***
Suatu hari, rumah sakit itu dikunjungi oleh pasien seorang anak perempuan berusia 5 tahun. Anak itu menangis didepan pintu ruang perawatan.
"Aku mau ketemu mama. Mama!", teriak anak itu didepan pintu.
Seorang wanita muda yang menemani anak itu pun bingung dan terus berupaya menenangkan anak tersebut. Sina yang melihat dari resepsionis beranjak dari tempatnya, kemudian mendekati anak kecil itu.Sina menurunkan tubuhnya sembari bertanya,"Adik manis kenapa?".
Anak kecil itu masih menangis dan sambil terisak ia berkata,"Aku mau ketemu mama!Mama!!!".
Tangis anak kecil itu semakin keras dan terdengar sepanjang lorong. Kemudian sebuah tangan berkulit putih bersih mengusap kepala anak kecil tersebut.
"Mama sedang diperiksa dokter. Ih kalau kamu berisik, nanti dokternya bingung, terus Mama makin lama sembuh. Lebih baik, kamu main sama kakak di taman yuk!", bujuk Sina kepada anak kecil itu yang akhirnya mulai terdiam.
Sina memasukkan tangannya ke kantung baju, kemudian menawarkan sebuah permen berwarna merah."Adik manis mau permen?", rayu Sina.
Anak itu mengangguk. Sina membuka bungkus permennya dan menyuapi anak kecil tersebut.
" aaa, aaam mana mulutnya ya, Permen mau masuk".
Anak kecil itu membuka mulutnya dan permen pun masuk kemulut anak itu disusul senyum manis.
"Mari kak, saya antar ketaman belakang", ucap Sina ke wanita muda disamping anak kecil itu.
Kemudian mereka bertiga beranjak ke taman.
Yang mereka semua tidak tahu, kejadian tersebut dilihat dan terekam jelas dimata Deni yang sedari tadi memperhatikan dari ujung lorong. Wajah Deni memerah. Dadanya berdetak dengan kencang. Kali ini dia tidak hanya melihat sosok cantik Sina, namun juga perangai hatinya bak malaikat.Fix, Deni jatuh cinta kepada Sina.
Sejak saat itu, Deni semakin berisik menceritakan tentang Sina kepada Luki disaat mereka bersama. Sina, Sina, Sina . . . Seolah nama itu menjadi suplemen bagi Deni yang sedari awal sudah bawel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kemudian . . .
FantasíaKarena cinta yang akan dia ungkapkan membawa semua pada kesimpulan . . .