Happy Reading Guys🤗
Jangan Lupa Vote dan Coment ya All😉
"MA IKAT RAMBUT IFA DIMANA?" suara menggelegar itu sudah menghiasi pagi hari ini.
"Dek, abang kan udah bilang. Panggil tuh pelan pelan jangan teriak teriak." ucap Alan yang sudah berada di ambang pintu kamar Alifa.
"Iya abang Maaf. Ifa buru buru soalnya,udah telat nih." Alan hanya menggelengkan kepalanya terhadap sikap adik bungsunya ini.
"MA KOK JARUM PENTUL IFA GAK ADA?" Lagi, Alan yang masih di ambang pintu pun terlonjak kaget.
"Alifa! udah dibilangin juga." ingat Alan.
"Bang Alan yang ganteng, tapi gantengan Papa. Daripada abang liatin aku gitu, mending abang bantuin cari jarum pentul atau engga panggilin mama." Alifa masih terus mengobrak abrik dan mengeluarkan isi dari lemari nakasnya itu.
"Ck. Iya iya abang bantuin." Alan segera memasuki kamar adiknya.
"Ikat rambutnya udah ketemu?" tanya Alan di sela sela ia mencari jarum pentul Alifa.
"Udah. Ternyata ada ditangan aku hihi." Alifa terkikik mengingat itu.
"Nah ini dia ketemu." Alifa segera menancapkan di kerudung putihnya yang sudah di tata dengan rapi.
"Bang udah ketemu. Makasih ya." Alifa menuju meja belajarnya.
Kali ini Ia mencari cari keberadaan kaus kaki miliknya. Perasaan, ia menaruhnya di atas meja belajar tadi pagi setelah sholat subuh.
"MAMA KAUS KAKI ALIFA ADA YANG NGUMPETIN! TADI SUBUH ADA SEKARANG GAK ADA." Alan yang berada disisinya menutup telinganya kuat kuat.
Ia mengkhawatirkan gendang telinganya agar tidak pecah saat mendengar suara teriakan Alifa. Ia masih ingin mendengar.
"Yaampun Dek. Abang ada dipinggir kamu. Ngapain teriakin Mama sih?" kesal Alan.
"Kan Mama yang tau barang barang aku bang."
"Makanya jangan ngelawan orang tua." terdengar santai namun itu dapat menyentil hati kecil Alifa.
"Abang kok ngomong gitu? gak usah sangkut pautin deh." Alifa menatap kakak sulungnya itu dengan jengkel.
"Loh Ko marah? abang kan cuma ngasih tau." Alan menghentikan kegiatan mencari kaus kaki Alifa.
"Udahlah kesel aku sama abang." Alifa berlalu dari hadapan Alan.
"Alifa berangkat Assalamualaikum." pamit Alifa setelah selesai memakaikan sepatunya tanpa memakai kaus kaki.
"Alifa sayang! Sarapan dulu!" panggil Sandi tapi dihiraukan oleh Alifa.
"Kok dia tiba tiba gitu ya?" tanya Sandi kepada Johan yang duduk berhadapan dengannya.
"Gak tau aku juga Pa" dan setelahnya Johan menggigit roti selai kacang miliknya.
"Alifa kaus kaki kamu ketemu!" teriak Alan sembari menuruni tangga dengan tergesa gesa.
"Telat Lo bang. Alifa udah berangkat." ucap Raka tetapi tatapannya tidak teralih dari ponselnya.
"Hah?" beo Alan.
"Lo budek Bang? perasaan engga deh." ujar johan menimpali.
"Au ah puyeng Gue." Alan segera memasuki kamarnya dan bergegas mandi.
🎸🎸🎸🎸🎸
Sedangkan disisi lain tetapi di waktu yang berbeda hanya beberapa menit, terdapat seorang gadis yang menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHALIFAH
Teen Fictionkapan kita terakhir meluk mama kita?Kapan kita terakhir berbicara ria dengannya?kapan kita terakhir makan bersama dengannya?kapan kita mengungkapkan isi hati kita kepada mama kita? cerita ini dapat membuka fikiran kita,bahwa apapun yang mama kita l...