20

936 76 0
                                    

Aku diterbangkan kembali ke Seoul. Namun kali ini aku berpulang bukan kerumah Jaehyun, maupun Doyoung. Apartmen Haechan yang jauh dari 2 rumah itu. Haechan dibantu oleh Winwin, asisten pribadi Jaehyun. dia yang mencarikan apaertemen jauh dari dua rumah jahat itu. Kami sampai dengan selamat. Haechan membantu ku masuk ke dalam, dia tau wanita hamil tidak bisa terlalu lelah, tidak baik untuk janinnya. Namun, Haechan tidak percaya semua ini dia masih bergelut dengan pikirannya. "Noona, mau menceritakan semuanya?" kata Haechan. "aku tau ini kesalahan noona, noona tidak bisa menjaga diri noona. Noona sudah melanggar janji dengan mu." Aku menangis, anak ini juga tidak mau diakui Jaehyun. Terus aku mesti apa? Haechan tidak habis pikir dan memukul tembok. "sekarang noona mau berbuat apa?" kata Haechan menahan semuanya, dia tidak bisa berlaku kasar di depan Hyesoo. Aku hanya menggeleng, aku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menangis.

Dia duduk di depanku, memegang pipiku. "noona, sesuai janji Haechan ke noona. Sekarang kita sudah bebas, noona gak perlu khawatir apapun." Kata Haechan, "kita akan hidup seperti biasa, tidak ada gangguan mereka." Tambahnya. Dia melihat perutku yang belum membesar, "Haechan mau bertanggung jawab atas anak noona. Noona gak akan sendirian merawatnya." Kata Haechan. Haechan yang ku kenal, sekarang sudah berubah menjadi orang yang dewasa. Cuma dia yang aku percaya sekarang, hanya dia yang aku punya. Namun tetap, aku masih menginginkan jaehyun sebagai ayahnya, Ayah kandungnya.

***

"HYUNG! HYESOO GAK ADA DI KAMARNYA!" teriak Jaehyun. Yuta membelalakan matanya, bergegas ke kamar. Hyesoo benar-benar tidak ada di kamarnya. Jaehyun benar-benar frustasi lebih dari masalah yang ada di kantornya saat dia kembali ke Seoul. Yuta melihatnya, Jaehyun masih bingung antara memilik cintanya atau urusan balas dendamnya pada keluarga Kim. "Hyesoo-ah kamu dimana..." kata Jaehyun khawatir. "Besok kita akan mengurus semuanya. Jangan khawatir, kita akan menyelesaikan semuanya." Kata Yuta. Walaupun dia tau akan bahaya bagi dia dan anaknya kalau terus bersama dengan Jaehyun. Dia harus pergi yang jauh.

"kenapa semua jadi begini sih?!" Jaehyun frustasi, benar benar mengeluarkan airmatanya. Hyesoo gak boleh pergi dari pandangannya. Dia seperti seorang anak kecil yang mencari ibunya. Yuta juga tidak bisa berkata apa-apa kalau dia sedang seperti ini. susah untuk mengatakan nasihat kalau dia ujungnya tidak akan mendengar. "Jaehyun, istirahat." Kata Yuta hanya itu saja dengan muka yang ingin menghajarnya kalau dia tidak mau menurut. Jaehyun menurutinya dengan terpaksa.

Keesokan harinya, kejadian yang tidak biasa terjadi. Yuta masuk kedalam kamar Jaehyun yang tidak terkunci. Dia dalam keadaan menggigil dan demam. "Imonim, panggilkan dokter sekarang." teriak Yuta dari kamar. Kelihatannya dia sangat menderita dan mencari Hyesoo, untuk apa? Disiksa lagi?.

***

"Noona?" panggil Haechan saat aku sedang melamun, entah apa yang ada pikiranku. Aku benar-benar tidak nafsu makan. Aku masih tidak bisa membayangkan penolakkannya kemarin. Selain itu apa yang sedang Jaehyun lakukan? maaf, tapi aku merindukannya. Perasaanku mengatakan dia tidak dalam keadaan baik, aku harap ini hanya perasaanku. "noona!" teriaknya membuat aku terbangun dari lamunanku. Aku terkejut dan memandangnya, dia sangat khawatir dengan aku yang sering sekali melamun. Sama saat aku berada dalam tahanan. "maaf, aku sedang tidak enak badan sekarang." aku beranjak dari dudukku. Aku tidak bisa melihatnya sedih mengkhawatirkanku.

Seperti biasa aku duduk dipinggir kasur, bedanya tidak ada jendela. Aku tidak bisa melihat keluar, aku merasa tidak ada harapan dalam hidupku. Harapan untuk bertahan, harapan untuk hidup bahagia. Ah? Aku merasakan sakit, perutku sakit. Seperti ada yang keluar dari bawah tubuhku. Aku kenapa? Aku ingin minta tolong, ini terlalu sakit. "aw..." Aku hanya mengerang kesakitan, aku melihat kebawah ku, aku berdarah. 

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang