Aku masih berada di restoran yang sama dengan orang-orang yang sama.
"Ohh Si Meuren... Di-"
"Gebetan lo ya Narsh" Aku memotong ucapan Narsh karena saking tidak sabarnya.
"Hahaha Gue gak punya gebetan" Jawab Naresh sambil tertawa.
"Terus siapa?" Aku sedikit malu.
"Gak tau Gue gak kenal" Jawab Naresh enteng.
"Lah kok bisa gitu" Aku dibuat bingung oleh Naresh.
"Meuren itu salah satu cewek yang suka sama Narsh, tapi ga pernah di tanggepin sama Narsh" Arsene menjelaskan tentang siapa Meuren.
"Duh sakit pastinya" Zefra tertawa.
"So pasti" Bleeth ikut tertawa.
"Narsh itu banyak yang suka Des, cewek-cewek cantik, tinggal milih mau yang mana, tapi emang Narsh nya aja jomblo akut" Sambung Bleeth.
'Bagaimana jika Narsh tahu kalau Aku juga menyukainya, apa Aku akan diperlakukan seperti Meuren?' Batinku.
"Gue soalnya risih sama Dia, kenal aja nggak udah main sok ngatur hidup Gue, kalo mau suka ya sewajarnya" Sambung Naresh.
"Fanatik" Timpalku.
"Gue gak suka sama cewek model gituan" Jelas Naresh.
Kling!
Suara notifikasi dari handphone Ku dan kudapati pesan dari Bunda.
"Zeb udah malem nih, pulang yuk, Bunda udah nyuruh kita pulang" Aku berdiri memakai tas salempang merahku.
"Yaudah ayo" Zefra mengangguk setuju.
"Gue balik duluan ya guys" Pamit Zefra.
"Sekalian bareng aja" ajak Arsene.
"Kita dijemput supir" Jelas Zefra.
"Ooh.. keluarnya aja barengan kuy" Putus Arsene.
Kebetulan setibanya diluar Mall Pak Anton supir pribadi keluargaku sudah menunggu, Aku dan Zefra pun berpamitan dengan Naresh dan teman-temannya.
Jarak antara Mall dan rumahku lumayan jauh, maka dari itu Bunda menyarankan untuk pergi dengan diantar supir, Aku ikut saja dengan saran Bunda, lagian aku belum diperbolehkan membawa mobil sendiri, begitupun dengan Zefra.
Di sepanjang perjalanan Aku masih saja penasaran dengan sosok Meuren, sebegitu cintanya kah Meuren pada Naresh sehingga sampai menganggap Naresh menjadi miliknya.
Aku sempat membayangkan jika Meuren akan berbuat nekat jika aku berdekatan dengan Naresh, saingan ku begitu berat. Ternyata ada yang lebih mencintai Naresh dibandingkan ku, tidak wajar.
Ku harap aku tak sepertinya dimata Naresh, Aku takut Naresh akan menjauhiku karena tahu jika Aku menyukainya. Huhh!
Kling!
Suara notifikasi membuyarkan lamunanku, kulihat ada dua pesan dari nomor tak dikenal.08xxxxxxxx
Hei Adres
Gue BleethKu kira Si Meuren ternyata Bleeth, aku mengabaikan pesannya Aku berharap Naresh yang mengirim pesan. Tapi ya, itu mustahil.
●●●
Kriiiiing...
Suara bel istirahat berbunyi semua murid berbondong-bondong menuju kantin untuk makan siang, kebetulan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 13.00 cacingku pun sudah berdemo menagih jatah makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepihak
Teen FictionAku selalu memikirkanmu, Kamu seolah-olah kaset yang terus berputar diotakku, aku sudah berusaha untuk membencimu. Tapi, itu semua hanya membuatku semakin memikirkanmu. Aku takut kamu tahu Aku takut kamu menjauh Aku takut kamu membenciku Aku takut s...