chapter 10

1.3K 81 53
                                    

Di dalam mobil susananya terasa canggung, Caca dan samudra sama-sama membisu

Caca sangat gugup berdekatan dengan Samudra, Caca pun hanya diam dan melihat keluar kaca mobil
Tanpa Caca sadari sedari tadi Samudra diam- diam memperhatikannya

"Ca, kamu kok bisa belum pulang jam segini?"
Suara Samudra memecahkan keheningan antara mereka, membuat jantung Caca berdegup kencang, dengan gugup Caca menoleh pelan ke arah samudra dengan kepala menunduk, Caca selalu berusaha menjaga pandangannya

"Ehmm...abi ga bisa jemput kak, mobilnya mogok di jalan"
Caca menjawab dengan pelan dan agak terbata

Samudra hanya mengangguk dan fokus ke jalanan kota yang ramai
Setelah itu, tidak ada obrolan di antara mereka, hanya kesunyian

"Shukraan kak udah antarin aku sampai rumah"

"Sama sama Ca" jawab samudra tersenyum tipis

Melihat senyum Samudra seketika darah Caca berdesir kembali, Caca pun beristighfar di dalam hati, untuk menutupi kegugupannya Caca segera keluar dari mobil
"Hati hati ya kak" ucap caca ketika telah berdiri didepan pagar rumahnya
Dan mobil Samudra pun pergi menjauh meninggalkan rumahnya

Caca masi termenung di depan rumah mengingat interaksi antara dirinya dan Samudra. Dan Caca baru menyadari satu hal. Seketika dadanya bergemuruh dengan jantung yang berdegup kencang, Caca baru menyadari dari manakah samudra mengetahui alamat rumahnya, seingatnya, Samudra tidak bertanya dan Caca pun tidak pernah memberi tahu dimana alamat rumahnya.

Suara adzan Maghrib menyadarkannya yang sedang termenung

"Nanti sajalah aku pikirkan dari mana kak samudra tau alamat rumahku"
Ucap Caca dalam hati



Afwan ya kalo kependekan,aku bingung mau nulis apa 🙏🏻
menurut kalian, ceritanya aku stop aja atau lanjut???

Gadis BercadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang