CHAPTER 10. Kissmark

13.1K 683 90
                                    


Sepulangnya Damian dari perusahaannya, pria itu menghampiri kamar gadis yang sudah berstatus sebagai wanitanya. Ava terlihat duduk termenung di dekat jendela tanpa menyadari kedatangan Damian.

Namun, tidak menunggu waktu yang lama, Ava menyadarinya. Gadis itu menoleh dan membalas tatapan Damian yang terlihat tajam seperti biasanya. Dengan gaun mini pemberian Damian, Ava terlihat sangat menarik. Sejujurnya Ava jarang sekali memakai gaun seperti ini jika bukan untuk acara tertentu. Ava lebih suka memakai jeans ketat dan kaos oblong beserta Hoodie Favoritnya.

"Kau sudah kembali," kata Ava tetap berada di tempatnya.

Damian meletakan jas dan menggulung kemeja panjangnya sebatas siku. Entah kenapa, Damian terlihat sangat seksi saat melakukannya. Dan Ava dibuat terkesima. 

Pria itu mendekat, dan berdiri tepat di hadapan Ava. "Mau menemaniku minum?"

"Dan mabuk lagi?"

"Tentu saja aku akan membiarkanmu jatuh di pangkuanku lagi jika sampai itu terjadi, Sugar."

Ava tersenyum kecil, selanjutnya Ava kembali terdiam.

"Apa kau tidak ingin menyambutku?"

"Menyambutmu?"

"Aku selalu mendapatkan ciuman manis saat kembali dari pekerjaanku,"

"Apa semua wanitamu melakukan hal seperti itu sebelumnya?" Damian mengangguk santai.

"Bukankah itu lumrah terjadi?"

Ava menghela napasnya. Namun ia menuruti perkataan Damian. Gadis itu mendongak dan menatap Damian yang berdiri tepat di hadapannya. "Kau terlalu tinggi..." gumam Ava. "Bisakah kau—"

Sebelum Ava melanjutkan permintaannya untuk meminta Damian sedikit menunduk, Damian lebih dulu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, menarik Ava sehingga gadis itu terjatuh di atas tubuhnya dengan sempurna. "Aku terlalu lelah untuk berdiri hanya untuk melakukan ciuman denganmu, Sugar."

"Kau bilang—" Ava menggigit bibirnya. Ia begitu terkejut dengan gerakan Damian yang begitu mendadak. Dan berada di atas Damian seperti ini, membuat pikiran Ava yang tadinya sedang memikirkan masalahnya menjadi lupa dengan masalahnya. Yang menjadi masalahnya sekarang adalah, jantungnya dengan kurang ajar berdebar tidak karuan. Pria itu begitu dekat dengannya, sehingga aroma mint yang keluar dari mulut Damian terasa menyeruak ke indera penciuman Ava. Begitu wangi dan menyegarkan. Ava belum pernah sekalipun tidak mencium aroma wangi di tubuh Damian. Pria itu terlalu wangi, dan...memabukkan pastinya.

Melihat Damian yang tidak berniat menjawab keluhannya, akhirnya Ava menyerah. Ia berurusan dengan pria yang jauh lebih dewasa darinya. Tentu saja, pria itu pasti tidak menyukai masalah sepele seperti ini.

Ava mengecup pipi Damian dengan cepat. "Selamat datang." Katanya tersipu.

"Hanya seperti itu?" Alis Damian mengkerut. "Dan selamat datang?"

"Kau menyuruhku untuk menyambutmu, dan mmmh—"

Lagi-lagi, belum sempat Ava melanjutkan kalimatnya Damian lebih dulu mendominasinya. Pria itu menarik rahang Ava dan mencium bibir Ava dengan lembut. Ava tidak bisa menggerakan tubuhnya karena pria itu mengunci pinggulnya dengan kedua kakinya. Dan Ava merasa ada gundukan besar yang telah mengeras di bawah perut Ava saat pria itu terus menerus melumat bibirnya dengan menuntut.

Ava melenguh saat tangan kanan Damian mengangkat dresnya dan dengan tiba-tiba meremas bokong Ava. Ia hampir saja berteriak, akan tetapi bibir Damian terus menguncinya, membuat Ava kualahan dan sedikit sulit untuk bernapas.

"Tung—" Ava mencoba berontak. Akan tetapi, sepertinya sia-sia. Damian terus aja menuntut bibirnya, melesakan lidahnya ke rongga-rongga mulut Ava. Memaksa Ava untuk menyambut lidahnya yang terus bergulir di dalam mulutnya.

LITTLE SUGAR (21+)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang