━⬤⬤⬤

11 1 3
                                    

Hari ini Sera mulai masuk seperti biasa. Kali ini ia berangkat tanpa ketakutan akan bertemu Jaehyun lagi. Ia berangkat menggunakan bus, Sera tak mengizinkan Hyunjin untuk mengantarnya. Sesampainya Sera di sekolah, ia merasa atmosfer sekolahnya begitu gelap. Ia bertanya pada salah satu temannya dari kelas lain.

"Ada apa ini?" tanyanya.

"Kau tak tahu tentang kematian Jaehyun? Kami semua sedih karena itu, kasihan sekali kan? Dia baru saja pindah tapi Tuhan mengambil kebahagiaannya," jawab Yuna, teman Sera.

Sera mengangguk paham tanpa berbicara apapun. Ia hanya menepuk bahu temannya tanda memberi kekuatan.

"Sabar ya, mungkin ini yang terbaik," katanya.

Ia berjalan pelan menuju kelasnya. Koridor sekolah yang agak menakutkan kini semakin parah akibat kesedihan para murid di sini. Hebat juga Jaehyun. Baru beberapa hari masuk, memori tentangnya sudah diingat oleh siswa-siswi di sini. Sebenarnya Sera juga merasa bersalah. Tapi karena ia telah melecehkannya dan bahkan hampir membunuhnya, membuat Sera menarik kembali rasa bersalahnya pada Jaehyun dan melemparkannya kepada Yejin. Ia merasa sangat bersalah kali ini. Seharusnya dulu Sera tak usah mendekatkan Yejin pada Jaehyun agar kesedihannya tak begitu dalam. Tapi bodohnya Sera yang dengan egoisnya menolak keberadaan Jaehyun dengan membuangnya ke pelukan sang sahabat.

Sera memasuki kelasnya yang tak kalah menyeramkan dari koridor. Dilihatnya sahabat yang ia sayangi itu duduk lemas di tempat duduknya, lengkap dengan Bomi yang berusaha menenangkan Yejin. Sera menghampiri tempat duduk Yejin perlahan lalu memeluk Yejin. Ia ingin mengatakan yang sebenarnya tapi ia rasa ini bukan waktu yang tepat. Yang bisa ia lakukan hanya memeluk sahabatnya yang kini menangis semakin keras. Hatinya seperti tersayat. Ia tak pernah melihat Yejin se sedih ini.

"Yejin-ah, jangan menangis terus ya? Nanti Jaehyun ikut bersedih," kata Sera menenangkan.

Sera melepas pelukannya dan mengusap air mata Yejin. Sepertinya Yejin benar-benar sudah jatuh hati pada Jaehyun.

"Sera-ya, kenapa dia meninggalkanku? Hiks, kenapa harus dia?"

"Yejin-ah, semua itu sudah ada yang mengatur. Jika itu memang baik untukmu, Tuhan takkan mengambilnya darimu."

"Jadi maksudmu Jaehyun buruk untukku?! Hiks" bentak Yejin.

"Sstt.. Jangan menangis lagi Yejin-ah. Dengan berat hati kukatakan iya, dia buruk untukmu. Aku tahu semuanya, aku akan mengatakan apa yang aku tahu padamu, tapi tidak sekarang ya?" jelas Sera.

Tangis Yejin semakin pecah saat Sera mendukung kalimatnya. Apa benar selama ini ia mendekati pria yang salah?

"Yejin-ah, sebentar lagi kita ujian, kau tidak bisa bersedih terus seperti ini, kau harus memperoleh nilai yang bagus! Ingat perjanjiannya kan? Kami akan mentraktir orang yang nilainya paling bagus diantara kita bertiga!" sekarang Bomi mulai berbicara.

"Jangan menangis ya?" sambungnya.

Yejin menyeka air matanya kasar. Ia mengangguk tanda mengerti. Mungkin setelah ini Yejin akan mencoba merelakan Jaehyun sebagai namja yang ia sayangi. Tapi tidak merelakan Jaehyun sebagai murid baru yang tampan.

Pelajaran berlangsung seperti biasa. Kecuali saat pelajaran matematika yang gurunya relakan untuk mendoakan arwah Jaehyun. Tangis yang sedari tadi telah ditahan oleh Yejin, kini keluar lagi tanpa seijin sang majikan. Sera dan Bomi menatap nanar Yejin. Mereka tak mau sahabatnya yang satu ini merasakan kesedihan yang mendalam. Akhirnya mereka berencana untuk membawa Yejin ke Sungai Han. Menenangkan hati sahabatnya itu.

Sepulang sekolah, Bomi mengajak Yejin untuk membeli es krim di kantin. Sementara Sera meminta izin kepada appa Yejin yang menjemputnya hari ini. Setelah mendapat izin, Sera menghampiri kedua sahabatnya. Mengajak mereka untuk berangkat. Awalnya Yejin kebingungan. Namun Bomi bilang ini bisa menghilangkan rasa gundah di hatinya. Akhirnya Yejin menurut saja, membiarkan kedua sahabatnya ini menuntun jalannya.

The Curse of the Spider Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang