11. Buram

3.1K 264 25
                                    

     Wangji berjalan memasuki perusahaan nya. Siang ini ia akan mengadakan rapat bersama klien dari perusahaan Wang. See? Pasti kalian sudah tau siapa yang akan menjadi partner nya sekarang. Siapa lagi kalau bukan Wang Yibo?

Lelaki dingin itu tak pernah sekalipun menyerah untuk mendekati istrinya. Ah, soal Xiao Zhan mereka sudah melakukan hal itu atas kesadaran masing-masing. Entah kenapa tapi Xiao Zhan mau saja bersetubuh dengan Wangji. Ia tak memaksa tentunya tapi Xiao Zhan lah yang meyakinkan.

Wangji membuka pintu ruang rapat nya perlahan. Dengan gaya kasual tegap dan berwibawa berjalan ke arah tempat duduk kekuasaan nya. Sekretaris Wangji, Jiang Cheng berdiri di sampingnya. Beberapa pasang mata menatap kagum kepada Wangji dan hanya di balas senyuman tipis sebagai keformalan atas kerja sama.

"Sekarang bisa kita mulai meeting nya?" Tanya salah satu anggota Yibo.

"Baiklah kita mulai" ujar Wangji berdiri sedikit memperbaiki kemejanya yang sedikit kusut karena ia terduduk tadi.

"Disini kita berbicara masalah perusahaan, kalian akan melihat bagaimana perusahaan kami telah berjalan di bagian industri pertambangan bahan bakar minyak di Indonesia. Setelah sekretaris saya memisahkan masalah yang harus di selesaikan. Saya memutuskan untuk menggali lebih banyak lagi bahan bakar minyak agar konsumsi nya tidak berkurang" jelas Wangji mengakhiri pidato singkat nya dan di sambung oleh Jiang Cheng.

Mereka dengan serius mengikuti rapat begitu pula dengan Yibo yang profesional terhadap kerjasama nya. Ia sama sekali tidak melibatkan masalah pribadi dan Wangji mensyukuri hal itu.

Setelah lama mereka berperang dengan fikiran oleh masalah kerja sama itu selesai. Mereka berdiri dan saling berjabat tangan dan tersenyum formalitas. Setelah itu satu persatu mereka keluar dari ruangan meninggalkan dua orang dominan yang mencintai orang yang sama dalam satu waktu.

"Kenapa kau tidak keluar Yibo?" Tanya Wangji menghilangkan keformalan nya.

"Aku ingin bicara dengan mu" Yibo melirik Jiang Cheng dan lelaki itu mengerti dengan segera keluar dari ruangan.

"Katakan" ucap Wangji kembali duduk.

"Aku ingin mengatakan bahwa aku akan menemui Xiao Zhan. Aku ingin menyelesaikan masalah kami bertiga dengan anak kami" ucap Yibo menatap wajah Wangji yang mengeras.

"Terserah padamu, namun jika kau menyakiti mereka kau akan berhadapan dengan ku tuan Yibo" desis Wangji tajam sebelum keluar dari sana dengan tangan terkepal.

"Aku tak akan menyakiti mereka, tapi aku akan berusaha membuat mereka luluh kepada ku walau harapan itu amatlah kecil Wangji-ah..." Gumamnya pelan kepada dirinya sendiri di dalam ruangan temaram.

*****

Wangji pulang ke rumah dengan nafas yang sedikit memburu. Sekuat tenaga ia tahan amarahnya agar tak terlepas dan berakibat kepada Xiao Zhan.

"Xiao Zhan...aku pulang" Wangji berujar lantang di rumah besar mereka.

Xiao Zhan muncul dari balik tembok pintu dapur dengan apron hitam bergambar kelinci wortel di tengahnya. Wangji tersenyum kala lelaki manis itu datang ke arahnya. Xiao Zhan memeluk hangat sang suami yang tengah mengecup lembut puncak kepalanya.

"Kau lelah? Aku akan membuatkan teh untuk mu Wangji" ucapnya sambil melepaskan jas kerja Wangji. "Ah, aku juga sudah menyiapkan air hangat untuk kau mandi. Pergilah bersiap diri dan kita akan segera makan malam" Xiao Zhan berucap kembali setelah menepuk halus bahu Wangji.

"Terimakasih sayang, aku akan segera bersiap" Wangji pergi meninggalkan sang istri yang tersenyum lembut kepadanya.

Xiao Zhan kembali ke dapur memasak satu menu lagi yang belum siap. Ia bersenandung sambil tersenyum manis. Ia teringat saat bagaimana malam pertama dirinya bersama Wangji melakukan itu setelah 16 tahun menikah dan Xiao Zhan baru siap dan mencintai Wangji sepenuhnya sekarang.

[BL] Thank you For Goodbye [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang