2

3.7K 211 0
                                    

Aku dan adik laki-laki ini berjalan ke koridor untuk dipertemukan dengan siapa pembeli kami. Seperti layaknya tahanan, tangan kami diborgol bergandengan memastikan siapapun dari kita tidak akan ada yang melarikan diri. "DIPERCEPAT JALANNYA! SAYA GIRING MANUSIA BUKAN SIPUT!" kata penjaga itu teriak pada kami. Kami memang bukan siput, tapi rasa ketakutan kami memperlambat langkah kami. Suaranya memekikkan telinga membuat adik ini ketakutan dan gemetar. Rantainya bersambungan denganku, aku bisa merasakan getarannya. Aku menoleh ke arahnya, dan mencoba tersenyum mengisyaratkan semua akan baik-baik saja tapi aku saja tidak yakin sama apa yang terjadi nanti.

Kami sudah masuk kedalam ruangan dimana banyak sekali penjaga, seorang laki-laki gemuk yang duduk dengan menaikan kakinya dan mengisap cerutunya. "bagaimana? Kualitas bagus kan? " katanya, "tidak, tapi tidak buruk juga." Kata saudagar itu, saudagar yang membeli kami. "baik, kalau gitu kita bisa mulai transaksinya, anda bisa membawanya langsung tanpa harus menunggu lagi." Kata laki-laki gendut itu dengan semangat karena uang sebentar lagi akan mengalir kepadanya. Saudagar kaya itu mengisyaratkan asistennya untuk menaruh koper itu di tengah mereka berdua. Isinya adalah uang penuh tanpa terlihat celah koper. "YA, YAA HAHAHA. CUKUP MEMUASKAN! UANGNYA BANYAK!" Kata laki-laki gendut itu, ekspresinya seperti anjing yang menunggu diberi makan majikannya, air liurnya menetes saat melihat uang, matanya hanya terpaku pada uang yang ditawarkan. Terlihat sangat menjijikan. Transaksinya selesai dan kami ditarik keluar masuk ke dalam mobil yang cukup mewah. Adik laki-laki ini ketakutan, aku tau jantungnya seperti mau meledak. Sepanjang perjalanan aku memegang tangannya berusaha membuatnya tenang.

Aku dan adik laki-laki ini tetap merunduk saat memasuki rumah saudagar kaya yang sangat besar ini. Aku tidak berani melihat sekeliling, benar benar ketakutan. Seseorang berdiri tidak jauh dari kami, kami bisa merasakan auranya. Aura saudagar kaya yang membeli kami, mengeluarkan kami dari neraka jahat itu.

"aku tidak perlu mengatakan selamat datang untuk kalian, tapi sebagai impresi baik aku akan menjamu kalian dengan baik hari ini." suaranya husky rendah namun menggoda, aku seperti pernah mendengar suaranya. Suaranya tidak asing, namun aku tidak bisa mengingat jelas dimana aku mendengar suara itu. Tatapan ku tetap turun kebawah, aku sangat takut. "kalian bisa membersihkan diri terlebih dahulu." Katanya melanjutkan, dia tersenyum aku bisa merasakannya walaupun aku ketakutan. Pelayan mengantarkan aku dan adik di kamar yang terpisah. Kami membersihkan diri kami masing-masing dan berkumpul untuk perjamuan pertama kami dengan majikan kami.

Semua makanannya sudah tertata rapi diatas meja. Ini pertama kalinya adik melihat makanan sebanyak ini dan terlihat enak. "waah! Banyak banget!" katanya tidak sabar mencicipinya satu-satu sedangkan aku masih menunduk ketakutan dan terlihat tidak nafsu makan. Saudagar itu tersenyum, "makanlah. Ini semua untuk kalian." Katanya dengan senyuman. Adik sangat menikmati makanannya, pertama kalinya memakan makanan seenak ini, terlihat sedikit rakus. "omong-omong siapa namamu?" tanya saudagar itu, "donghyuk, biasanya orang memanggilku haechan." Jawab adik laki-laki itu. "kalau kamu?" tanya saudagar itu padaku. Aku terkejut, tidak bisa menjawabnya, panik. "noona ini namanya Hyesoo. Dia perempuan yang baik." Jawab Haechan dengan semangat dan senyuman, "maaf haechan, yang aku tanya dia." Tatapannya berubah, suasananya hening dan berubah dingin. Haechan merunduk, dia menjadi sedikit takut. "Haechan, makanlah. Tidak apa-apa. Aku akan berbicara padanya nanti" Katanya tersenyum penuh arti. Aku tetap merunduk dan semakin merunduk, Haechan melihatku dan memegang tangan ku.

Firasatku mengatakan ini baru akan dimulai. 

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang