"Mae. . ." Jerit seorang bocah perempuan berusia 5 tahun dari arah ruang keluarga.
"P' In. Ada apa? Kenapa teriak di dalam rumah?" Tanya seorang laki-laki berpostur kecil dengan lembut. Segera menghampiri kedua anak kecil yang tengah duduk di karpet.
"Mae, N' Pity mau menggangguku menggambar." Ucap In. Ingfah lebih tepatnya. Namun dipanggil In.
"Ai Pity, benar yang dikatakan P' In?"
Belum sempat dijawab, suara berat datang dari arah belakang mereka bertiga.
"Ada apa ini? Ramai sekali."
"Pho. . ." Seru In dan Pity bersamaan kemudian lari berusaha untuk saling mengalahkan satu sama lain. Tapi, tiba - tiba. . .
"STOP!!!" seru sang ayah. Mereka berduapun berhenti bersamaan.
"Dilarang berebut. Keduanya akan digendong Pho." Sang ayah merentangkan kedua tangannya dengan sangat lebar kemudian. Agar kedua anaknya bisa masuk ke dalam dekapannya.
"Ai In, Ai Pity, turun dulu. Biarkan Pho istirahat dan mandi." Ucap sang istri menghampiri ketiganya.
"No, Mae. Pho tidak bau. Jadi, Pho tidak harus mandi dulu." Tolak In. In memang sangat manja dengan ayahnya.
"P' In bukankah tadi P' ingin menunjukkan PR menggambar P' ke Pho?" Bujuk sang ibu.
"Iya, benar. P' lupa. Pho turunkan P'." In segera berlari menuju tempatnya meninggalkan pekerjaan rumahnya sebelumnya.
"Pity juga akan ikut P'." Sang adikpun mengikuti sang kakak.
"Jadi, apa hanya anak-anak yang menyambut kepulanganku?" Tanya sang suami.
"Khrub?"
"Fluke." Panggil sang suami. Fluke sebagai istri hanya tertawa kecil. Sedikit senang menggoda suaminya.
"Selamat datang, P' Ohm." Ucap Fluke tidak ketinggalan dengan senyumnya.
"Hanya itu?" Tanya Ohm merasa kurang puas dengan sambutan sang istri.
"Apalagi? Biasanya juga seperti itu." Jawab Fluke.
"Jjo. . ."
CUP
"Selamat datang suamiku." Sambut Fluke tersenyum geli.
"Ok. Hanya di pipi tidak masalah." Ucap Ohm sarkas.
"P' Ohm~ ada anak-anak." Ucap Fluke pelan dan merasa sangat gemas dengan tingkah suaminya.
"Ok. Ok. Noodle dimana?" Tanya Ohm saat dilihatnya hanya ada si sulung dan si tengah.
"Noodle tidur. Baru saja aku menidurkannya. Saat aku menidurkan Noodle, saat itu aku mendengar mereka berdua bertengkar."
"Pho~" suara tangisan In terdengar. Dilanjutkan dengan suara Pity yang ikut menangis juga.
"Mae~" kali ini suara Pity sangat kencang. Takut suara mereka berdua mengganggu tidur Noodle, Ohm dan Fluke segera menghampiri kedua anaknya.
"P' In dan P' Pity kenapa menangis?" Tanya Fluke menghampiri mereka berdua.
"Pity mengganggu aku menggambar lagi, Mae. Lalu pita baju P' juga dirusak Pity." Adu sang kakak ke orang tuanya.
"Pity?" Panggil Fluke lembut.
"Pity tidak mengganggu. Pity ingin membantu P' In menggambar. Tapi tidak boleh sama P' In." Sahut Pity takut.
"Ok khrub. Kalau begitu, P' In belajar dengan Pho. P' Pity bermain dengan Mae." Putus Ohm. Jujur saja Ohm sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Tapi melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia membuat lelahnya berkurang sangat banyak digantikan dengan rasa bahagia dan bersyukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
OhmFluke's Family
FanfictionOhm Thitiwat, seorang model dan juga aktor papan atas negeri yang terkenal dengan sebutan gajah putih, Thailand. Sangat protective dengan keluarganya. Tidak memperbolehkan siapapun menyentuh ataupun menyakiti keluarganya baik langsung maupun tidak l...