Tujuh (Proses)

124 5 1
                                    

Kembali Sinar Matahari Masuk Melalui Jendela Kamarku.

"Fira, hari ini jadi ke Disdukcapil gak? Bude anter ya."

Ya, pagi ini Bude Agnes akan mengantarku untuk mengurus legalisir KK dan Akte Kelahiran di Disdukcapil.
Sepagi ini sudah dipenuhi anak-anak SD & SMP se-Wonosobo. Banyak juga teman-teman dari SMPku.

Aku mengantri untuk giliran mengurus KK dan Akte Kelahiranku.
Saat sudah menemui pengurus Disdukcapil, ternyata hanya Akteku saja yang bisa dilegalisir. KK ku?
Ternyata KKnya sudah tidak berlaku.
Artinya KKku ada di Purwokerto.
Tandanya aku harus mengurusnya.
Tak jauh memang. Aku berusaha semoga masih bisa bersekolah di Wonosobo. Ya karna sedari kecil aku sudah disini. Berat rasanya meninggalkan Kota Kelahiranku ini.

Hari itu aku mendapatkan kabar dari Gavin. Dia menanyakan bagaimana hasilnya. Dan aku memberi tahu bahwa aku akan ke Purwokerto untuk mengurus kartu keluarga ku.
"Kabari saja kalau mau ketemu atau butuh bantuan." begitu kata Gavin.
Yaaaa. Aku mau ketemu. Mau liat senyum cuekmu. Semoga bisa ketemu yaa.
Lagi-lagi aku berkhayal. :")

Keesokan harinya, aku berangkat ke Purwokerto. Meninggalkan Kabupaten Wonosobo tercinta ini. Sudah banyak kenangan yang ada di sini. Aku memberikan kabar kepada Gavin.

"Hay, aku bentar lagi berangkat ke Purwokerto."

"Hati-hati."

Dan hanya itu jawabannya. Ya mungkin karna masih pagi. Dia masih ada di sekolah. Aku memaklumi hal itu.
Pukul 1 siang aku sudah berada di Purwokerto. Akhirnya aku bertemu bunda. Ternyata bunda sudah mengurus Kartu Keluarga yang akan dilegalisir. Alhamdulillah, untung bunda peka hehe. Aku diajak ke kantor bunda. Maklum belum jam pulang kerja. Jadi mau tidak mau aku harus ikut ke kantor bunda. Bunda bekerja di salah satu Hotel Ternama di Kabupaten Banyumas. Aku memilih untuk duduk di area kolam renang dan mencari informasi tentang sekolah.

Papahku menelponku.
"Hallo assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Kakak, itu udh fix zonasi. Coba langsung cari aja informasi sekolah di Purwokerto."

"Okey pah. Nanti kakak tanya bunda juga."

Telepon itu langsung dimatikan. Maklum saja papah bisa dapat informasi begitu. Papah kerja disalah satu TV Swasta di Indonesia. Ya walaupun berita itu pasti langsung tersebar setelah papah menutup teleponnya.

Sedikit pahit rasanya. Melihat kenyataan harus pindah dari Kabupaten Wonosobo. Ya sudahlah. Yang penting sekolah buat gapai masa depan. Toh disini bisa sambil ngembangin potensi non-akademik nari dan modeling. :)
.
.
.
Gimana?
Penasaran lanjutannya?
Bantu like, comment dan share ya ❤
Kalian adalah semangat author untuk menulis ❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENANTIAN BERHARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang