⬤⬤⬤

39 6 7
                                    

Keesokan harinya, mereka berangkat bersama lagi. Walau awalnya Sera menolak karena tak mau membayar dua ongkos bus, tapi Hyunjin berhasil memaksanya. Dan berakhirlah mereka di halte bus dekat sekolah. Sera terlihat merogoh kantongnya dan mengeluarkan sepuluh ribu won untuk Hyunjin.

"Ini. Pakai ini jika kau lapar. Beli lah makanan di sekitar sini. Jika ada yang menanyakan nomor ponselmu, bilang saja ponselmu rusak. Jika ada yang mengajakmu kemanapun, jangan mau. Jangan terima makanan atau minuman yang tidak kau beli. Mengerti?" jelas Sera panjang-panjang.

"Ya, aku mengerti. Sudah, pergilah. Nanti kau terlambat!"

Sera melambaikan tangannya dan berjalan menuju sekolah. Tepat di depan gerbang, Sera bertemu sahabatnya. "Selamat pagi!" sapa Sera kepada Bomi.

"Sera! Woahh aku rindu dirimu yang ceria! Apa yang membuatmu kembali seperti ini?" tanyanya.

"Entahlah. Seseorang, mungkin?"

"Aaa nampaknya Sera sudah punya pacar. Siapa? Kenapa tak memberi tahuku?"

"B-bukan! aku tidak punya pacar!" elak Sera.

Bomi menaikkan alisnya saat mendengar jawaban Sera.

Di saat seperti ini, Sera berpikir jika ia mengatakan tentang Hyunjin, apa mereka mempercayainya? Sepanjang jam pelajaran Sera terus memikirkan pilihannya. Jika mereka tak percaya, mereka pasti meninggalkan Sera dan menilai Sera sudah gila.

.

Seharian ini Sera melamun. Ia bahkan tak mendengar bel istirahat kesukaannya.

"Sera-ya! Ayo makan, aku lapar," ajak Yejin.

Sera mengangguk. Mereka bertiga pergi ke kantin dan tak sengaja ia melihat Hyunjin di kerumunan murid-murid perempuan.

"Permisi, boleh kutahu namamu? Kyaa kau sangat tampan!"

"Permisi, bisa kuminta nomormu?"

"Wah, kau seorang model? Boleh aku meminta tanda tanganmu?"

Sera tampak marah mendengar Hyunjin yang diinterogasi banyak orang. Yejin dan Bomi sedikit merasa aneh dan akhirnya Bomi menepuk-nepuk pundak Sera.

"Hey! Hey! Kau kenapa?"

Sera langsung sadar saat itu. Sera hanya menggeleng sebagai jawaban.

'Hwang Hyunjin!! Kenapa kau kesini? Pergi sana! Tak usah meladeni mereka! Hey! Kau mendengarku?!' ucap sera lewat telepati.

Hyunjin yang mendapat suara itu langsung berdiri dan berkata, "maaf, aku harus pergi," dan kemudian Hyunjin meninggalkan mereka.

Sebelum pergi, Hyunjin sempat tersenyum ke arah Sera. Sekarang giliran Sera diinterogasi oleh dua sahabatnya.

"Woah, kau kenal orang itu?"

"Jika aku mengatakannya, apa kalian akan percaya?" tanya Sera ragu.

Mereka mengangguk dengan tatapan serius. Akhirnya Sera bercerita tentang Hyunjin yang dimulai dari percobaan bunuh dirinya. Mereka sempat terkejut saat Sera menceritakannya.

Sera menceritakan kejadian itu secara rinci sampai menunjukkan tanda di bahunya. Itu membuatnya berbicara hampir dua puluh menit, sampai-sampai mereka melewatkan makan siang mereka. Bomi dan Yejin kebingungan dan menganggap ini semua hanya khayalan Sera. Mereka pikir itu hanya halusinasi seorang Lee Sera. Kau tahu, efek kehilangan kedua orang tuanya.

"Kau gila? Bagaimana orang setampan dia kau anggap siluman?" tanya Bomi keberatan.

"Tapi memang begitu kenyataannya. Mau diapa-apakan juga dia akan tetap menjadi siluman!! Dan ini, kau lihat tanda di bahu ku ini kan? Ini bukan spidol! Ini benar-benar tanda!"

The Curse of the Spider Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang