Cari tau

44 4 1
                                    

~' biar kita saja yang tau, mereka tak perlu'~ -Arafan

Sekarang, Venya dkk sedang berada di kantin, tepat ia balik dari Roftoop bel istirahat berbunyi, ia menuju kantin dan teman temannya sudah menunggunya di meja biasa.

"Tadi tuh lu kemana aja sih ven?" Tanya Ayna sambil menghisap teh manis nya.

"Roftoop" jawab venya.

"Eh gue mau nanya nih" ucap Venya lagi.

"Apa" tanya 8 orang itu serempak.

"Si Rafan tuh orang nya gimana?" Tanya Venya.

Uhuk uhuk, batuk Bluecy

"Eh, kenapa lo" Tanya Venya khawatir dan yang lain nya.

"Uhuk, ga Gapapa, lo kenapa ko aneh tiba tiba nanyain si Rafan" Tanya Bluecy.

"Penasaran aja sih" jawab Venya cuek.

"Yakin, ah atau jangan-jangan lo udah jatoh dalam pesonannya Rafan ya? Astagfirulahalazim kalo gue sarankan jangan deh Ven, si Rafan tuh dingin, ntar lo pegel ati sama dia" cerocos sasa panjang lebar.

"Engga, apaan sih lo, gue cuma nanya kalee" elak Venya.

"Oke, jadi Rafan tuh dingin, cuek, tegas juga, karna dia ketua osis lo baru tau kan, sebenernya dia pinter cuma ga mau di umbar-umbar, malah sifat berandal nya yang di umbar-umbar, dia tuh ga pernah deket sama cewe, sampe ngomong aja seperlu nya doang, banyak cewek yang ngejar dia, tapi dia acuh, yang gue tau dari kafka nih, ya karna gue deket sama kafka hehe, katanya tuh si Rafan punya prinsip, dia ga bakal deket sama cewe saat ini dan mungkin sampe 5 tahun ke depan, karna menurut dia kalo cewe-cewe seumur kita atau ke bawah tuh masih labil nah dia gak mau ngadepin sikap labil nya cewe, menurut dia semua cewe tuh ngeribetin" jelas kenya panjang lebar.

"Okey.." Gumam Venya sambil mengangguk mengerti.

'Dari yang gue tau dia dingin, tapi beda banget sama yang tadi di Roftoop, menurut gue dia itu nyeleneh ga dingin' -batin Venya

"Ven, lo kenapa sih, abis balik dari Roftoop lo aneh gini, lo ga kesambet setan atas kan?" Tanya sisi melihat Venya ngelamun.

"Engga ish" ketus Venya.

Saat sedang asik makan tiba-tiba Rafan dkk menghampiri meja mereka.

"Hay, boleh gabung ga?" Tanya Anta.

"Boleh" jawab kaline.

Mereka duduk bersama meja mereka menjadi sorotan warga kantin, karna Most Wanted boy dan girl yang satu meja membuat warga kantin berbisik.

"Ay, boleh dong gue minta bakso lo" ucap Aldo yang sedari tadi menggoda Ayna.

Ayna tak mengindahkan ucapan Aldo membuat Aldo semakin gencar menggodanya.

"Ay.." satu kali.

"Ay.." dua kali.

"Ayna.." tiga kali.

"Ay~yank"

BRAK

"ASTAGA NAGAAAAA" Kaget eca.

"Kamu Gapapa sayang" Tanya Deon.

"Aaaa, eon, pempek eca jatoh" rengek eca.

"Kan emang jatoh, mau eon ambil in lagi?" Tanya Deon dodol.

"Ih jangan, kan kotor eonnnn" jawab eca.

"Eh iya, yauda ni makan punya eon aja" jawab Deon membuat Eca tersenyum senang.

Eon dan Eca nama panggilan sayang mereka, yang lain melihat Eca dan Deon yang sama lemot nya hanya menahan tawa dan beralih menatap Ayna yang sedang berdiri di hadapan Aldo dengan berbatasan meja kantin, terlihat dari mata Ayna ia sedang menahan amarah yang siap meledak.

"ALDO!" Bentak Ayna.

"Kenapa ay.." jawab Aldo dengan nada yang.. eww kaya ompedo.

"Stop panggil gue AY!" Tegas Ayna dengan penekanan nada di akhir kalimat.

"Ya terus gue panggil lo apa dong, masa 'na' emang gue bokap lo?" Jawab Aldo santai.

"Terserah. Yang penting jangan panggil gue Ay" jawab Ayna final.

"Panggil baby boleh dong" goda Aldo lagi.

"Lo panggil gue baby gue manggil lo babi" ucap Ayna yang sudah kembali duduk sambil menodongkan garpu di depan wajah Aldo.

"Eits, santai by" kata Aldo.

Sedangkan yang lain tertawa Venya dan Rafan sedang di kelilingi suasana canggung karna duduk berhadapan.

Venya melihat Rafan dan sebaliknya, mata biru venya bertemu dengan mata coklat Rafan, mereka bertatap, tanpa sadar Rafan mengangkat sudut bibir berbentuk senyum manis, begitu juga Venya sampai..

"UHUKKKK" Batuk Rafa besar membuat yang ada di meja itu melihat semua ke arah Rafa termasuk Rafan dan Venya.

"Kenalan kaleee, jan liat liatan kaya gitu, senyum segala lagih" sindir Rafa.

Rafan yang merasa tersindir menggaruk kepalanya yang tak gatal, teman teman yang peka pun ikut menggoda.

"Oh iya nih, kenalin Venya, temen kita pindahan dari spanyol" ucap kenya memulai.

"Hai venya salam kenal" ucap cowo cowo serempak kecuali Rafan.

"Hai" jawab Venya kikuk.

"Venya udah kenal belom tuh sama yang di depannya?" Tanya Tiger sengaja.

Venya hanya tersenyum canggung membalasnya.

"Kenalan dong, masa depan depanan ga kenalan" kompor Anta dan mendapat tatapan membunuh dari Rafan.

"Hmmm" jawab venya bingung.

Sasa yang kebetulan di samping Venya menarik nya dan sama dengan Dafa yang berada di samping Rafan menarik tangan Rafan sampai bertemu dengan Venya, kini posisi mereka berdiri dan berhadapan.

Ingin menolak tapi sudah terlanjur bersentuhan, membuat teman teman tersenyum senang.

"Hmm" dehem Rafan sebelum memulai.

"Arafan Rasdhan Alfarezi, panggil aja Rafan ,12 IPS 4, ketos" ucap Rafan dingin.

"Alvency Venya, panggil aja Venya, 12 IPA 5, pindahan." Balas venya tak kalah dingin.

'I know you' Rafan membatin dengan satu alis terangkat.

Alis sebelah venya ikut terangkat sebelah seolah memberi tatapan bertanya 'apa' belum sempat mereka melanjutkan telepati mereka, koaran Dafi sudah mengacaukannya.

"Di lepas kali, di pegangin aja, ga bakal ilang ko" ucap Dafi jahil, spontan mereka melepas genggaman tangan satu sama lain, teman teman mereka hanya terkekeh.

RafanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang