19

899 74 3
                                    

Perutku tidak enak, aku sering bolak balik kamar mandi. Bahkan aku tidak bisa memasukan makanan apapun ke mulutku. "Hyesoo, kamu tidak apa-apa?" Yuta Oppa kelihatan khawatir dengan kondisiku. "hmm, aku tidak kenapa-kenapa. Sepertinya aku hanya butuh istirahat." Kataku. Aku berusaha beristirahat dengan tenang, kalau dipikir-pikir 2 bulan aku lewat menstruasi. Jangan-jangan? "Oppa..." panggilku, "iya, kamu butuh apa?" katanya dengan sedikit khawatir. "Oppa disini sedia test pack?" tanyaku

Sebenarnya aku khawatir dengan hasilnya, aku duduk di ruang tamu dengan muka yang sedikit suram. Aku senang tapi aku juga sedih, ini anak Jaehyun yang ku buat diluar ikatan pernikahan. Jaehyun mau menerima anak ini? "jadi kamu sudah melakukannya dengan Jaehyun." Kata Yuta Oppa, dia tidak senang mendengarnya. Serasa bencana akan datang sebentar lagi. kapan Jaehyun akan pulang, apa yang akan terjadi nanti? "Jaehyun apa kabarmu?" kata Yuta dalam telepon, "baik, semua berjalan mulus dan terkendali sepertinya aku akan kembali ke Osaka besok." Kata Jaehyun. "hmm , baik lah cepat kemari." Kata Yuta. "kenapa Hyung?" kata Jaehyun. "dengarkan katanya, kalau kau sudah sampai sini." Kata yuta, suaranya sedikit sedi dia mematikan teleponnya. "dia akan kemari besok." Katanya. "baiklah." Kataku sebenarnya perasaan senang bercampur sedih, besok adalah hari ulang tahunnya juga, bertepatan dengan valentine.

Mobil Jaehyun sampai di depan rumah, dia tersenyum dan memeluk Yuta Hyung. "Jangan pernah kamu melukai Hyesoo." Kata Yuta, "wah, ada apa ini? pesaing baru?" kata Jaehyun. "cih! Dengarkan saja. Aku juga tidak ingin mengambilnya darimu. Itu jatahmu." Kata Yuta. "hmm?" dia menatapku bingung. Dia menuju ke kamarku, seperti biasa dia mendapatkanku melihat keluar jendela. Dia memelukku dari belakang, aku mencium baunya. "aku pulang sayang." Kata Jaehyun, "Aku mencium baumu... aku senang kamu pulang." Kataku, dia mencium keningku. "Yuno, selamat ulang tahun." Kataku memberikat sekotak kado. "wah, apa ini..." kata Jaehyun penasaran dan langsung membukanya. "aku sengaja, aku merajutnya sendiri..." kataku, terdapat syal rajut dan sebuah test pack yang menunjukan 2 garis biru. Wajahnya tidak tersenyum sama sekali.

"Masalah belum selesai, disini sudah ada masalah!" kata Jaehyun. "aku sudah bilang jangan melukai Hyesoo!" kata Yuta. "tapi aku belum siap! Aku gak bisa menerima semua ini!" kata Jaehyun. "LALU KENAPA KAU MENGAMBIL KEHORMATANNYA?! Kau benar-benar keterlaluan." Kata Yuta. Jaehyun tidak bisa berpikir jernih. "Dengar, disini aku bersikap netral dan sedikit berada di posisimu. Aku bisa melihat siapa yang salah, kalau kau tidak mau menerima anak itu, berarti kau sudah siap kalau dia dikembalikan." Kata Yuta. "HYUNG! JANGAN PERNAH MENYENTUH HYESOO!!" kata Jaehyun, menarik tangannya lalu menonjok pipinya. Jaehyun kalah cepat dan dia menerima tonjokan pipi dari Yuta. "dan ingatlah kalau aku lebih kuat dari padamu." Kata Yuta memperingati Jaehyun.

Ya kan, aku terlalu percaya diri atas apa yang aku lakukan. Aku tidak pantas mendapatkannya. Aku menampar diriku sendiri, agar sadar kalau aku hanya pembantu. Kalau aku dilecehkan bukannya itu tugasnya? Bagaimana dengan anak ini? aku harus apa?

Malam ini aku tidur sendiri, aku tidur dikamarku dengan jendela yang terbuka. GRUSUK GRUSUK!! Aku bangun dan melihat siapa yang masuk. "ssst, jangan bersuara noona." Suaranya aku kenal, Haechan?! Dia membawaku keluar dari rumah ini lewat jendela. Aku masuk ke dalam mobil, dia menarikku. "ayo cepat noona..." katanya dengan suara berbisik. Aku dibawa pergi. "Haechan, ini mau kemana?" kataku, "sudah tenang saja. Noona akan baik baik saja. Yang penting berjalanlah agak cepat!" kata Haechan. "tidak bisa..." aku merintih, "kenapa?" kata Haechan.  Dia melihat kearahku, aku memegang perutku. Dia membelalakkan matanya. 

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang