24

828 69 0
                                    

Sampai kapanpun, bahkan sampai kepalanya terpenggal pun. Keluarga mereka akan tetap pada masalah. Kabarnya terdengar sampai telinga keluarga Kim. Kalau sekarang Tuan Kim melawannya, itu tidak akan mungkin menang, dia terlalu kuat untuk dilawan.

"Selamat malam, Tuan Kim." Kata Jaehyun. Keadaannya panik, pandangan Jaehyun sangat bengis. Walaupun berbalut busana elegan dan elit. "bunuhlah aku!" kata Tuan kim, seraya dia tau dia akan dibunuh. "heol! Tidak, tuan Kim. Kalau aku membunuh tuan Kim, aku bisa masuk penjara." Kata Jaehyun tersenyum miring. "apa mau mu?" kata Tuan Kim, keringatnya sebesar biji jagung dan dingin. Dia diambang batas kepanikkannya. "hmm? Tuan Kim kenapa? Kurang enak badan?" kata Jaehyun. Dia mengangkat tangannya memanggil seorang pelayan. "pelayan, bisa kah kau buatkan susu coklat panas? Untuk tuan Kim, tamu spesial pada malam hari ini." kata Jaehyun. Minuman itu dibawakan, "minum!" satu suruhan dan minumannya habis dalam sekejap oleh tuan Kim. "Tuan haus ternyata, maafkan aku karena aku tidak peka." Kata Jaehyun. "seharusnya memang aku lebih harus memperhatikan tuan Kim lebih lagi. Aku ingin berterima kasih atas kedatangan tuan Kim ke rumahku saat itu." Kata Jaehyun.

Matanya terbelalak. Dia panik, dia tidak tau apa yang harus dilakukan. Tuan Kim dalam keadaan benar benar terpojokkan. "tuan, butuh apa lagi? aku ingin berterima kasih saja. Makanya saya menjamu tuan disini." Dia tersenyum. "SAYA TIDAK MAU DIJAMU OLEHMU! DASAR KEPARAT!" teriak tuan Kim. Muka Jaehyun terkejut, "hmm? Saya terkejut. Ini perjamuan formal dan anda mengucapkan kalimat yang kasar. Bahkan kelakuannya seperti anjing." Kata Jaehyun. Tuan Kim tidak terima, dia masih dalam ketidak tenangannya. "omong-omong, saya suka sama anjing. Saya memelihara banyak anjing di halaman belakang saya. Mau tau untuk apa?" kata Jaehyun. Tiba-tiba jantung Tuan Kim merasa sakit, dia mengerang kesakitan. "hey, saya belum selesai bicara. Setidaknya dengarkan dulu!" katanya. Jaehyun mencekik Tuan Kim, "untuk dimakan, dagingnya enak loh. Kau mau coba?" katanya dan tersenyum.

Jaehyun keluar dari restoran itu, melepaskan sarung tangannya. "Johnny, tolong urusi sisanya." Kata Jaehyun. Johnny hanya menunduk hormat. Jaehyun langsung masuk kedalam mobil dan kembali ke rumahnya. "anjing liarnya mati. Padahal aku baru ingin memeliharanya, kurang seru. Kira-kira siapa lagi ya?" kata Jaehyun dan semakin lama tersenyum dalam pikiran jahatnya.

"HAH!" Jaehyun membanting koran yang dibaca. "ternyata masih ada penerusnya. Ho! Masih! Anak perempuannya kan? Mungkin dia bisa jadi korban setelah ayahnya." tanya Jaehyun dengan senyum semringah. Muka Johnny tidak suka, "Johnny, kau sakit? Kenapa?" kata Jaehyun. "jangan pernah menyentuh anak perempuannya, Jaehyun. Dia tidak ada hubungannya." Kata Johnny. "LOH! Kok kamu bela dia? Kenapa dengan anak perempuannya? Pasti ada sesuatu." Kata Jaehyun menghadap Johnny. Jaehyun menonjok Johnny di pipi kirinya, menendang perutnya, menginjaknya brutal, Johnny dalam keadaan tidak sadarkan diri. "keluar, aku masih membiarkan kau hidup. Jangan pernah menginjakan tempat ini lagi." kata Jaehyun.

***

Ting tong!

"iya sebentar!" kataku. Aku bergegas ke pintu depan, membukakan pintu. "Hyesoo-ya?" seorang laki-laki itu berdiri di depan pintu. Aku terkejut, aku tidak ingin melihatnya. Aku tidak ingin hidupku terancam lagi. aku mau hidup tenang. aku menutup pintu dan tidak membiarkan dia masuk. "Hyesoo dengarkan aku dulu." Kata laki-laki itu, "Hachan bilang tidak boleh ada yang masuk ke dalam apartemen ku, bahkan kau yang katanya seorang kakakku." Kata Hyesoo. "dengar! Bahkan aku datang  atas izin Haechan." Katanya lagi menahan Hyesoo tanpa mendorongnya.  

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang