17

1K 70 0
                                    

Jaehyun tidak pernah berhenti berjalan bolak-balik. Dia sangat khawatir dengan apa yang terjadi di perusahaannya. "Jelaskan kenapa bisa seperti ini, Jaemin!" dia benar-benar frustasi. "awalnya aset kita berkurang normal, saya pikir ada yang sedang memakai keuangan. Tapi semakin lama grafik aset semakin turun dan mengambil 3/4 dari yang kita punya." Kata Jaemin, "Jeno, lacak siapa penyebab ini semua." Kata Jaehyun menyuruh Jeno untuk melacak keberadaan pencuri uang itu. "Lee Taeyong, aku membutuhkanmu. Bisa ke ruanganku?" kata Jaehyun di telepon.

"kau yakin mencurigai Kim Doyoung?" kata Taeyong, "itu target pertamaku, aku masih belum pasti. Kalau itu benar aku masih tidak tau permasalahannya kenapa." Jaehyun memegang alisnya, mengurutnya secara perlahan. "aku menaruh kecurigaanku pada Kun." Kata Taeyong. Kun, dia kemana. "berikan aku alasannya." Kata Jaehyun, "apakah ada alasan tertentu, kenapa kau percaya padanya?" balik bertanya. "bahkan dia tidak mengenal perusahaan Kim sebelum aku..." kata Jaehyun terpotong dalam suatu cuplikan ingatan,

"Wah makanannya enak nih!" kata Jaehyun. "hmmm, ini masih kurang bumbu, aku akan mengambilnya di dapur, jaga ya jangan sampai terbakar." Kata Kun, saat Kun mengambil bumbu, dia melihat ruangan hitam yang berada di dekat dapur. Pernahkah sekali kamu penasaran dengan isi ruangan tersebut? Biasanya Jaehyun melarang semua orang masuk ke dalam beberapa ruangan termasuk ruangan itu. "pintunya tidak terkunci." Kata Kun, Kun memberanikan diri masuk ke dalam ruangan itu. Berkas-berkas penting tentang perusahaan Jung. Mungkin tidak terlalu berguna. "hmm?" kun menginjak suatu amplop yang bahkan belum dibuka oleh siapapun.

To Mr Jung,

"Kun?" teriak Jaehyun dari pintu ruangan belakang, "Bentar lagi mateng, ini harus gimana ya?" tanya Jaehyun dari luar. Kun mengambil suratnya, keluar dari ruangan itu. "Kun, ini masih mau di bumbui lagi?" kata Jaehyun, "tidak usah kayaknya." Kata Kun berusaha menyembunyikan sesuatu. "hmm, kenapa?" tanya Jaehyun. "tidak! Ayo makan." Dia mengambil ikan bakar itu dan menyajikannya. Saat itu Kun menunjukan gerak gerik yang aneh.

"Kun, kamu mau masuk jurusan apa?" tanya Jaehyun, "Magister Teknik Informatika." Katanya, "Waw, keren. Kata Jaehyun. "Tapi bukannya kamu mau masuk Jurusan kriminologi?" tanya Jaehyun, Kun mendadak panik, dia tidak bisa menyembunyikan apapun kalau sedang bersama Jaehyun. Jaehyun adalah orang yang bengis bahkan saat dibangku sekolah. Kun bisa menjadi teman Jaehyun karena ada keahlian dalam diri Kun. Jaehyun sangat memilih benefit mana yang lebih untuk dijadikan kawan. Ambisi dia kuat untuk membunuh Lawannya. "Tapi ya sudahlah, lagian itu pilihanmu. Jangan sampai menyesal ya! Kita akan sukses bersama!" kata Jaehyun.

Jaehyun sekarang menyesali semua ini, ternyata kebodohan untuk percaya pada orang lugu seperti Kun tidak bisa dianggap remeh. "sekarang juga aku akan meluncurkan perlawanan dan memberinya pelajaran. Beraninya bermain dengan Jung Jaehyun" Kata Jaehyun.

"hi pal! Kau kenapa? Ku dengar kau dalam masalah." kata Kun dalam telepon, "huh? Siapa bilang? Justru aku mengalami peningkatan besar-besaran. Datanglah aku sedang ingin menjamu temanku. Aku mau mengajakmu makan di restoran." Kata Jaehyun.

Semua sudah siap, Jaehyun berangkat menuju restoran berbintang, tempat para orang-orang elit yang benar-benar dijaga ketat. Kelebihan dari restoran ini adalah sekuritas yang tinggi mulai dari makanannya, pengamanan pengunjung, dan lain-lain. Dalam otak orang elit biasanya memiliki pemikiran yang tidak terduga, restoran ini tidak mau menjadikan tempatnya sebagai lokasi pembunuhan para orang elit lainnya. 

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang