ドキドキする

10 0 0
                                    

Saat malam hari, aku langsung memasang alarm di handphone ku. Agar besok aku bisa memenangkan tantangan dari Takasugi san.

Dasar! Berani sekali menantangku begini. Dia pikir aku akan kalah begitu saja hah? Lihat saja besok!

Aku langsung meletakkan handphone ku di atas meja tak jauh dari kasurku. Lalu, aku langsung pergi tidur.

***

Paginya, aku terbangun. Tetapi, aku tidak mendengar suara alarm.

Aku melirik ke arah jam, dan ternyata...

SUDAH JAM 8 LEBIH 40 MENIT!!!

Sekolahku dimulai pada pukul 08.50.

Dengan terburu-buru, aku langsung berlari menuju kamar mandi.

Aku mandi dengan sangat terburu-buru, lalu aku langsung turun tangga untuk keluar rumah.

"Hana chan, kau tidak sarapan dulu?"

"Aku kesiangan, okaasan! Ittekimasu!" ucapku terburu-buru sambil memakai separu di genkan.

"Hana chan, matte!" seru okaasan.

Sayangnya, aku sudah menutup pintu, dan langsung berlari ke halte bus.

Untungnya, ada satu bus sedang berhenti. Dengan cepat, aku langsung menaiki bus tersebut dan segera duduk.

Gawat! Perjalananku ke sekolah menghabiskan waktu 15 menit. Bukan hanya kalah dari tantangan Takasugi san, aku juga akan terlambat pergi ke sekolah. Dou suru?

***

Sesampainya di sekolah, semua siswa sudah masuk ke kelasnya masing-masing. Sehingga keadaan sekolah hening.

Sreet...

Aku membuka pintu kelas dengan terburu-buru dengan rambutku yang acak-acakan.

Semua murid memandangiku, termasuk Takasugi san.

"Kitamura san, kau terlambat?" ucap Daichi sensei.

Akhirnya, aku dihukum untuk membersihkan lorong kelas selama pelajaran Daichi sensei.

Mattaku! Bodohnya aku! Kenapa aku mengikuti tantangan si bodoh itu sih? Kusso!

Tiba-tiba di belakangku terdengar suara kaki mendekat.

Aku menoleh kebelakang, dan ternyata si troublemaker yang datang.

"Kitamura sensei, sini aku bantu" ucap Takasugi san sambil membawa sebuah gagang pel.

Aku tidak mempedulikannya. Melihat mukanya hanya membuatku naik darah! Dasar teman pembawa sial!

"Jya, karena aku yang menang..."

"Aku harus terus mengajarimu. Aku tahu, baka!" ketusku.

"Itu Kitamura sensei tahu. Hahaha" ucapnya sambil tertawa geli.

"Tidak lucu tau!" jawabku sambil terus mengepel. Begitu juga Takasugi san.

"Tokoro de, kenapa kau bisa ada di luar kelas?" tanyaku penasaran.

"Aku lupa mengerjakan PR ku. Hehehe" ucapnya sambil nyengir.

"Mattaku"

"Demo, daijoubu da yo. Selama aku dihukum sama Kitamura sensei, ore wa ureshiinda yo" ucap Takasugi san sambil tersenyum kepadaku.

Aku yang melihat wajahnya itu tiba-tiba merasa malu. Jadi aku memalingkan wajahku yang memerah lalu berkata, "Uruse!".

Apa-apaan ini? Takasugi san biasa mengatakan hal seperti itu. Tapi, kenapa kali ini aku merasa malu? Kusso!

"Hee? Ada apa, Kitamura sensei? Apa kau sakit?" ucapnya sambil mendekat kearahku.

Dia tiba-tiba memegang keningku untuk mengira-ngira suhu tubuhku.

Wajahku tambah memerah.

Chikai! Sial, dia terlalu dekat denganku.

Jantungku berdetak tak karuan. Karena merasa tak nyaman karena tidak terbiasa diperlakukan seperti itu, aku spontan mendorong Takasugi-san sambil berkata, "Pergilah! Apa yang kau lakukan?!"

Takasugi-san langsung jatuh tersungkur, "I...itaa. Kau ini kenapa Kitamura sensei? Aduh, sakit sekali.

Takasugi-san mengelus-elus punggungnya yang terasa sakit.

Aku merasa bersalah karena mendorongnya. Tapi hal yang tadi ia lakukan membuatku merasa aneh dan tidak karuan. Aku membenci hal itu. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, aku kasihan kepada Takasugi-san.

"G...gomenasai. Aku...hanya..." ucapku sambil menunduk. Aduh, sekarang aku malah bingung alasanku mendorongnya apa?

Takasugi-san tiba-tiba tertawa lalu tiba-tiba, dia pingsan.

~つづく

猫 (Neko)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang