"P' Ohm besok mau berangkat jam berapa?" Tanya Fluke. Saat ini Fluke sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam keluarga kecilnya. Sedangkan Ohm tengah mengajari Ingfah di meja makan.
"Noo, P'. . ."
"Pho, bagaimana cara menghitung ini?" Potong Ingfah. Ohm kembali memusatkan perhatian ke princess kecilnya.
"Fokus ke In dulu saja. Jika mau bicara, bicaranya nanti saja. Setelah In selesai belajar." Ucap Fluke mencoba menenangkan Ohm yang terlihat gelisah. Setelah itu, Ohm dan Fluke fokus ke kegiatan masing-masing.
"P' Ohm be. . ."
"Mae memanggil Pho dengan P'?" Tanya Ingfah memotong ucapan Fluke.
"Oops! Mae salah. Maafkan Mae na." Sesal Fluke sambil menampilkan muka memelas.
"Eumh." Sahut Ingfah setelah itu kembali lagi fokus ke acara mari belajar bersama Pho. Ohm dan Fluke hanya menatap geli Ingfah.
"Pho, besok mau dibawakan bekal apa?" Tanya Fluke sambil melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
"Pho." Panggil Pity dari arah tangga. Ohm segera menoleh ke arah suara tersebut.
"Ada apa?" Tanya Ohm.
"Buku gambar Pity terkena tumpahan susu." Adu Pity pada Ohm.
"Bagaimana bisa?" Tanya Fluke.
"Susu yang diantar Mae tadi, Pity letakkan di meja dekat buku gambar Pity. Lalu, Pity tidak sengaja memyenggol gelasnya. Jadi tumpah ke buku gambar." Jelas Pity.
"Its ok kha. Nanti P' In beri buku gambar yang baru na." Ucap Ingfah menenangkan adiknya.
"Benarkah?" Tanya Pity tidak percaya.
"Benar. Punya P' masih. Nanti P' ambilkan 1." Ucap Ingfah.
"Yeay." Seru Pity senang.
Setelah itu Pity dan Ingfah sibuk dengan kegiatannya. Pity yang sibuk membantu atau lebih tepatnya mengganggu kegiatan memasak Fluke, sedangkan Ingfah fokus dengan belajarnya sebelum kemudian ikut bergabung bersama adik dan sang Ibu. Saat sedang fokus ke anak-anak, Ohm dan Fluke dikejutkan dengan suara pintu depan yang dibuka. Setelah itu, tampak P' News masuk ke dalam dengan membawa 2 coklat untuk Ingfah dan Pity.
"Sawasdee khrub P' Ohm. P' Fluke. Ingfah, Pity, Uncle bawakan coklat untuk Ingfah dan Pity. Dimakan di taman belakang ya." Ucap P' News. Ingfah dan Pity yang mendengar suara Unclenya, segera menghentikan kegiatannya, kemudian berlari ke arah P' News.
"P' Ohm." Panggil Fluke. Fluke curiga ketika melihat bawaan P' News sangat banyak.
"P' khotod na." Sesal Ohm.
"Bukankah waktu berangkatnya besok?" Tanya Fluke.
"Besok mulai syutingnya. Jarak Attuthaya sangat jauh dari Bangkok. Karena itu, P' harus berangkat lebih awal. Sebelum berangkat nanti, P' akan meminta tolong pada P' Note untuk menemani Noo." Ucap Ohm menatap hangat ke arah Fluke sambil tidak lupa mengusak rambut Fluke.
"Tidak perlu. Noo bisa jaga diri sendiri dan juga anak-anak." Ucap Fluke.
"Tap. . ."
"Noo siapkan bekal dulu ya. Apakah masih bisa menunggu? Tunggu, Noo akan membuat masakan yang paling singkat. Tunggu dulu. Oh Noo juga belum menyiapkan perlengkapan yang harus P' Ohm bawa. Tunggu sebentar na. Sebentaaarrr saja. Eum, 15 menit. Tidak 5 menit. Tunggu sebentar. Setelah itu, Noo akan menyiapkan bekal untuk dimakan di jalan." Ucap Fluke cepat. Setelah itu Fluke lari ke kamar mereka berdua.
"Noo. . ." Panggil Ohm. P' News yang melihat Fluke lari tergesa menuju kamar merasa bingung dan segera menghampiri Ohm untuk menanyakan apa yang sedang terjadi diantara mereka berdua.
"P' Ohm, ada apa dengan P' Fluke?" Tanya P' News.
"Aku minta waktu, P'. Apabila kita berangkat agak mundur sedikit, bisa tidak?" Tanya Ohm.
"Bisa. Tapi, ketika sampai sana kau sudah tidak ada wkatu lagi untuk istirahat." Ucap P' News.
"Aku tidak peduli. Karena dia lebih penting. Aku harus menenangkan dia terlebih dahulu." Ucap Ohm.
"Apa kau belum memberitahunya tentang jadwalmu hari ini?" Tanya P' News.
"Dia tahu. Hanya saja dia mengira kalau kita berangkat besok pagi." Jawab Ohm.
"Baiklah. Tenangkan dia dulu. Aku akan menemani Ingfah dan Pity dibelakang. Jika sudah, panggil aku." Ucap P' News.
Ohm segera berlari ke arah kamar untuk menyusul Fluke. Ketika sudah sampai, dicobanya untuk membuka pintu kamar. Takut jika kamar dikunci. Karena itu akan memakan waktu lebih lama. Tapi ternyata tidak. Ohm segera masuk dan mencari keberadaan Fluke yang nyatanya kosong.
"Dimana dia?" Gumam Ohm.
"Noo." Panggil Ohm.
Tidak ada jawaban. Lagi, Ohm mencoba mencari di kamar mandi ternyata kosong.
"Di kamar tidak ada. Di. . . Noodle."
Ketika tengah kalut karena tidak menemukan Fluke, Ohm teringat jika Fluke pasti lebih memilih bersama Noodle jika sedang marah. Karena, menurut Fluke ketika Fluke sedang marah, satu-satunya yang bisa mengendalikan dan menekan emosinya hanya ketiga anak mereka.
Ohm segera berlari ke kamar Noodle dan Pity. Tanpa mengetuk pintu, Ohm langsung membuka pintu kamar tersebut. Dan benar saja, Ohm melihat Fluke tengah memeluk Noodle yang tengah tertidur pulas.
Ohm segera berjalan menghampiri Fluke dan meletakkan tangannya ke lengan atas Fluke. Fluke yang tahu Ohm menyusulnya kemari, hanya membuka matanya tanpa menoleh ke arah Ohm.
"N' Noo." Panggil Ohm lembut.
Fluke hanya diam tanpa susah - susah menjawab panggilan Ohm.
"Noo, P' khotod. P' . . ."
"Pergilah. Maaf, aku tidak bisa menyiapkan keperluan P'. Tiba - tiba aku merasa sangat lelah." Ucap Fluke dingin tanpa menoleh ke arah Ohm.
"Noo. . ."
Fluke tidak memperdulikan apapun yang akan diucapkan Ohm. Ohm yang mengerti akhirnya memilih pergi setelah berpamitan dengan Fluke.
"P' pergi dulu na." Ucap Ohm tidak lupa mencium pelipis dan pipi chubby Fluke dan juga Noodle.
******
"Bagaimana?" Tanya P' News setelah melihat Ohm turun dari lantai dua dengan kondisi tidak semangat.
"Tidak apa-apa. Ayo, P'." Ucap Ohm.
Fluke yang diam - diam duduk di meja belajar Pity dan melihat kepergian Ohm dari lantai 2 kamar Noodle dan Pity. Tidak sanggup melihat kondisi Ohm seperti itu, Fluke berlari ke arah dapur dan mengambil beberapa makanan yang akan diantarkan ke pelanggan untuk dibawa Ohm.
"Tunggu."
Ohm yang akan masuk mobil, berhenti ketika mendengar suara Fluke.
"Noo. . ." Ucap Ohm pelan.
Fluke tampak tergesa menghampiri Ohm. Setelah dekat dengan posisi Ohm, Fluke segera memberikan makanan yang dia bawa dengan cepat ke arah Ohm. Setelah itu segera masuk kembali ke dalam rumah.
"Cepat pulang." Ucap Fluke pelan. Hingga hanya Fluke dan Ohm yang bisa mendengar. Ohm terdiam shock melihat Fluke. Setelah sadar, Ohm tersenyum kecil. Dia tahu bahwa Fluke tidak akan membiarkan dia kelaparan di jalan. Apalagi sampai membeli makan di jalan dimana dia sudah tidak ada waktu lagi bahkan hanya untuk makan.
"Ayo, P'." Ucap Ohm. P' News hanya menganggukkan kepalanya.
"P' Fluke sudah tidak marah?" Tanya P' News.
"Masih. Hanya tidak bisa membiarkan aku kelaparan." Ucap Ohm.
"Na rak." Ucap P' News.
Ohm menganggukkan kepalanya dan sedikit tersenyum mengingat tingkah Fluke tadi.
*****
E.N.D
..
.
Msih kdu ktwa tiap ingat Fluke pen nangis ditinggal Ohm ke Athuttaya. 🤣🤣🤣
Sebegitunya nggk pengen ditinggal jauh. 🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
OhmFluke's Family
FanfictionOhm Thitiwat, seorang model dan juga aktor papan atas negeri yang terkenal dengan sebutan gajah putih, Thailand. Sangat protective dengan keluarganya. Tidak memperbolehkan siapapun menyentuh ataupun menyakiti keluarganya baik langsung maupun tidak l...