8

1.9K 125 1
                                    

"Tuan, hari ini mau makan apa?" tanyaku kepada Jaehyun, "kamu niatnya masak apa?" tanya Jaehyun padaku. "hmm..." aku menorehkan kepalaku miring, berpikir ingin masak apa. "lucu..." kata Jaehyun melihatku dan tersenyum. "kenapa Tuan?" tanyaku kembali, "ah gak... gak masalah. Masaklah sesuai yang kamu mau... aku akan makan apa saja buatan kamu." Katanya sambil tersenyum dengan lesung pipinya. "baiklah tuan." aku lekas ke dapur, memasakan sesuatu untuk Tuan. Beberapa hari terakhir sikap tuan kepadaku sangat manis, setiap kali aku mengingatnya aku jadi senyum sendiri, berdebar debar rasanya kalau melihat Tuan senyum. Senyum dengan lesung pipinya itu sangat manis, lebih manis dari madu.

Aku juga tidak menyangkali lagi kalau aku suka pada Tuan. Entah kenapa aku tidak pandai menyembunyikan apa yang menjadi perasaanku. Namun aku bisa menahan apa yang aku ingin karena aku tidak bisa berekspetasi tinggi. Kalau diingat, aku hanyalah budak yang dibeli sedangkan dia adalah seseorang yang penting dalam perusahaan.

"sudah selesai masaknya?" dia berada di belakangku, aku terkejut. "ah, Tuan.. maaf keterlambatannya. Sebentar lagi akan jadi kok." Kataku, dia memelukku dari belakang, "kam tau kan aku tidak suka menunggu?" katanya dengan nada menggoda. Pipiku memerah, "maaf tuan, aku akan menyediakannya sebentar lagi." Kataku panik dan salah tingkah. Dia melepaskanku dan membiarkanku kembali bekerja.

Makanan sudah disediakan diatas meja, aku puas dengan hasil masakanku kali ini. dia menyantapnya dengan lahap, dia tersenyum atas apa yang sudah ku kerjakan. Aku salah tingkah, aku tidak bisa melihatnya lama-lama. Dia terkekeh kecil karena tingkah lakuku. "Hyesoo, abis sarapan. Datang ke kamar ku ya." Kata Jaehyun, "ah, baik Tuan." Aku mempercepat makanku, dia memegang pundakku dan membisikkan ku, "pelan-pelan sayang, nanti kesedak. Aku akan menunggu kok." Kata Jaehyun. Pipiku terus memerah, rasanya aku mau meledak.

"Hyesoo, besok aku akan pergi ke Guangzhou untuk beberapa hari." Kata Jaehyun kepadaku, hati ini cukup berat ketika dia berkata dia akan pergi untuk beberapa hari. "aku akan membawakanmu hadiah kalau aku sudah kembali." Dia menangkup pipiku, sangat manis sekali. "iya tuan, aku akan tetap menunggu." Aku tidak berani lihat wajahnya. "jangan buka pintu untuk siapapun. Aku akan selalu memantaumu dari sana." Dia melarangku dengan cara yang lucu, aku ingin tersenyum. "baik Tuan.", aku menahan senyumku. "tersenyumlah sayang, aku tau kamu ingin tersenyum." Katanya menggodaku. Aku tersenyum, "cantik kalau tersenyum." Katanya mengelus kepalaku. "tersenyumlah hanya untukku. Senyum kamu milikku, ingat itu." Tambahnya, "baik Tuan." Kataku. "Good girl." Dia mengambil daguku dan mencium bibirku.

Rasanya seperti ada di atas menara yang tinggi dan dijatuhkan dari sana, itulah perasaanku saat bibir kami bersentuhan, dia melumat bibirku, bermain dengan isi mulutku. Ciuman kamu menjadi sangat panas, walaupun aku kehabisan napas, aku tetap masih bisa bertahan. Aku seorang budak, iya. Budak cinta Jaehyun.

Malam ini aku merasa sangat dicintai Jaehyun, kita menghabiskan waktu bersama, bercinta, sebelum dia pergi ke Guangzhou. Tidur kami agak cepat, karena permainan kami juga membuat kami lelah pada akhirnya, dalam keadaan tidak berbusana kami tidur di kamar Jaehyun. Aku terbangun dalam tidurku, membalikkan badanku mengarah pada Jaehyun. Dia masih memelukku dan terlelap sekali. Mukanya sangat serius saat tidur, dia membenarkan posisi pelukannya menjadi lebih kencang. "aku tau kamu terbangun sayang." Dia menyembunyikan mukanya di dadaku. "maaf Tuan, aku terbangun tiba-tiba." Kataku. "Hyesoo..." panggilnya, "iya Tuan?" tanyaku , "berjanjilah kepadaku, selama aku tidak ada kamu tidak boleh menemui siapapun, kamu tidak boleh bertemu dengan siapapun." Katanya kepadaku. Dia sedang dalam sesi manjanya. "baiklah Tuan, sesuai permintaanmu." Kataku, memberanikan diri mengelus kepalanya Jaehyun. "Yuno, panggil aku Yuno." Lanjut permintaannya. "ah? Hmm.. baik Yuno." Kataku sambil salah tingkah. Dia memunculkan kepalanya dan mencium bibirku lagi, dia menguras semua energiku sampai aku tertidur lagi. 

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang