~'Terkadang ada beberapa hal yang tidak bisa di ceritakan pada siapapun'~
-VenyaSetelah kejadian kemarin, dimana teman-teman Venya sempat kecewa dengan Venya, Venya memutuskan untuk meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya nya pada mereka.
Pagi ini Venya sudah sampai di parkiran, ia datang sedikit lebih pagi dari biasanya agar memiliki waktu untuk berbicara dengan teman-teman nya.
Sebelum keluar mobil ia berdoa semoga teman-teman nya mau memaafkan nya, ia menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia hembuskan perlahan lalu bilang,
"Huh,, semangat Venya lo pasti bisa, everything gonna be okay" hembusan nafas itu keluar dari bibirnya guna menyemangat kan diri nya sendiri.
Ia keluar dari mobil lalu berjalan menuju kelasnya, ia berharap semua teman nya sudah datang agar tidak ada yang terlongkap.
Ia sampai depan pintu kelas dan benar Ayna dan Bluecy sudah datang dan sedang duduk bersampingan, mereka menoleh ke arah pintu dan melihat ke arah Venya.
Venya berjalan menghampiri dengan memasang senyum sebaik mungkin dan hanya di balas senyum se-adanya oleh Ayna dan Bluecy.
"Hai, ada yang mau gue sampein ke kalian, bisa kita bicara" suasana yang berubah kaku membuat Venya harus berbicara dengan kata yang lembut.
"Boleh" jawab Ayna dan Bluecy serempak.
"Di kantin mau? Gue bakal ngajak yang lain juga" mengingat 6 orang teman lain nya berada di kelas berbeda.
"Oke" Ayna dan Bluecy beranjak dari duduk nya dan berjalan ke arah kantin, Venya yang di belakang tersenyum kecut ke arah mereka dalam hati ia berdoa semoga ini tidak berlangsung lama.
Di kantin mereka memilih tempat pojok di mana itu adalah tempat yang pas menurut mereka, saat pagi seperti ini kantin masih terlihat sepi hanya ada beberapa anak yang mungkin belum sempat sarapan di rumah nya jadi memilih sarapan di sekolah.
Kini semua sudah kumpul setelah tadi di chat oleh Venya di grup yang mereka buat.
"Jadi ada apa Ven?" Tanya Kenya lembut namun tetap ada nada canggung di dalam nya.
Venya menunduk, dalam diam ia terisak, di angkat kepalanya untuk menatap mata teman-teman nya yang kini tengah menatap nya juga.
"Gue mau minta maaf sama kalian, hiks, ga seharusnya gue sembunyiin ini dari kalian, tapi jujur gue sama Rafan emang ga ada apa apa, tentang waktu itu gue bisa bareng Rafan itu juga bukan ga sengaja, Rafan jemput gue ke rumah, tapi gue punya alasan kenapa bisa bareng Rafan, sebelum itu spion mobil gue di serempet dan gue udah sempet cerita sama kalian, dan ternyata orang itu Rafan, hari itu mood gue ancur dan kalian ingat gue lebih memilih ke Roftoop dari pada di kelas, dan gue ga tau kalo ga lama dari itu Rafan juga ke Roftoop, dia ngaku dan dia janji bakal bawa mobil gue ke bengkel, gue pulang di anter sama dia dan makannya dia tau rumah gue, gue minta maaf, Hiks, gue ga maksud nyembunyiin ini dari kalian, gue berpikir akan ada saat nya kalian tau, Hiks" jelas Venya panjang lebar sambil sesegukan.
Teman-teman nya masih mendengarkan dengan baik apa yang Venya sampaikan, mereka mulai paham dan bisa mengerti, namun mereka masih butuh kejelasan untuk soal Starbuck waktu itu.
"Lalu soal Starbuck?" Kini giliran Vione yang mewakilkan pertanyaan teman yang lain.
"Soal Starbuck itu juga bukan kebetulan, gue yang chat Rafan untuk nyusul gue karena ada beberapa hal yang harus kita bicarain ber2 dan itu soal ini, soal kita yang backstreet dari kalian, gue ga tau, gue ga ngerti sebenernya Rafan itu kenapa Hiks"
Venya lanjut menjelaskan perlahan, lalu ia tersadar bahwa apakah harus ia beritahu soal sikap Rafan kepadanya, setelah sebelum nya Rafan berpesan untuk tidak memberi tahu siapa-siapa, tapi ini penting ia sudah bertekad untuk tidak ada lagi yang ia rahasia kan dari teman-teman nya.Ia menjeda sebentar membuat semua teman-teman nya menatap nya penasaran.
"Maksud lo kenapa?" Tanya Sisi dan yang lain menunggu kelanjutan cerita nya.
"Gue ga tau apa yang harus gue lakuin sekarang itu apa, tapi gue mohon sama kalian setelah ini jangan beritahu siapa-siapa soal ini" jelas Venya masih dengan sesegukan nya, teman-teman nya langsung mengangguk yakin.
"Kalian pernah bilang ke gue kalo Rafan itu orang yang dingin, flat, kaku dan semacamnya, tapi gue ga ngerti kenapa awal kita ketemu di Roftoop sifat yang kalian kasih tau ke gue itu ga ada sama sekali di diri Rafan, Rafan yang gue kenal baik, asik, pokoknya jauh beda sama yang kalian bilang" jelas Venya sedikit lebih tenang, teman-teman nya semakin fokus mendengarkan.
"Jadi maksud lo Rafan berubah 180˚ gitu?" Tanya Ayna.
"Iya, dia bilang dia ga pernah senyaman itu sama orang, makannya dia bisa lebih lepas ketika sama gue, gue ga ngerti tapi gue simpulin mungkin dia ngerasa kita cocok untuk jadi teman dekat, dan soal gue ga cerita sama kalian ya karena ini gue bingung harus mulai dari mana, ga mungkin gue tiba-tiba bilang kalo gue langsung berteman baik sama Rafan, padahal kita baru kenal dan lagi Rafan yang kalian kenal ga mudah ber-akrab sama seseorang terlebih perempuan" jelas Venya membuat teman-teman nya tersenyum hangat.
"Jadi itu Ven? Kita minta maaf sempet berpikir aneh-aneh tentang lo dan Rafan, tapi lain kali jangan gini, kalo lo cerita kita juga pasti bakal ngertiin kok, jadi lain kali jangan kaya gini lagi dong" kata Kenya tersenyum di angguki yang lain.
"Iya nih Venya tega banget sih sama kita" ucap Sasa dengan nada di buat ngambek.
"Maaf ya sekali lagi" jawab Venya lirih namun tersenyum ia bersyukur memiliki teman seperti mereka.
"Santai deh, eh tapi sih ya gue tuh mikir nya si Rafan demen gak sih sama Venya guys" kompor Vione, seketika meja yang tadinya penuh kesedihan berubah menjadi ramai.
"Eh iya tuh bener, cie ciee" ucap yang lain membuat Venya blushing.
"Paansi lo pada" jawab Venya salting.
"Dih Dih blushing" kata Bluecy dan di tertawai yang lain.
Kringgggg
Tepat saat itu bel berbunyi
"Apaan sih udah ah gue mau ke kelas" ucap Venya langsung meninggalkan mereka yang sedang menggodanya.
"Hey ayank Venya tunggu dong buru-buru amat sih" ledek Ayna yang menyusul dengan Bluecy, sedangkan yang lain tertawa terbahak bahak.
-~0o0~-
Hai guys sorry banget kalo sempet ngilang lamaaaaaaaaaaa banget, mungkin beberapa di antara kalian berpikir kalo cerita ini ga bakal di lanjut lagi kan? Haha sama gue juga tadinya mikir gitu, jujur selama ga update ini tuh emang udah ada rasa males ngelanjutin nya, ini juga sebenernya ga tau kenapa tiba-tiba lanjut lagi, jadi kalo boleh cerita sedikit sekarang jam 02.26 dini hari tapi gue belum bisa tidur karena efek sekolah di liburkan karena musibah wabah corona membuat insom gue semakin menjadi huhu:(
Oke kalo kalian mau cerita ini di lanjut kalian bisa Komen, dan beri vote dan berdoa lah semoga gue ga males-malasan karena jujur gue tuh orang nya moodyan parah..
Sorry banget kalo makin kesini ceritanya makin ga jelas menurut kalian tapi sekali lagi ini gue buat just for fun, cerita ini gue buat karena Gabut jadi ya enjoy guys!

KAMU SEDANG MEMBACA
Rafan
Teen FictionMasa masa SMA itu bisa di bilang masa masa yang paling indah, gatau kenapa. sama seperti masa SMA Rafan yang tadinya hanya lurus aja hanya berwarna netral hitam putih, eh bukan sekolah nya ya maksudnya tuh kehidupan nya, okey back to topic, masa SMA...