Hai aku Desta.
Panggil saja aku Desta.
Fasya Adresta Mahessa itu nama lengkapku.
Jangan salah menebak, aku perempuan bukan laki-laki, mungkin kalian berfikir sedikit aneh dengan namaku.Aku dari keluarga Mahessa, keluarga kecil dengan penuh keharmonisan. Aku mempunyai satu kakak laki-laki Farell Acmith Mahessa.
Perihal kedua orang tua ku mereka akhir-akhir ini sedang disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Walaupun mereka disibukkan dengan pekerjaannya, aku dan kakakku masih mendapatkan kasih sayangnya, karena mereka sudah mengatur waktu membagi antara keluarga dan pekerjaan.
Ayahku Mahessa, beliau seorang pemilik P.T Mahessa. Bundaku Marlene, beliau seorang Desainer ternama. Kakakku baru saja lulus SMA dan sekarang sedang melanjutkan studinya di luar Negri. Aku sendiri masih SMA tepatnya sudah kelas 10 memasuki semester 2.
Kata Bunda aku anak yang sangat manja dan susah diatur, padahal menurutku aku ini anak yang baik, penurut, sedikit manja dan ku akui aku manis.
Aku bahagia lahir didunia ini dengan keluarga yang utuh dan tentu saja sangat menyayangiku, aku sangat bersyukur memiliki mereka.
"Pagi Ayah Bunda" Sapa ku kepada kedua orangtuaku.
"Tumben kakak nggak disapa dek" terdengar familliar dengan suara itu.
"Kaparell!" Aku langsung berlari menuju tempat duduk Kakakku dan memeluknya sangat erat. Ya, aku memanggilnya Kaparell karena aku dulu cedal dan sampai sekarang aku masih nyaman memanggilnya dengan nama itu.
"Ya ampun dek, untung aja gak jatuh" Kakakku berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tidak ambruk ke belakang.
"Abisnya Kaparell gak bilang-bilang ke Desta kalo balik ke Indo, Desta kangen tauk" Aku melepas pelukanku dan pura-pura merajuk.
"Idih... saking kangennya kek gitu, sini peluk lagi" Kaparell merentangkan kedua tangannya.
"Ih tauk ah Desta laper" Aku beranjak menuju tempat dudukku.
"Pagi-pagi udah ngambek aja" Bunda pun ikut menggodaku.
"Yah, kenapa sih Kaparell selalu ngeselin untung Desta sabar kalo nggak udah Desta lempar ke ujung jurang yang paling dalam" Kebiasaanku mengadukan kekesalanku kepada Ayah dan ditanggapi hanya dengan tertawa dan gelengan kepala.
"Udah-udah buruan makan ntar kamu telat dek" Begitulah Ayahku tidak pernah menggubris celotehanku.
"Iya dek ntar yang nganterin Kak Farell loh, katanya kangen dianter Kak Farell" Sambung Bunda.
"Serius Bun? Yes!" Aku bersorak bak anak kecil.
"Iya, kapan coba Bunda bohong sama kamu" jelas Bunda. Kaparell yang disebut-sebut namanya hanya mengangguuk-anggukkan kepalanya.
Kami sudah selesai sarapan, sekarang giliranku untuk berangkat sekolah dengan diantar Kaparell, usai berpamitan dengan kedua orangtuaku, aku dan Kaparell segera bergegas ke sekolah, padahal waktu masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, sedangkan di sekolahku bel masuk berbunyi pukul 08.00 masih tersisa 1 jam, pasti sangat membosankan.
Di perjalanan Kaparell banyak bercerita tentang kehidupan diluar Negeri. Ya, aku belum pernah kesana, aku tipe anak yang takut akan perubahan, aku sangat sulit untuk menyesuaikan diri, aku sedikit tertutup, aku tidak mudah percaya pada seseorang, aku pun tidak akan memulai pembicaraan kepada orang lain sebelum orang tersebut memulainya, kecuali dengan orang-orang tertentu, begitulah aku.
Perlu kalian tahu, walaupun aku begitu aku masih tetap ramah senyum kepada semua orang, karena dengan senyum bisa menambah kadar ke-Manis-anku, hahaha itu kata Kaparell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepihak
Teen FictionAku selalu memikirkanmu, Kamu seolah-olah kaset yang terus berputar diotakku, aku sudah berusaha untuk membencimu. Tapi, itu semua hanya membuatku semakin memikirkanmu. Aku takut kamu tahu Aku takut kamu menjauh Aku takut kamu membenciku Aku takut s...