Kunci

49 3 0
                                    

***

Deni mengingat pertemuannya dengan Luki dari Halte, ketika semua orang memperhatikan mereka. 'Apakah ternyata tatapan mereka bukanlah tatapan kagum kepada Luki, namun tatapan aneh karena gue yang bicara sendiri?'

'Apakah ternyata, kembalian ongkos bus itu bukan karena discount tapi karena kami hanya dihitung satu?'

'Apakah ternyata, tatapan aneh pedagang asongan tadi'

'Atau jangan – jangan'

Deni merogoh kantong celana sebelah kanan dan mencoba melihat uang kembalian angkot tadi.

'Tiga belas ribu.'

'jadi . . . .'

Deni kembali lagi mengingat apa saja yang dikatakan Luki sepanjang halte sampai didekat rumah Sina. Dan terlintaslah kata demi kata yang dilontarkan Luki. Seketika Deni terdiam. Kemudian tertawa pelan dan semakin lama semakin keras. . .

'jadi begitu . . . '


'BANGSAT!'


Banyak hal di dunia ini yang perlu untuk kita perhatikan dengan seksama. Hal yang bahkan melekat pada diri kita sendiripun bisa menjadi petunjuk nyata dalam menyelesaikan suatu persoalan. Sama seperti cerita ini yang menjadikan nama sebagai kuncinya.

Deni

Luki

Sina

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dan Kemudian . . .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang