas. menjadi satu tingkat di bawah direktur enggak semudah itu. doyoung harus benar-benar memfokuskan dirinya, membuat dirinya cepat lelah. terlihat dari kantung matanya yang terlihat, tapi doyoung enggak boleh nyerah dan ngeluh terus yang ada kerjaannya makin menumpuk lagian ini semua bentuk perjuangannya.

Waktu | Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang