Berangkat bareng

51 4 0
                                    

~'Cinta tak mengenal waktu, cinta datang singgah dan berlabuh begitu saja sesuai dengan keinginan nya'~
-Arafan

Pagi ini Venya sedang sarapan, ia bingung harus berangkat dengan siapa, karena kemarin saat ia bolos bersama Rafan mobil nya ia tinggal di sekolah, jika ia minta antar supir mama nya pasti akan banyak bertanya dengan nya, minta antar abang nya pun sama pasti abang nya akan ngadu yang tidak tidak ke mama nya, sayang ayah nya sedang ada urusan kerja di luar kota.

Karena sibuk berfikir ia tidak fokus memakan makanan nya dan hal itu membuat mama nya bingung menatap anak nya.

"De?" Masih ga ada jawaban.

"Venya?" Masih sama.

"Alvency venya." Mulai kurang lah 5% sabar nya.

Mama nya menghela nafas kasar kemudian menoleh ke arah Bian abang nya yang sedang asik memakan sandwich.

Sedangkan yang di tatap hanya mengangguk, dan sedetik setelah nya.

BRAK

"WEY CURUT!" Teriak Bian sambil menggebrak meja makan membuat mama nya menatap horor anak laki laki nya yang ganteng itu.

"BUSET APATU?!" Kaget venya namun setelah nya ia melihat ke arah Bian yang kembali santai memakan sandwich nya.

Venya yang geram langsung merampas sandwich yang ada di genggaman Bian.

"Aduh, apaan si" kesal Bian

"Apa? Kesel kan? Siapa suruh gangguin orang" sarkas Venya

"Mama yang suru, udah sini balik in"

Tanpa protes Venya mengembalikan sandwich Bian dan menatap mama nya.

"Mama kenapa?"

"Kamu yang kenapa, di panggil gak jawab" ketus mama nya Venya meringis mendengar jawaban mama nya.

"Emm anu" gugup nya

"Anu anu apa?" Tanya mama nya

"Wah apa tuch" goda Bian

"Shut, berisik lu" ketus venya pada bian

"Apa venya cepat!" Tegas mama nya

"Ah, pagi ini mama anterin aku ya" ucap nya ragu.

"Loh emang mobil kamu kemana?, terus kemarin sore pulang naik apa?" Heran mama nya

"Itu, emm apa tuh, mobil venya ban nya meledak! Iya meledak" yakin nya.

mamanya menatap venya dengan mata memicing, venya yang di tatap seperti itu hanya gelagapan.

namun saat mama nya baru akan membuka suara, handphone venya berbunyi membuat venya bernafas lega, namun setelah melihat yang menelfon nya membuat nya ingin tenggelam saja di rawa rawa.

'Ada aja pagi pagi heran' batin nya

"Halo" sapa Venya

RafanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang