CHAPTER 12. Don't fall In Love

16.2K 640 73
                                    


Ava merintih saat Damian menggunakan punggungnya untuk menopang kedua kaki Ava. Pria itu berada dibawah Ava, mengusap inti kewanitaan Ava dengan jari jemarinya dengan perlahan. Dan saat lidah Damian menyentuh inti kewanitaannya, Ava melengking dan semakin melingkarkan kakinya di leher Damian.

Pria itu dengan mahir mencium dan menjilat milik Ava dengan sangat lembut sehingga gadis itu sedikit menggelijang saat Damian melakukan hal yang sama untuk ia lakukan berulang-ulang. Ava kembali merintih saat janggut Damian yang berambut menggesek-gesek organ intimnya. Ini menggelikan dan sakit, akan tetapi, Ava tidak bisa mengatakan apapun lagi selain desahan yang ia keluarkan dari mulutnya.

Mulutnya menganga saat lidah Damian mempercepat ritmenya dengan mengeluar masukan lidahnya dengan cepat ke dalam miliknya. Pria itu mengisap, memutar-mutar dengan lihai di bawah sana dengan lidahnya. Ini memalukan,

Ava menjambak rambut Damian dengan kuat saat ia tidak bisa lagi membendung gairahnya. Tubuhnya yang kecil bersandar pada cermin besar yang ada di belakangnya. Sesekali Ava dibuat menggelijang kembali dengan sentuhan Damian. Ia sudah lupa dengan kemarahannya hari ini pada Damian, ia sudah lupa jika dirinya datang kemari untuk melupakan perjanjian yang telah Ava dan Damian buat. Dan Ava sudah lupa, jika ia baru saja patah hati karena seorang Heater Franklyn.

"Hentikan...kumohon...hentikan..." rintih Ava. Tangannya menarik wajah Damian. Terlihat dari wajahnya, mereka sama-sama terengah dengan napas saling memburu. Keduanya sudah tidak bisa lagi menahan sesuatu yang bergejolak di dalam diri mereka.

Dengan gerakan cepat Damian berhasil melepaskan gespernya. Ava dan Damian kembali berciuman, bercumbu mesra di atas wastafel besar dengan cermin besar di belakan dan depan Ava. Mereka saling menikmati tubuh telanjang mereka dari balik cermin. Damian bisa melihat begitu mulus dan mungilnya tubuh Ava, dan Ava bisa melihat betapa berototnya dan kokoh tubuh Damian. Ava melihat bulu-bulu halus tumbuh di sekitar dada Damian, yang tumbuh menjalar ke bawah menuju kejantanan Damian.

Ah, sial. Kejantanan Damian sudah sangat keras dan tegang.

Ava sempat melihat milik Damian dengan dada naik turun. Begitu besar dan berotot. Jika saja Ava menyentuhnya, ia ragu harus menggunakan satu tangannya atau kedua tangannya untuk menyentuh dan menggenggamnya. Miliknya terlalu besar.

Damian kembali mengangkat tubuh Ava. Pria itu menyalakan shower, dan membiarkan tubuh keduanya basah karena guyuran air yang mengalir. Seharusnya Ava merasa kedinginan, akan tetapi berada di pelukan Damian dalam posisi seperti ini, membuat Ava merasakan panas yang luar biasa.

Damian menghimpit tubuh Ava, pria itu memegang kedua tangan Ava di atas dan menguncinya dengan satu tangannya. Damian bisa melihat air mengalir melewati wajah cantik Ava. Rambut Ava basah dan tubuhnya terlihat mengkilat seperti biasanya. 

Dengan gairah yang menggebu, Damian kembali menyerang bibir Ava. Pria itu mencium Ava tanpa memberikan sedikitpun ruang untuk Ava bernapas. Ciuman menuntut dari Damian seperti biasanya, membuat tubuh Ava semakin melemas.

"Aku akan memasukimu sekarang juga, Ava."

Ava melengking dan mendesah saat kejantanan Damian berhasil memasukinya tanpa kesulitan sedikitpun. Milik Ava sudah sangat basah dan siap untuk Damian masuki. Sekali lagi, Ava harus menutupi rasa malunya demi menikmati sentuhan Damian.

Oh, shit! Rasanya sangat nikmat!

Ava memejamkan matanya setiap kali Damian menghentakan tubuhnya bertubi-tubi. Damian telah melepaskan tangan Ava, dan sekarang tangannya melingkar di leher Damian. Ava memeluk Damian dengan erat saat sesekali Damian menghujamnya dengan begitu dalam. Kukunya menancap di punggung Damian sehingga pria itu sedikit merintih karena gerakan spontan yang Ava lakukan saat ini. Mungkin saja darah segar telah mengucur deras dari punggung Damian.

LITTLE SUGAR (21+)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang