Xiao Zhan beraktivitas seperti biasa. Tidak ada yang berubah. Kini Wang Yibo juga semakin sering menunjukkan rasa bencinya kepada Xiao Zhan. Tak ayal tubuh pun menjadi sasaran empuk untuk Xiao Zhan. Ketika di siksa sekuat tenaga Xiao Zhan melindungi kandungan nya. Tidak ada siapapun yang mampu membantu dirinya. Hidup dalam kepahitan tanpa ada yang perduli.Sanak saudara?
Mereka mengeluarkan Xiao Zhan dari daftar keluarga. Saat mereka mengetahui jika Xiao Zhan seorang gay. Tidak, Wang Yibo lah yang membuatnya menjadi seorang gay. Tak pernah terbayangkan jika hal seperti ini terjadi di dalam kehidupan Xiao Zhan sendiri. Ia ingin menyerah namun ia tak mau jika anaknya lahir tanpa seorang ayah. Tapi bagaimana jika Xiao Zhan terus berlama-lama seperti ini? Dia bisa mati tersiksa jika harus terus menerus menahan sesak yang mengarungi kehidupan nya.
Jangan salahkan Xiao Zhan, jangan salahkan ia jika hidup seperti ini. Salahkan bagaimana orang-orang di sekitar menjadi jauh dari dirinya. Saat itu Wang Yibo berjanji akan selalu ada bersama dengannya. Hidup berdua tanpa ada orang lain di dalam kehidupan cinta mereka. Tapi sekarang sudah terbukti. Mulut manis tidak akan selalu dapat di percaya.
Xiao Zhan harus bisa bersabar. Ia tak boleh menunjukkan sisi lemahnya. Ia tak mau di lihat begitu lemah. Xiao Zhan masih sanggup walaupun ini sakit rasanya. Tapi dia tak tau harus melakukan apa. Mungkin ini bisa di bilang buta karena cinta. Keras kepala karena rasa yang tak kunjung membaik.
Ada sesuatu di dalam hatinya saat melihat mereka yang dengan mudah memasuki kehidupan pernikahan nya dengan Yibo tanpa merasa bersalah. Ingin rasa hati ini membalas perbuatan itu. Tapi entah kenapa sulit. Xiao Zhan bukan orang yang seperti itu. Dia lebih memilih mati dari pada harus menjadi orang yang jahat.
Xiao Zhan mengalihkan pandangannya kepada pasangan yang baru keluar dari kamar. Yah, seperti biasa setiap malam mereka melakukan itu. Xiao Zhan selalu menutup kuping juga hatinya saat mereka bercinta. Itu menyakitkan.
Pernah mendengar tentang pria akan menangis jika sudah tidak akan bisa ia tahan? Nah begitu juga dengan Xiao Zhan. Coba fikirkan pernikahan mu sudah di bilang cukup lama. Dan tiba-tiba saja secara gamblang nya lelaki mu membawa orang lain menjadi orang ketiga di hubungan kalian? Terlebih lagi dia lebih memilih si orang ketiga? Sakit kan?
Jangan sok mengatakan kalau dirimu itu sanggup mengatasinya. Belum tentu orang paling kuat sekali pun akan bertahan. Jika sudah saatnya mereka pergi dan memulai yang baru maka itu akan terjadi lambat laun. Pasti. Sekali pun itu seorang yang sangat baik.
Realistis aja. Manusia tak akan pernah jauh dari kata dosa. Kau tau? Orang yang sangat baik, tidak pernah marah dan dendam saat di siksa? Itu yang main di TV-TV. Mereka akan secara suka rela memberikan tubuh mereka untuk di siksa dan menjadi pemeran utama di sana.
Tapi Xiao Zhan bukan mereka. Dia manusia yang berperan menjadi suami rumah tangga yang di khianati oleh suami. Kau kira dia tidak marah? Tentu dia marah. Dia terluka. Di benci, dia murka. Berfikir lah jernih. Ini bukan sebuah cerita yang di pungut dari novel-novel ternama. Hanya sebuah cerita kehidupan Xiao Zhan yang harus merelakan rasa sakit nya untuk dia yang tidak tahu diri.
See? Jadi jangan berbicara masalah hati disini. Dia juga merasakan sakit nya. Hanya mereka pemeran antagonis yang akan dengan senang hati memberikan luka kepada si protagonis. Tidak perduli akan penderitaan nya. Tak akan pernah. Karena si antagonis tidak akan pernah puas sebelum melihat si protagonis putus asa. Gambarkan itu sendiri.
"Selamat pagi Xiao Zhan" Zhen Ting menyapa masih menggandeng lengan Yibo. Sok manis.
"Selamat pagi" Xiao Zhan tersenyum. Dia sebisa mungkin menyembunyikan perasaannya ini dari Wang Yibo yang melihat nya dengan tatapan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Thank you For Goodbye [✓]
FanficMessage: If you don't like it, don't read Kepercayaan yang sudah terikat oleh janji tuhan jaga. Jika tidak, jangan berharap maaf akan selalu ada di sela kesalahan. Ini tentang Yibo yang berselingkuh, Xiao Zhan yang sakit hati dan jatuh ke pelukan le...